Stroke adalah gangguan
saraf otak yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah di otak, yang
terjadi dalam tempo sekitar 24 jam atau lebih. Boleh dikatakan serangan
stroke terjadi mendadak dan sulit diprediksi, berlangsung sekitar 15-an
menit.
Stroke terjadi ketika
pasokan darah ke satu bagian otak terhambat cukup parah (karena adanya
bekuan darah atau aterosklerosis) atau sama sekali terhenti (karena
pecahnya pembuluh darah). Akibatnya kiriman oksigen dan nutrisi bagi
jaringan sel-sel saraf otak tersendat atau bahkan terhenti sama sekali.
Dalam waktu hanya beberapa menit sel-sel otak pun mati. Hal ini
menyebabkan berbagai fungsi otak terganggu yang manifestasinya berupa
gangguan gerak (berjalan dan/atau mengangkat tangan), gangguan
intelektual (sulit berbicara dan/atau mengerti pembicaraan orang, sulit
menghitung), terjadi kelumpuhan pada satu sisi, gangguan pada
penglihatan, sakit kepala dan/atau vertigo parah, dan lain-lain.
Anda benar, penyakit
stroke memang penyakit yang menakutkan. Juga mematikan! Sebagai orang
awam, tentu kita tidak mengetahui apakah tanda-tanda/gejala yang sedang
dialami seseorang itu gejala stroke atau bukan.
Karena itu penderita stroke sering terabaikan. Hal ini disebabkan
tanda-tandanya sangat umum (diawali dengan semutan ringan tanpa sebab,
sakit kepala atau vertigo ringan yang datang dan pergi, dan lain-lain.)
sehingga sulit diprediksi. Padahal perlu penanganan secepatnya karena
bisa berakibat kecacatan permanen bahkan kematian jika terlambat
ditangani.
Penyakit stroke
akhir-akhir ini banyak diderita kaum muda yang sedang berada pada usia
produktif. Akibatnya sungguh sangat menyulitkan bagi si penderita
maupun bagi keluarganya karena pasien stroke umumnya tidak berdaya dalam
melakukan kegiatan sehari-hari. Jadi, Anda benar bahwa penderita stroke
parah tidak mampu menyuap makanan, mengenakan atau membuka baju,
menulis, sulit bicara, dan lain-lain. Mereka sangat membutuhkan bantuan
keluarga atau perawat. Selain itu, pasien stroke bisa kehilangan
pekerjaannya disebabkan ketidak berdayaan fisik dan intelektual yang
dialaminya.
Selain itu perlu
diketahui pula bahwa pengobatan/ perawatan bagi penderita stroke makan
biaya sangat mahal. Dan makan waktu sangat lama.
Hal lain yang juga
sangat mengkhawatirkan adalah bahwa serangan stroke bisa terulang.
Biasanya stroke ulangan lebih berbahaya dan sering menyebabkan kematian.
Karena itu sedapat mungkin dicegah. Untuk itu perlu menyebarluaskan
pengetahuan tentang stroke, terutama di kalangan usia muda dan
produktif, agar mereka bisa menjaga kesehatan dirinya.
Banyakkah penderita stroke di Indonesia?
Menurut data tahun 1990-an, diperkirakan ada 500.000 orang penderita stroke, sekitar 125.000 di life
antaranya meninggal atau cacat seumur hidup. Tetapi jumlah sebenarnya
sulit diketahui karena banyak yang tidak dibawa ke dokter lantaran
ketiadaan biaya atau jarak rumah sakit yang jauh dari tempat tinggal.
Biaya penyembuhan stroke tidak murah, dan perawatannya berlangsung
sangat lama bahkan bisa seumur hidup.
Data yang dirilis
oleh Yayasan Stroke Indonesia sungguh membuat kita khawatir. Dinyatakan
bahwa kasus stroke di Indonesia menunjukkan kecenderungan terus
meningkat dari tahun ke tahun. Setelah tahun 2000 kasus stroke yang
terdeteksi terus melonjak. Pada tahun 2004, beberapa penelitian di
sejumlah rumah sakit menemukan pasien rawat inap yang disebabkan stroke
berjumlah 23.636 orang. Sedangkan yang rawat jalan atau yang tidak
dibawa ke dokter/rumah sakit tidak diketahui jumlahnya. Namun Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 berhasil mendata kasus stroke di
wilayah perkotaan di 33 provinsi dan 440 kabupaten. Riskesdas tahun 2007
ini berhasil mengumpulkan sebanyak 258.366 sampel rumah tangga
perkotaan dan 987.205 sampel anggota rumah tangga untuk pengukuran
berbagai variabel kesehatan masyarakat. Hasilnya, stroke merupakan
pembunuh utama di antara penyakit-penyakit noninfeksi di kalangan
penduduk perkotaan.
Tidak hanya di Indonesia. Konferensi Stroke Internasional yang diadakan di Wina, Austria, tahun 2008 pun
mengungkap terus meningkatnya kasus stroke di kawasan Asia akibat
berubahnya gaya hidup masyarakat. Ini perlu diantisipasi dengan cara
menyebarluaskan pengetahuan tentang bahaya stroke, misalnya lewat internet, seminar, media massa, dan lain-lain.
Blogger Comment
Facebook Comment