Memang ada beberapa
macam penyakit diabetes: diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, diabetes pada
kehamilan atau disebut juga gestational diabetes, dan kelompok diabetes
sekunder (yaitu diabetes sebagai akibat penyakit lain yang mengganggu
atau memengaruhi kerja insulin. Penyebab diabetes sekunder adalah:
radang pankreas, gangguan kelenjar adrenal, penggunaan hormon
kortikosteroid, pemakaian obat antihipertensi dan antikolesterol,
malnutrisi, dan infeksi), dan diabetes pada lansia.
Diabetes Tipe 1.
Diabetes tipe 1 juga disebut insulin-dependent diabetes karena penderitanya bergantung pada
insulin. Setiap hari insulin disuntikkan ke dalam tubuh si penderita
untuk memenuhi kebutuhan insulin tubuh. Diabetes tipe 1 bisa diderita
oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Diabetes tipe 1 biasanya
juga merupakan penyakit otoimun, yaitu penyakit yang disebabkan adanya
gangguan pada sistem imun atau kekebalan tubuh yang berakibat rusaknya
pankreas. Rusaknya pankreas juga bisa disebabkan faktor genetik
(keturunan), infeksi virus, atau malnutrisi. Pankreas adalah organ yang
memproduksi hormon insulin.
Diabetes tipe 1
ditemukan pada 5 — 10% penderita diabetes. Di Indonesia diperkirakan
2—3% penderita diabetes adalah tipe 1. Namun jumlah itu tidak pasti,
karena kemungkinan besar banyak penderita yang tidak terdeteksi sampai
penderitanya mengalami komplikasi dan keburu tidak tertolong dan
meninggal.
Penyakit ini biasanya muncul pada anak-anak dan remaja, pria maupun wanita. Gejalanya bisa muncul mendadak, lalu terjadi koma jika tidak segera mendapat pertolongan dengan suntikan insulin.
Diabetes Tipe 2.
Diabetes tipe 2 paling sering ditemui. Biasanya diderita oleh orang dewasa usia di atas 40 tahun.
Tetapi ada juga penderita diabetes tipe 2 yang baru berusia 20-an. Sekitar 90—95% diabetesi adalah dari jenis tipe 2. Diabetes tipe 2
biasanya tidak membutuhkan suntikan insulin tetapi membutuhkan obat
untuk mem-perbaiki fungsi insulin (fungsi insulin adalah menurun-kan
kadar gula darah dengan cara membawanya masuk ke sel-sel, memperbaiki
pengolahan glukosa dalam organ hati, dan lain-lain).
Terjadinya diabetes tipe
2 disebabkan jaringan tubuh dan otot penderita tidak peka atau sudah
resisten terhadap insulin (disebut resistensi insulin atau insulin
resistance) yang menyebabkan glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel-sel
dan tertimbun dalam peredaran darah. Ini biasanya terjadi pada pasien
yang obesitas.
Apakah gestational diabetes itu?
Ada, jenis diabetes lain
selain tipe 1 dan tipe 2 yaitu diabetes pada kehamilan yang disebut
gestational diabetes. Wanita penderitanya umumnya bukan pengidap
diabetes sebelum hamil. Biasanya baru diketahui pada usia kehamilan
bulan keempat ke atas. Setelah persalinan, umumnya glukosa darah akan
kembali normal. Namun lebih dari 50% wanita hamil dengan gestational diabetes, di kemudian hari mengidap diabetes tipe 2 jika tidak waspada menjaga diri.
Di Amerika 4% wanita
hamil menderita gestational diabetes, yaitu sekitar 135.000 orang setiap
tahun. Penyebab pastinya, tidak diketahui. Namun para peneliti di
Amerika mencoba memperkirakan penyebabnya. Sebagaimana diketahui, janin
dihidupi oleh plasenta. la bisa hidup dan berkembang dari kiriman
makanan dari tubuh ibunya lewat plasenta. Hormon yang terkirim lewat
plasenta membuat janin berkembang semakin besar. Tetapi, menurut para
peneliti, hormon tersebut juga menghambat kerja insulin dalam tubuh
ibunya. Kondisi ini disebut resistensi insulin.
Resistensi insulin menyulitkan tubuh sang ibu untuk menggunakan insulin.
Akibatnya kadar gula dalam darah sang ibu meningkat.
Gestational diabetes dimulai ketika tubuh tidak mampu memproduksi dan menggunakan insulin yang dibutuh-kan dalam proses kehamilan. Tanpa
cukup insulin, glukosa tidak bisa memasuki sel dan tetap berada dalam
peredaran darah. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang
tinggi yang disebut hiperglikemia.
Walau gestational
diabetes hanya terjadi pada 2—5% kehamilan, namun para ibu tersebut
sebaiknya waspada untuk selalu mengontrol gula darahnya agar tidak
terjadi komplikasi-komplikasi.
Meskipun bayi yang
dilahirkan dari ibu yang mengidap diabetes tidak mengalami cedera,
namun bisa dilihat bahwa bayi tersebut mempunyai berat badan lebih
tinggi dari rata-rata bayi yang baru lahir.
Namun perlu
diperhatikan, kondisi gestational diabetes yang tidak terkontrol memang
bisa mencederai janin. Ibu yang mengidap gestational diabetes,
pankreasnya bekerja keras memproduksi insulin, namun insulin tersebut
tetap tidak mampu menurunkan kadar gula darah sang ibu. Meskipun insulin
tidak dapat melewati plasenta, glukosa dan nutrisi lainnya tetap bisa
melewatinya. Dengan demikian, gula darah yang berlebihan tersebut akan
menembus plasenta menyebabkan kadar gula darah janin tinggi. Ini
menyebabkan pankreas janin bekerja keras memproduksi insulin untuk
mengurangi kadar gula dalam darahnya. Untuk itu
janin membutuhkan energi ekstra yang didapatnya dari kiriman lemak. Ini
menyebabkan kondisi yang disebut macrosomia atau fat baby yaitu berat
tubuh bayi ketika dilahirkan lebih berat atau lebih gemuk dari bayi
umumnya.
Bayi yang dilahirkan
dengan berat badan berlebih, mempunyai masalah kesehatan tersendiri,
salah satunya adalah cedera pada bahu ketika proses kelahiran. Selain
itu, bayi tersebut yang lahir dengan kadar insulin tinggi, menekan kadar
gula darah menjadi sangat rendah saat dilahirkan. Akibatnya, berisiko
mengidap masalah pernapasan.
Bayi yang dilahirkan dengan kadar insulin tinggi, berisiko tumbuh menjadi anak/dewasa yang menderita obesitas. Sedangkan ibunya berisiko menderita diabetes tipe 2, walau setelah melahirkan kadar gulanya menurun menjadi normal
Blogger Comment
Facebook Comment