Sekarang ini di Indonesia,
budidaya ikan air tawar memegang peranan penting sebagai salah satu sumber
protein bagi masyarakat. Sementara
budidaya laut merupakan salah satu usaha yang penting untuk pendapatan luar
negeri.
Budidaya ikan air
tawar terutama ikan Jelawat mengalami peningkatan produksi disemua negara
karena ikan-ikan ini memiliki nilai jual bagi pembudidaya untuk mendapatkan
uang dengan teknik sederhana dan investasi kecil.
Namun ada
beberapa kasus kematian pada tiap spesies yang berupa infeksi yang menjadi
kendala dalam budidaya. Pengendalian
penyakit ikan akan semakin penting dibandingkan sebelumnya karena usaha
budidaya akan menguntungkan bila penyakit ikan dikendalikan
Booklet ini disusun
agar pembaca dapat mengetahui gambaran umum penyakit ikan budidaya ikan air
tawar khususnya ikan Jelawat. Harapan
kami, panduan ini dapat menjadi petunjuk yang bermanfaat bagi siapa yang
melakukan budidaya dan dan pengendalian penyakit pada budidaya ikan air tawar.
Klasifikasi
Ikan Jelawat
Class : Pisces
Sub class : Tolestei
Ordo : Ostariophysi
Sub
ordo : Cyprinoidea
Family : Cyprinidae
Sub
Family : Cyprininae
Genus : Leptobarbus
Spesies : Leptobarbus hoevani
Nama
lain : Lemak, Klemak( Sumatra)
Manjuhan ( Kalimantan Tengah)
Jelawat (Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan timur)
Bentuk Tubuh
Ikan
jelawat mempunyai sisik yang besar- besar
ini mempunyai bentuk badan yang memanjang indah seperti torpedo dan
berenang sangat cepat. Reaksinya
terhadap sesuatu rangsangan dari luar cekatan.
Mulutnya lebarnya terletak di ujung moncongnya agak ke bawah, dan dapat
dijulurkan ke depan seperti bibir- bibir ikan karper. Ikan jelawat mempunyai empat kumis.
Badannya berwarna coklat kehitam - hitaman di
bagian punggungnya, dan putih keperak - perakan di bagian perutnya, sedangkan
sirip- siripnya dan ekornya berwarna merah. Dibandingkan ikan karper, Ikan
Jelawat ini memang lebih menarik, karena bentuk tubuhnya yang gagah indah, dan
warnanya yang berseri-seri. Di waktu muda, pada sisi badannya ada garis hitam
yang memanjang dari kepala ke pangkal sirip ekor, tetapi kalau sudah tua, garis
itu hilang.
Habitat dan Makanannya
Sebagai ikan di sungai, ikan jelawat hanya
terkenal mendiami perairan bebas Kalimantan dan Sumatra, sedangkan pulau lain
tidak diketemukan. Tempat- tempat yang mereka senangi adalah bagian-bagian sungai yang
banyak tunggul yang terbenam dalam air atau bagian- bagian lain yang dinaungi
pohon besar, terutama pohon- pohon yang buahnya dapat mereka makan bila jatuh
ke air. Misalnya buah Tengkawang, bijinya banyak mengandung lemak, biji karet,
atau bunga- bunga di permukaan air seperti kambing menyikat rumput. Ikan
jelawat tergolong ikan pemakan segala- galanya, makanan antara lain umbi
singkong, daun pepaya, ampas kelapa, dan daging- daging ikan yang telah
dicincang.
Dari
bentuk tubuhnya yang memanjang seperti torpedo dapat diketahui mereka adalah
perenang cepat. Ikan jelawat beruaya ke
hulu pada setiap permulaan musim kemarau (Juni - Juli) kalau permukaan air
mulai turun. Sebaliknya, mereka akan beruaya ke hilir pada setiap permulaan
musim hujan (Desember - Januari) kalau permukaan mulai naik. Hal ini dilakukan oleh ikan- ikan sudah
dewasa.
Tempat-
tempat yang dituju saat beruaya ke hilir ini selalu bekas - bekas daerah kering
yang baru saja tergenang air. Di tempat
itulah terdapat makanan- makanan yang disukai. Dan mereka pun umumnya lebih
gemuk daripada di waktu-waktu lain diluar
musim hujan.
Pada
saat-saat jelawat beruaya inilah (umumnya
berlangsung pada malam hari) para nelayan menangkap secara besar- besaran. Memang pada saat - saat demikian ikan mudah
diketahui tempatnya, karena timbulnya julur - julur di permukaan liar.
Pematangan Gonad
·
Induk dipelihara dalam kolam khusus
berukuran 500-700 m2 penebaran 0,1-0,25 kg/m2
·
Selama pemeliharaan, induk diberikan pakan
pelet dengan kandungan protein 25-28%
·
Pakan diberikan sebanyak 3 % dari total berat
badan dengan frekwensi 2-3 per hari
·
Selain pelet diberikan juga pakan berupa
hijauan seperti daun singkong secukupnya
·
Lama pemeliharaan induk lebih kurang 8
bulan
· Induk yang
siap pijah diperoleh dengan cara seleksi
Pemijahan
Pemijahan jelawat dapat dilakukan secara alami dan buatan. Dalam
paket teknologi ini dilakukan pemijahan buatan.
1) Ciri induk matang gonad
·
Induk jelawat betina matang gonad dengan
ciri bentuk perut agak menggelembung ke arah anus, bila dipijit terasa lembut.
·
Induk jelawat jantan matang gonad dengan ciri sirip dada terasa
kasar, bila dipijit bagian testis mengeluarkan sperma. .
2)
Alat:
·
Jaring, hapa, serok, baskom, alat suntik, bulu ayam, corong
penetasan telur, akuarium, corong tetas artemia.
3)
Bahan
·
Induk jantan dan betina matang gonad
·
Hormon Ovaprim
4)
Metode:
·
Pemijahan secara buatan (induced breeding):
·
Induk terseleksi perlu diberok selama satu hari
·
Penyuntikkan dengan hormon ovaprim dosis 0,5 ml/kg/induk.
·
Penyuntikkan I pada induk betina 1/3 dari dosis dan penyuntikkan
II sebanyak 2/3 dari dosis.
·
Penyuntikkan pada induk jantan hanya satu kali bersamaan
penyuntikkan II pada induk betina.
·
4 - 7 jam setelah penyuntikkan II, induk sudah ovulasi dan dapat
dilakukan stripping.
·
Pembuahan telur dilakukan dengan
mencampurkan sperma dan telur di baskom plastik
·
Jika telur telah mengembang, siap untuk disimpan dalam wadah penetasan
Penetasan
· Penetasan
telur
dalam wadah inkubasi berbentuk corong dengan diameter 60 cm dan
tinggi 50 cm. Padat tebar 400 - 500 butir telur per liter
· Selama
penetasan air harus dijaga kualitasnya (O2 4 - 8 ppm; pH 7,0 - 8,0 ;
suhu 25 - 28 derajat 0C)
· Pada suhu
air 25 - 28 derajat 0C telur akan menetas 18-24 jam setelah
pembuahan.
Hasil
· Fekunditas
berkisar 29.000 - 44.000 butir telur/Kg induk, fertilisasi 80%, dan Hatching Rate (derajat
penetasan) 70%.
Pemeliharaan Larva
· Larva dipelihara
langsung ditempat penetasan telur
· Cangkang dan
telur yang tidak menetas dibersihkan secara penyiponan
· 1 - 2 hari
setelah menetas, telur dapat dipindahkan ke akuarium
· Hari ke 3
larva diberikan pakan Nauplii Artemia (yang baru menetas) secukupnya
· Pemberian
pakan 3 kali sehari (pagi, siang ,sore)
·
Hari ke 7 setelah menetas benih ikan siap untuk didederkan
di kolam.
Pendederan
·
Persiapan kolam meliputi pengeringan 2 - 3
hari, perbaikan pematang, pembuatan saluran tengah (kemalir) dan pemupukan dengan
pupuk kandang sebanyak 500 - 700 gr per m2. Kolam diisi air sampai
ketinggian 80 - 100 cm. Pada saluran pemasukan dipasang saringan berupa hapa
halus untuk menghindari masuknya ikan liar.
· Benih ditebarkan 3 hari setelah pengisian air kolam dengan padat penebaran 100 -
150 ekor/m2.
· Benih ikan diberi pakan berupa tepung hancuran pelet dengan dosis 10 - 20%
/hari yang mengandung lebih kurang 25% protein
· Lama
pemeliharaan 2 - 3 minggu
· Benih yang
dihasilkan ukuran 2 - 3 cm dan siap untuk pendederan lanjutan.
Blogger Comment
Facebook Comment