Seleksi adalah kegiatan memilih atau memisahkan antara induk-induk
yang sudah matang gonad, atau matang telur dengan yang belum. Tujuannya
untuk mendapatkan induk-induk yang siap mijah, dimana telur bisa dibuahi
dan spermanya bisa membuahi. Kegiatan ini dilakukan setelah pematangan
gonad dan sebelum pemijahan.
Sebelum seleksi air kolam disurutkan hingga setinggi 5 cm. Induk ditangkap satu persatu, lalu dilihat kematangan gonadnya. Induk yang matang gonad dimasukan dalam plastik atau karung yang halus dan basah, kemudian diangkut ke bak pemberokan, sedangkan induk yang belum matang gonad dikembalikan lagi ke kolam.
Tanda-tanda induk yang sudah matang atau siap memijah dapat dilihat dari keadaan perut, lubang kelamin dan gerakannya. Induk betina yang siap memijah ditandai dengan perutnya yang gendut, lubang telur membengkak, berwarna kemerahan dan gerakannya yang lamban.
Sedangkan induk jantan yang matang kelamin ditandai dengan warna tubuh lebih cerah, alat kelamin berwarna kemerahan, kemudian bila diurut keluar cairan berwarna putih susu. Pengurutan harus hati-hati dan pelan agar spermanya tidak terlalu banyak keluar. Selain itu juga agar induk jantan tidak stress.
Selain ciri-ciri diatas, induk patin yang akan dipijahkan harus sehat dan tidak luka. Induk yang sakit atau terluka dapat menghambat proses pemijahan. Kadang-kadang induk-induk itu tidak memijah. Karena itu seleksi ini harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak sembarangan. Untuk menjaga agar tidak menular kepada induk-induk yang lain, maka Induk-induk yang sakit atau luka harus dipisahkan.
Satu hal lagi yang diperhatikan dalam seleksi. Jumlah induk jantan yang ditangkap harus lebih banyak dari yang dibutuhkan. Karena meskipun tanda-tanda induk-induk sudah jelas, tetapi seringkali penglihatan mata sering keliru. Terkadang induk jantan yang dianggap sudah matang kelamin malah tidak matang. Atau bisa juga kelebihan jantan yang ditangkap digunakan sebagai cadangan.
Sebelum seleksi air kolam disurutkan hingga setinggi 5 cm. Induk ditangkap satu persatu, lalu dilihat kematangan gonadnya. Induk yang matang gonad dimasukan dalam plastik atau karung yang halus dan basah, kemudian diangkut ke bak pemberokan, sedangkan induk yang belum matang gonad dikembalikan lagi ke kolam.
Tanda-tanda induk yang sudah matang atau siap memijah dapat dilihat dari keadaan perut, lubang kelamin dan gerakannya. Induk betina yang siap memijah ditandai dengan perutnya yang gendut, lubang telur membengkak, berwarna kemerahan dan gerakannya yang lamban.
Sedangkan induk jantan yang matang kelamin ditandai dengan warna tubuh lebih cerah, alat kelamin berwarna kemerahan, kemudian bila diurut keluar cairan berwarna putih susu. Pengurutan harus hati-hati dan pelan agar spermanya tidak terlalu banyak keluar. Selain itu juga agar induk jantan tidak stress.
Selain ciri-ciri diatas, induk patin yang akan dipijahkan harus sehat dan tidak luka. Induk yang sakit atau terluka dapat menghambat proses pemijahan. Kadang-kadang induk-induk itu tidak memijah. Karena itu seleksi ini harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak sembarangan. Untuk menjaga agar tidak menular kepada induk-induk yang lain, maka Induk-induk yang sakit atau luka harus dipisahkan.
Satu hal lagi yang diperhatikan dalam seleksi. Jumlah induk jantan yang ditangkap harus lebih banyak dari yang dibutuhkan. Karena meskipun tanda-tanda induk-induk sudah jelas, tetapi seringkali penglihatan mata sering keliru. Terkadang induk jantan yang dianggap sudah matang kelamin malah tidak matang. Atau bisa juga kelebihan jantan yang ditangkap digunakan sebagai cadangan.
Blogger Comment
Facebook Comment