Hidup
dengan herbal, tidak terlepas dengan gaya ‘hidup sehat. Bagaimana
dengan gaya hidup sehat itu? Gaya hidup sehat meliputi berbagai aspek,
meliputi fisik dan jiwa. Fisik meliputi pola makan, lingkungan, dan
aktivitas. Sedangkan jiwa meliputi nilai-nilai spiritual, manajemen
stress dan sosialisasi.
Pola makan sekarang
yang seperti kita kenal jauh dari ideal. Berbagai produk hasil rekaan
manusia, baik makanan ataupun suplemen, ditawarkan dengan iming-iming
kandungan nutrisi yang komplet, bahkan seakan akan lebih unggul dari apa
yang bisa didapatkan dari alam. Kalau kita bisa lebih kritis, benarkah
yang tertulis seperti yang terkandung di dalam makanan atau suplemen
tersebut? Adakah zat-zat lain yang tidak tertulis yang terkandung di
dalamnya? Apakah zat-zat yang terkandung di dalamnya berbahaya atau
bermanfaat untuk kesehatan kita?
Mari, kita kupas satu-satu, mulai dari pola makan sehat.
Seperti
kata pepatah : kita adalah seperti yang kita makan. Makanan atau
obat-obatan yang masuk ke dalam tubuh kita sedikit banyak akan
berpengaruh terhadap kualitas tubuh kita. Ini bisa kita ibaratkan
seperti, kualitas mengkudu yang ditanam di pinggir jalan raya tentu akan
berbeda dengan mengkudu yang tumbuh di lereng gunung. Dan tentu efek
fitoterapinya jauh lebih baik mengkudu yang dari lereng gunung merapi.
Karena memang kandungan fitokimianya jauh lebih banyak dibandingkan
mengkudu yang ditanam di pinggir jalan raya yang kaya polusi. Dari sini
bisa kita bayangkan kualitas tubuh kita jika kita mengisinya dengan
makanan-makanan sehat, seperti sayuran dan buah-buahan segar, dan
bagaimana kualitas tubuh kita jika kita selalu mengisinya dengan
makanan-makanan atau obat-obatan sintetis atau makanan-makanan yang
telah melewati berbagai proses pengolahan.
Tubuh
seperti halnya barang-barang elektrik di rumah, ketika sudah aus akan
memberikan berbagai kerusakan. Hanya bedanya, barang-barang elektrik di
rumah perlu diperbaiki oleh seorang ahli mekanik, sedangkan tubuh
sebenarnya, kalau kita mau, mampu memperbaiki sendiri. Nah, untuk
memperbaiki ini, kita perlu menerapkan gaya hidup sehat dalam
keseharian. Gaya hidup sehat, tidak hanya akan ‘memperbaiki’ sel-sel
yang rusak tapi yang lebih penting sesungguhnya dia mencegah ‘ausnya’
tubuh kita terlalu cepat dan membuat tubuh kita menjadi lebih ‘tahan
lama’. Atau dengan kata lain, gaya hidup sehat akan merevitalisasi atau
meregenerasi sel-sel tubuh yang rusak, mencegah penuaan dini dan membuat
awet muda.
Bagaimana tanda-tanda ‘ausnya’
tubuh kita? Awalnya ketika kita sudah sering merasa pusing, migrain
atau vertigo, sering masuk angin, mudah lemas dan tak bertenaga, tidak
bergairah, konsentrasi menurun, pelupa, mudah mengantuk, mudah marah
atau kesal, perut sering perih, mual atau muntah, alergi meningkat,
gangguan buang air besar: diare atau sembelit, sering pegal linu, rambut
rontok atau ketombean, kulit kering dan bersisik, mulut kering dan
mudah sariawan, tensi darah rendah atau bahkan tinggi, terkena sakit
gula, kadar lemak darah: kolesterol dan trigliserida tinggi, asam urat
tinggi, menstruasi sakit atau tidak teratur, terdapat benjolan, kista
atau tumor lain di tubuh dan yang terakhir ini menandakan tubuh kita
sudah dalam keadaan payah betul: ditemukan kanker, penyakit jantung
koroner, penyakit gula dengan komplikasi, gagal ginjal, atau stroke.
Mudah-mudahan tanda-tanda awal pada tubuh kita, sudah mampu memberikan
kesadaran pada diri kita untuk mau merubah gaya hidup kita sebelum sakit
yang terminal hinggap di tubuh kita.
Tentang gaya hidup sehat, gaya hidup yang bagaimanakah itu? Ada beberapa factor yang menentukan kualitas hidup kita, yaitu:
1. Pola makan sehat
2. Manajemen stress
3. Peningkatan nilai-nilai spiritual
4. Lingkungan sehat
5. Aktifitas fisik atau olahraga yang teratur
6. Istirahat yang cukup
Blogger Comment
Facebook Comment