Ikan
patin atau yang biasa dikenal dengan nama ikan ( Pangasius pangasius)
ini, merupakan jenis ikan air tawar yang berbadan panjang berwarna putih
perak dengan punggung berwarna kebiru biruan. Ikan patin berbadan
panjang untuk ukuran ikan tawar lokal, warna putih seperti perak,
punggung berwarna kebiru-biruan.Kepala ikan patin relatif kecil, mulut
terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas
golongan catfish). Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek
yang berfungsi sebagai peraba
Klasifikasi ikan patin adalah sebagai berikut:
Ordo : Ostarioplaysi.
Subordo : Siluriodea.
Famili : Pangasidae.
Genus : Pangasius.
Spesies : Pangasius pangasius Ham. Buch.
Kerabat patin di Indonesia terdapat cukup banyak, diantaranya:
a) Pangasius polyuranodo (ikan juaro)
b) Pangasius macronema
c) Pangasius micronemus
d) Pangasius nasutus
e) Pangasius nieuwenhuisii
Ikan ini sangat diminati para pengusaha karena berbagai alasan, antara lain :
· Mempunyai prospek yang cerah dan punya nilai ekonomis yang cukup tinggi
· Cukup renponsif terhadap pakan buatan atau pelet, sehingga dalam waktu 6 bulan, ikan ini sudah bisa dipanen.
· Dagingnya sangat digemari oleh konsumen ikan air tawar.
· Ikan ini dapat dibudidayakan pada kolam-kolam beton/terpal, dengan kata lain kebutuhan oksigen dari ikan patin tidak terlalu banyak.
BUDIDAYA IKAN PATIN
Dalam budidaya ikan patin baik dikolam beton maupun kolam
terpal, ada 3 sub sistem pemeliharaan yang sangat berkaitan dan
masing-masing sub mempunyai peluang usaha yang sangat cerah yaitu:
a. PEMBENIHAN
Pembenihan adalah kegiatan pemeliharaan induk untuk menghasilkan telur sampai dengan larva. Pada saat pembenihan ada 4 faktor yang perlu diperhatikan adalah :
§ Pemilihan induk dan pejantan.
§ Pemeliharaan induk dan pejantan.
§ Teknik pembuahan.
§ Pemeliharaan larva.
a. PENDEDERAN
Pendederan
adalah kegiatan pemeliharaan larva/bibit patin sampai ukuran tertentu
sampai siap ditebar/dipelihara pada kolam pembesaran.
b. PEMBESARAN
Pembesaran adalah pemeliharaan ikan patin ukuran tertentu dari hasil pendederan sampai dengan menghasilkan ikan konsumsi.
Ada beberapa faktor yang sangat penting sebelum menekuni usaha pembesaran patin,berikut ini faktor-faktor tersebut beserta uraiannya :
1. Penentuan lokasi kolam
Dalam penentuan lokasi kolam harus dipertimbangkan atau diperhitungkan hal-hal sebagai berikut:
§ Harus ditinjau dari gangguan alam seperti bebas dari banjir.
§ Harus ditinjau dari gangguan pencemaran . Misalnya kualitas air
§ Harus ditinjau dari predator seperti ular, burung pemangsa ikan, kucing dll.
§ Harus ditinjau dari segi keamanan seperti gangguan dari tangan jahil dsb.
§ Harus ditinjau dari segi transportasi, mudah atau tidaknya kendaran mendekati lokasi kolam.
§ Harus ditinjau dari segi pembuangan limbah / kotoran ikan ,air pengurasan, air bekas ikan setelah dipanen.
§ Lokasi kolam harus yang strategis, maksudnya jangan terlalu banyak pohon atau
apapun yang menghalangi cahaya matahari yang mengarah ke kolam, sebab
kalau terlalu rindang maka resiko ikan terkena penyakit akan semakin
besar.
2. Konstruksi Kolam
Pembuatan
kolam beton atau terpal harus diperhitungkan kekuatannya mengingat
biaya yang cukup besar sehingga jangan sampai baru diisi air kolam
rusak, kolam harus mampu menahan beban air . Ketinggian kolam minimal
110 cm dengan ketinggian air
100 cm. Pintu masuk air harus dibuat sedemikian rupa sehingga apabila
air dialirkan , air didalam kolam bisa bergerak berputar perlahan. Bak penampung kotoran (karasan) dibuat ditengah dan dihubungkan dengan paralon kearah parit pembuangan . Sket kolam model terbaru:
Keuntungan konstruksi kolam model ini adalah :
· Bila diadakan penambahan air (grojok) maka kotoran ikan akan keluar sendiri.
· Pada saat melakukan proses kurang tambah air (long jok) kotoran yang terbuang sangat banyak.
· Kebersihan kolam akan sangat terjaga / terhindar dari gas sisa kotoran ikan (zat amoniak).
· Pertumbuhan ikan sangat bagus karena kualitas air bagus sehingga ikan sangat agresif terhadap pakan.
· Menghemat tenaga.
1. Persiapan kolam
Untuk
kolam baru tidak ada hal-hal spesial yang perlu dilakukan, tetapi untuk
kolam yang telah terpakai berkali-kali untuk memelihara ikan, berikut
hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum bibit dimasukkan ke kolam:
· Kolam
harus dibersihkan dari segala kotoran. Kalau perlu semprotlah dinding
kolam dengan cairan formalin yang dicampur dengan air.
· Isi
kolam dengan air dengan ketinggian air antara 40 sd 50 cm.Untuk kolam
terpal langsung diisi penuh, sebab kalau air tidak penuh akan merusak
bahan terpal.
· Tebarkan larutan kalium permanganat ( pk ) secara merata
· Diamkan air kolam 2 sd 5 hari lalu bibit siap ditebar
2. Penebaran benih
Sebelum
benih ditebar ke kolam harus dihitung dulu padat tebar benih. Yang
dimaksud dengan padat tebar benih adalah jumlah ikan yang harus ditebar
untuk satu meter kubik air.
Untuk
ikan patin padat tebarnya adalah 20 sd 30 ekor. Artinya setiap satu
meter kubik air mampu untuk memelihara 20 sd 30 ekor ikan patin sampai
ukuran konsumsi. Contoh, untuk kolam ukuran 10m x 10m x 1m berarti mampu
untuk membesarkan ikan patin antara 2000 sd 3000 ekor tergantung selera pengusaha.
Cara menebarkan benih ke dalam kolam adalah sbb
: benih yang masih di dalam kantong plastik didiamkan mengapung di
permukaan air kolam kurang lebih 10 menit. Setelah itu buka kantong
plastik dan masukkan air kolam ke kantong dengan perbandingan 1 air
kantong plastic banding 0,5 air kolam selama 5 menit. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk proses adaptasi. Setelah 5 menit baru benih bisa
dilepaskan ke kolam.Waktu pelepasan benih ke kolam sebaiknya dilakukan
pada pagi atau sore hari karena pada saat itu suhu air tidak begitu
panas sehingga ikan mudah beradaptasi.
3. Pemberian pakan
Untuk
ikan dengan bobot kurang dari 200 gram/ekor , pakan diberikan dengan
takaran 3 sd 5% dari total bobot ikan. Pakan diberikan 2 kali sehari
yaitu pagi dan sore hari. Untuk ikan dengan bobot lebih dari 200
gram/ekor, maka pakan diberikan dengan takaran 1,5 sd 2% dari bobot
total ikan dan diberikan 1 kali sehari yakni pada waktu sore hari. Hal
ini dilakukan dengan tujuan agar kandungan gizi atau protein yang
terdapat pada pakan buatan ( pellet ) dapat diserap oleh ikan secara
maksimal sehingga akan menghasilkan daging yang berbobot. Hal ini sudah
dibuktikan oleh beberapa pengusaha pembesaran patin, dan hasilnya cukup
memuaskan.
Per 1000 ekor ikan patin , untuk mencapai ukuran konsumsi biasanya menghabiskan
25 sak pellet sd 30 sak pelet , tergantung permintaan pasar dan selera
pengusaha. Patin biasanya siap dipanen mulai dari usia 6 bulan.
4. Pencegahan atau penanganan penyakit.
Lebih
baik mencegah daripada mengobati.Kalimat ini memang cocok untuk kita
dan hewan peliharaan kita.Lingkungan atau habitat ikan adalah air.
Tentunya kalau habitat ikan atau airnya sesuai dengan yang diinginkan
oleh ikan maka ikan tidak akan mudah terserang penyakit. Berikut adalah
cara memelihara kondisi air agar tetap baik. Untuk ikan patin dibawah
bobot 200 gram/ekor, pengurangan dan penambahan air dilakukan 2 sd 3
minggu sekali. Sedangkan untuk ikan diatas200 gram/ekor lakukan
pengurangan dan penambahan air antara 7 sd 10 hari sekali. Pengurangan
dan penambahan air dilakukan dengan cara mengurangi air kolam sebanyak
50% kemudian ditambah air baru sampai penuh.
Penyakit
yang sering menyerang ikan patin terdiri dari dua golongan yaitu
penyakit infeksi yang timbul karena organisme pathogen dan penyakit non
infeksi yang timbul karena organism lain. Penyebab penyakit infeksi
adalah parasit, bakteri dan jamur yang dapat menular, sedangkan penyebab
penyakit non infeksi adalah keracunan dan kekurangan gizi.
Penyakit akibat infeksi :
· Parasit
adalah penyakit bintik putih yang biasanya menyerang pada benih usia 1
sd 6 minggu. Gejala serangan dicirikan dengan adanya bintik bintik putih
di lapisan kulit badan, sirip dan lapisan ingsang dan berenang tidak
normal. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian mgo, mbo, roxin dll. Dosis dan aturan pakai ada pada kemasan obat.
· Bakteri
aeromonas sp dan pseudomonas sp. Serangan terjadi pada bagian perut,
dada dan pangkal sirip disertai pendarahan. Gejalanya lendir di tubuh
ikan berkurang dan terasa kasar bila diraba. Pengobatan dapat dilakukan
dengan pemberian kalium permanganate (pk ), oxytetracyklin dan
chloromycetin. Untuk chloromycetin dapat dicampurdengan pakan dengan
dosis 1,2 gram/kg pakan.
· Jamur.
Ciri cirri ikan yang terserang jamur adalahadanya luka di bagian tubuh
terutama di tutup ingsang, sirip dan bagian punggung. Pencegahan dapat
dilakukan dengan menjaga kualitasair sesuai dengan kebutuhan ikan.
5. Pemanenan
Ada 2 teknik atau cara pemanenan yaitu :
§ Panen
seleksi. Dengan cara ikan dijaring lalu dipilih satu persatu .Ikan yang
sudah memenuhiBobot dan ukuran tertentu , akan dimasukkan ke keranjang
dan untuk selanjutnya ditimbang sedangkan ikan yang belum memenuhi
kriteria akan dikembalikan ke kolam.Cara ini sangat beresiko tinggi
karena ikan akan stress dan mogok makan.
§ Panen
total. Dengan cara ikan dijaring lalu dimasukkan ke keranjang dan
ditimbang. Cara ini lebih kecil resikonya dibanding cara yang pertama.
PENUTUP
Demikian
materi pembesaran ikan patin yang diselenggarakan pada tanggal 21 sd 24
mei 2012 yang bertempat di kelompok MINA MAKMUR desa Bendiljati Wetan
Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulung Agung. Penyusun yakin masih
banyak kekurangan disana sini, oleh karena itu kritik dan saran
membangun sangat diharapkan.Semoga materi ini dapat bermanfaat bagi para
pembudidaya ikan patin.Salam sukses.
Blogger Comment
Facebook Comment