Kolam-kolam ikan hias tersebar di sejumlah halaman rumah warga, dan menjadi pertanda keseriusan warga Ciseeng memelihara ikan hias. Selain kolam, juga banyak dijumpai aquarium. Kolam-kolam seukuran 3 meter kali 4 meter ini berisi ikan rednose, silver tetra, black ghost, dan manfish. Ikan-ikan hias itulah yang menjadi andalan dan laku di pasar ekspor.
Petani ikan hias di Parigi Mekar bahkan tidak hanya membesarkan ikan hias, namun ada juga yang dimanfaatkan untuk membudidayakan ikan hias. Pesatnya perkembangan permintaan ikan hias, menambah semangat sekitar 60-an kepala keluarga yang menggatungkan hidupnya dari ikan hias.
Sejak tahun 1990, saat awal usaha ini berkembang, relatif kehidupan ekonomi para petani ikan hias menunjukkan peningkatan. Arif, salah seorang petani ikan hias, berharap, dapat berhubungan langsung dengan eksportir tanpa perantara.
Warga Desa Parigi Mekar sepatutnya bersyukur. Karena di desa mereka terdapat telaga seluas 6 hektar milik Pemerintah Kabupaten Bogor. Telaga inilah yang dimanfaatkan warga untuk membudidayakan ikan hias lokal, seperti ikan maskoki, tossa, oranda, oscar, silver dollar dan rambo.
Ratusan jaring terapung milik petani ikan hias terpasang di telaga. Pagi dan sore hari, akan dijumpai pemandangan lain di Parigi Mekar. Saat itu adalah waktu memberi makan ikan hias yang berada di jaring apung.
Waktu itu dimanfaatkan pula untuk membersihkan jaring, agar jaring tetap bersih yang membuat pertumbuhan ikan hias yang kebanyakan untuk pasar lokal, menjadi lebih baik. Kumpulan ikan hias yang beraneka warna bisa terlihat disini, disaat menaburkan pelet makanan ikan.
Menurut Aming, petani ikan hias lainnya, pertumbuhan ikan hias di jaring lebih baik karena hamanya agak kurang, sehingga memudahkan perawatan. Di telaga juga banyak rakit bambu yang merupakan alat untuk menjangkau jaring apung.
Kebanyakan para petani ikan hias disini memiliki rakit bambu. Belasan tahun usaha yang dijalani para petani ikan hias di Parigi Mekar telah membawa mereka ke kehidupan yang lebih baik. Kini rata-rata mereka berpenghasilan 2 hingga 5 juta rupiah setiap bulannya.
Di perkampungan budidaya ikan hias, tersedia juga sebuah depo ikan hias, hasil sumbangan Departemen Kelautan dan Perikanan, yang digunakan untuk menampung ikan hias sebelum dijual kepasaran. Namun usaha ikan hias, akan mengalami penurunan terutama pada bulan Juli sampai Oktober. (Sumber : Pakuan raya)
Blogger Comment
Facebook Comment