PERSYARATAN TEKNIS
- Jenis tanah liat berpasir.
▪ Suhu : 25 - 30ÂșC
▪ pH : 6,5 – 8,5
▪ Oksigen terlarut : > 5 mg /ltr
▪ Debit air : 0,4 – 0,7 liter / detik
▪ Kecerahan : > 25 cm
▪ Ketinggian air : 50 – 70 cm
- Kolam pemijahan / penetasan 1 unit.
- Kolam pendederan : - Pendederan pertama (P1)
- Pendederan lanjutan (P2 – P3)
No.
|
Persyaratan Induk
|
Jenis Kelamin
| |
Jantan
|
Betina
| ||
1.
2.
3.
| Umur matang kelamin (bulan) Panjang standar (cm) Berat tubuh pertama kali matang gonad (gr/ekor) |
≥ 8
≥ 22
≥ 500
|
≥ 18
≥ 25
≥ 2.500
|
▪ Protein minimal ≥ 30%.
▪ Lemak 6% - 8%.
- Pupuk organik / anorganik.
- Obat-obatan dan bahan kimia (bila diperlukan)
▪ Methylin Blue (MB)
▪ Kalium Permanganat (PK)
▪ Oxytetracycline (OTC)
▪ Kapur tohor
PROSES PEMBENIHAN
- Padat penebaran induk di kolam induk 0,1 – 0,5 kg / m².
- Induk-induk diberi pakan pellet (kandungan protein > 25%) 3 – 5% dari berat tubuh (biomass) per hari dengan frekuensi pemberian adlibitum atau 3 – 4 kali/hari.
- Kedalaman air di kolam induk dipertahankan pada kedalaman 1 – 1,2 meter dengan perairan lancar.
▪ Induk Betina : - Pergerakan lamban.
- Malam hari sering meloncat-loncat.
- Perut membesar/buncit ke arah belakang jika biasa terasa lunak.
▪ Induk Jantan : Jika perut diurut ke arah belakang akan mengeluarkan cairan berwarna putih (sperma) lubang kelaminnya.
- Induk –induk yang telah dipijahkan akan disiap pijahkan kembali setelah 2 – 3 bulan kemudian.
- Perlakuan seleksi induk dilakukan secara cermat dan hati-hati agar induk tidak mengalami stress yang mempengaruhi proses pemijahan.
- Pasang kakaban di tempat pemijahan, kakaban diletakkan secara berderet di atas sepotong bambu yang dapat mengapung di pemukaan air. Kebutuhan kakaban untuk setiap kg induk sebanyak 4 – 5 buah dengan ukuran kakaban panjan 1,5 m dan lebar 0,4 m.
- Isilah tempat pemijahan yang sudah dikerinkan tadi dengan air setingi 75 – 100 cm.
- Masukkan induk-induk yang siap pijah hasil seleksi di atas, jumlah induk betina yang dipijahkan terantung kepada kebutuhan benih lepas happa (larva) dan luas kolam yang digunakan. Melalui cara pemijahan ini jumlah benih yang lepas happa yang dihasilkan berkisar 40.000 – 60.000 ekor per kg induk.
Dalam kolam pemijahan berukuran 18 m² (4 x 4,5 m atau 2 x 9 m) dapat dipijahkan induk betina seberat 3 kg. Perbandingan induk jantan dan induk betina dalam pemijahan 1 : 1.
- Induk-induk yang akan memijah sekitar pukul 02.00 – 06.00 dan telur yang dibuahi akan ditempelkan di kakaban.
- Agar penyebaran telur di kakaban dapat merata maka lakukan pembalikkan kakaban secara cermat dan hati-hati pada pertengahan proses pemijahan.
- Telur-telur ditetaskan di happa yakni kantong yang berbentuk segi empat terbuat dari kain kassa halus yang tidak dapat dilewati benih ikan. Kegunaan lain dari happa adalah untuk melindunggi telur dari predator dan untuk memudahkan pemanenan larva/benih.
- Kegiatan penetasan telur dilakukan sebagai berikut :
▪ Siapkan bak penetasan dan pasang happa di dalamnya. Isi air hingga ketinggian 20 cm di bawah pemukaan happa. Air yang yang diperlukan untuk penetasan terutama tidak keruh dan mengandung oksigen tinggi 6 – 8 ppm.
▪ Angkatlah kakaban yang berisi telur dari tempat pemijahan kemudian bersihkan dari kotoran-kotoran yang melekat untuk menghindari terjangkit jamur dalam proses penetasan. Untuk menghindarinya disarankan kakaban tersebut direndam terlebih dahulu denan MGO (Malachite Green Oksalat) 0,01 ppm selama 10 menit sebelum ditempatkan di kolam penetasan.
▪ Pasanglah kakaban-kakaban tersebut di kolam penetasan dalam happa yakni kakaban diatur seperti dalam pemijahan, hanya kalau pada penetasan kakaban diberi beban hingga tengelam 1 – 5 cm di bawah permukaan air.
▪ Lakukan pembersihan telur apabila selama inkubasi telutr-telur tersebut diselaputi lumpur.
▪ Telur-telur akan menetas 2 – 3 hari kemudian (mengatur suhu).
- Persiapkan makanan benih yang berupa suspensi kuning telur yan direbus, caranya sebagai berikut :
▪ Bungkus kuning telur dengan kain kassa halus.
▪ Remas-remas bungkusan kuning telur tersebut di dalam sejumlah air (± 0,25 liter air untuk 1 butir telur).
▪ Berikan suspensi kuning telur tersebut 5 kali sehari. Kebutuhan telur adalah 1 telur per hari untuk 100.000 ekor larva.
▪ Perawatan larva di dalam happa ini berlangsung hingga larva berumur 4 – 5 hari, selanjutnya benih ini disebut benih lepas happa.
Umumnya petani pembesaran ikan mas menyukai benih ukuran 5 – 8 cm dan sebagian lagi ada yan lebih besar bahkan 100 gr/ekornya. Untuk pembesaran di kolam air deras atau karamba jaring apung untuk mendapatkan pertumbuhan yang cepat dengan tingkat kematian yang rendah, pendederan ikan berlangsung 15 hari sampai 2 bulan per periode.
Oleh karena itu untuk mencapai ukuran tertentu dapat sajamelakukan beberapa kali pendederan sehingga dikenal adanya Pendederan Pertama (P1) untuk menghasilkan benih ikan 1 – 3 cm, Pendederan Kedua (P2) untuk menghasilkan benih ikan ukuran 3 – 5 cm (putihan) , Pendederan Ketiga (P3) untuk menghasilkan benih ukuran 5 – 8 cm (belo) dan Pendederan Keempat (P4) untuk menghasilkan benih ukuran 8 – 12 cm (sangkal).
▪ Kolam dikeringkan dan dasarnya diolah (dibajak atau dicangkul), bersamaan dengan kegiatan itu kebocoran-kebocoran pematang diperbaiki dan pasang jaring pada pintu pemasukan dan pengeluaran.
▪ Lakukan pemupukan dasar kolam dengan :
Kotoran ayam : 250 – 500 gr/m²
TSP : 10 gr/m²
Urea : 15 gr/m²
▪ Lakukan pengapuran kalau kolam bersifat asam dengan kapur petanian (CaCO3) dengan dosis 250 gr/m².
▪ Isi kolam denan air setinggi 30 – 40 cm.
▪ Dua hari kemudian semprotkan kolam dengan insektisida organophosphat seperti Basudin 60 EC, Sumition 50 EC dengan dosis 2 – 4 ppm. Hal ini dimaksudkan untuk membunuh organisme air dari golongan serangga dan udang-udangan yang memangsa rotifer. Rotifer adalah hewan yang sangat cocok sebagai makanan benih lepas happa.
▪ Kolam dibiarkan tergenang selama 5 – 7 hari, tutup saluran pemasukan dan pengeluaran, tangkap telur-telur kodok jika ada.
- Penetasan Benih
▪ Menjelang penetasan benih, bukalah pintu pemasukan sehingga ketinggian air menjadi 60 cm, bersamaan dengan itu masukkan bibit Rotifer yan lebih besar dari jenis Moina dan Daphnia denan dosis 2 – 5 cc Moina/Daphnia per 3.000 ekor benih.
▪ Tebar benih lepas happa (umur 5 – 7 hari) dengan kepadatan : 100 – 200 ekor/m² jika diberi makanan dedak halus, 300 – 400 ekor/m² jika diberi makanan tepung pellet komersil kadar protein 25%.
Penebaran benih ketika matahari baru terbit.
- Pengelolaan Rutin
▪ Lakukan pemberian makanan dedak atau tepung pellet (tergantung keadatan ikan) sebanyak 0,75 kg pe 100.000 ekor benih per hari. Selanjutnya 1,5 kg pada akhir masa pemeliharaan. Frekuensi pemberian 3 kali / hari.
▪ Periksa kondisi kolam setiap hari, jika adanya berudu kodok segera tangkap, pematang yang bocor segera tambal.
▪ Masukkan air jika air surut/menyusut karena perembesan dan penguapan.
▪ Perhatikan tingkat kecerahan air kolam (sechi disk 25 cm).
- Panen
▪ Pemeliharaan ikan pada Pendederan Pertama berlangsung selama 2 – 3 inggu pada saat panen benih ikan telah berukuran 2 – 3 cm (kebul).
▪ Pemanenan dilakukan 2 hari menjelang panen total dengan penjarangan mengunakan waring atau jaring benih.
▪ Panen total dilakukan secara cemat dan hati-hati dengan perlakuan :
☺ Persiapkan penampung benih berupa happa.
☺ Pasan waing di pintu pengeluaran.
☺ Buka pintu pengeluaran dan buang air secara bertahap.
☺ Tempatkan waring di dalam kubangan dekat pintu pengeluaran, sewaktu-waktu diangkat simpanlah benih yang tertangkap di tempat penampungan benih.
☺ lakukan penangkapan benih lebih intensif ketika ikan-ikan sudah terkumpul di kamalir dan kubangan.
☺ lakukan seleksi benih di penampunan dari berudu, larva capung dll.
▪ Tingkat kematian pada Pendederan Pertama berkisar 30 – 40%.
Kepadatan dan ukuran benih ikan pada Pendederan Lanjutan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tahap
|
Penebaran Benih
|
Lama
|
Panen
| ||
Pendederan
|
Ukuran (cm)
|
Kepadatan (ekor/m²)
|
Pemeliharaan (hari)
|
Ukuran (cm)
|
Kematian (%)
|
Ke – Dua
Ke – Tiga
Ke – Empat
|
2 – 3
3 – 5
5 - 8
|
50 – 70
25 – 50
3 - 5
|
20
30
20
|
3 – 5
5 – 8
8 – 12
|
40
20
5
|
Pada Pendederan Kedua, Ketiga dan Keempat setiap hari ikan diberi makan dedak halus 3 – 5% dari berat badan dengan frekuensi pemberian 3 kali per hari.
Blogger Comment
Facebook Comment