Bahwa
makanan dapat memberikan manfaat pencegahan dan pengobatan terhadap
penyakit, jelas bukan konsep yang baru. Prinsip “jadikan makananmu
sebagai obat dan jadikan obatmu sebagai makananmu” sudah dianut sekitar
2.500 tahun silam oleh Hipócrates, Bapak Ilmu Kedokteran Barat. Tetapi ,
filosofi “makanan sebagai obat “ ini menjadi relatif tak dikenal dalam
abad – 19 dengan datangnya terapi obat “modern”.
Selama
50 tahun pertama dari abad ke- 20, fokus ilmiah mengarah pada
pengenalan elemen-elemen esensial, khususnya vitamin dan perannya dalam
pencegahan berbagai penyakit akibat kekurangan makanan. Namun, selama
tahun 1970-an ketika penyakit-penyakit yang berhubungan dengan
“kelebihan gizi”, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, menjadi
perhatian utama kesehatan masyarakat di negara maju, seperti Amerika
Serikat, perhatian pada defisiensi zat gizi atau kekurangan gizi itu
telah bergeser secara dramatis.
Kini, makanan yang dianggap
super bukan lagi makanan yang hanya memberi rasa nikmat di mulut dan di
perut serta bergizi, namun juga fungsional, yaitu makanan harus
menunjang hidup sehat. Jenis makanan yang bagaimana yang seperti itu?
Sebenarnya, makanan tersebut tidak terlalu aneh di sekitar kita,
diantaranya mungkin dalam menú kita sehari-hari, seperti tempe, yogurt,
telur omega-3, buah, sayur-sayuran, dll. Ternyata makanan yang kita
anggap biasa itu, kini termasuk dalam daftar makanan yang dianggap
unggul nilainya.
Mengapa bisa demikian? Apa dan bagaimana sebenarnya makanan sehat itu?
BUKAN SUPLEMEN
Makanan
sehat sudah menjadi produk pangan sehari-hari di negara-negara maju
seperti AS dan Jepang, karena dipicu oleh meningkatnya kesadaran akan
pentingnya gaya makan sehat. Jepang juga mulai serius mengembangkan
konsep makanan yang dapat meningkatkan status kesehatan penduduk, agar
biaya nasional pengobatan dan perawatan dapat ditekan.
Bedanya
dengan makanan biasa, makanan sehat memiliki kelebihan. Selain memiliki
protein, vitamin, dan mineral, juga berisi senyawa fitokimiawi
berkhasiat obat maupun componen bermanfaat lainnya seperti serat. Tak
heran jika sering disebut health promoting food, atau makanan pemacu
kesehatan.
Makanan sehat diisyaratkan memenuhi tiga ketentuan.
Pertama,
harus berupa makanan atau produk alami dan diolah secara alami pula, tanpa proses kimiawi dan tambahan bahan kimiawi.
Kedua,
dapat dikonsumsi sebagai bagian dari makanan – minuman sehari-hari.
Ketiga,
selain memberikan manfaat gizi, makanan sehat harus memberikan manfaat tertentu bagi peningkatan status kesehatan.
Manfaat
kesehatan yang diharapkan tentu bisa macam-macam. Seperti meningkatkan
kekebalan tubuh, memacu kerja system pencernaan, menghambat proses
penuaan atau mereparasi kerusakan sel akibat penuaan dini. Bisa juga
membantu menangkal risiko keropos tulang, kanker, penyakit
kardiovaskuler (stroke, jantung koroner), dll.
BISA DIBUAT
Selain
yang terdapat secara alami, makanan sehat bisa pula diformulasikan
atau diciptakan. Diantaranya dengan mensubstitusi bahan lemak jenuh atau
lemak trans (mentega, margarin) pada pembuatan biscuit dengan minyak
lemak tak jenuh tunggal yang lebih sehat (minyak zaitun) Bisa juga
dengan memperkaya bahan berguna yang jumlahnya terbatas dalam makanan.
Misalnya
menukar sebagian tepung terigu biasa dengan tepung gandum utuh (whole
wheat) atau tepung bekatul (whole bran) yang lebih kaya serat. Selain
itu, bisa pula dilakukan dengan menambahkan substrat alami bahan
bermanfaat ke dalam produk pangan, misalnya pekatan serat oligosakarida.
Cara
lain menciptakan makanan sehat adalah dengan membatasi penggunaan
componen bahan yang diduga dapat merugikan kesehatan. Misalnya
meniadakan bumbu masak (MSG/ natrium glutamat),
bahan tambahan makanan (BTM/ food additive) sintetis seperti:
-Pewarna,
-Pengawet,
-Pembentuk tekstur,
-Pemutih,
-Pemuai,
-Mengurangi penggunaan garam dapur.
Fermentasi
tradisional termasuk salah satu metode penciptaan makanan sehat
Misalnya pada pembuatan tempe, taoco, atau minuman lakto seperti ini
disebut makanan probiotik, lawan dari antibiotik, karena mengandung
sejumlah mikroba bermanfaat yang dapat melumpuhkan mikroba merugikan di
dalam tubuh.
KOMPONEN FITOKIMIAWI
Suatu
makanan atau produk pangan dikategorikasn makanan sehat jika di luar
zat gizinya juga mengandung senyawa berkhasiat. Contoh makanan
fungsional yang alami adalah tumbuhan. Senyawa berkhasiat yang terdapat
dalam tumbuhan disebut fitokimia ( phyto: tumbuhan, chemistry: bahan
kimia). Secara harfiah fitokimia berarti senyawa kimia pemberi warna,
aroma, dan rasa dalam tumbuhan. Diantaranya fitosterol, fitoestrogen,
asam fitat, saponin, polifenol, inhibitor protease, monoterpen, sulfita,
dsb.
FITOSTEROL
Merupakan senyawa
sterol yang terdapat dalam bahan hewani, yakni kolesterol, yang justru
dapat memicu meningkatnya kadar kolesterol darah.
Terdapat dalam: kacang-kacangan, seperti kedelai, kacang hijau, kacang merah.
FITOESTROGEN
Senyawa
estrogen nabati, khususnya isoflavonoid dan lignan. Mampu memangkas
risiko kanker terutama pada wanita, khususnya kanker payudara. Juga
mencegah keropos tulang, menormalkan kadar kolesterol darah dan
meningkatkan kadar ‘kolesterol baik’ HDL (high density lipoprotrein).
Terdapat dalam: kedelai dan hasil olahannya (tempe, tahu, taoco).
ASAM FITAT
Mampu
melumpuhkan senyawa biang kanker dan mengatur kadar gula darah.
Merupakan antioksidan aktif yang berkekuatan menggulung komplotan
radikal bebas perusak sel.
Terdapat dalam: tepung bekatul, tepung terigu, serta kacang-kacangan terutama kacang polong / kacang merah dan kacang tolo.
SAPONIN
Dapat mengerem kadar kolesterol darah, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, melumpuhkan mikroba jahat dan virus.
Terdapat dalam: sayuran polong-polongan, terutama buncis, kacang panjang dan kecipir.
POLIFENOL
Ampuh memerangi kanker serta mengendalikan tekanan darah, gula darah, dan kolesterol darah.
Terdapat dalam: sayuran hijau seperti selada dan buah-buahan.
INHIBITOR PROTEASE
Senyawa ini dapat berfungsi membantu kerja enzim pencernaan, merupakan antioksidan, dan berfungsi mencegah kanker.
Terdapat dalam: kacang-kacangan terutama kedelai dan serealia.
MONOTERPEN
Berkhasiat mencegah kanker, terutama kanker payudara.
Terdapat dalam: bahan beraroma seperti daun kemangi, seledri, peterseli, daun mint dan jintan
SULFIDA
Membantu memberi kekuatan sel memerangi serbuan biang kanker.
Terdapat dalam: bawang putih, bawang bombai, serta daun bawang berupa ikatan diallil sulfida atau allisin.
SERAT
Adalah
karbohidrat kompleks yang terbentuk dari gugusan gula sederhana yang
bergabung menjadi satu serta tidak dapat dicerna. Terdiri dari serat
larut air dan serat tidak larut air. Serat yang tidak larut air umumnya
berebntuk selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Serat jenis ini tidak
dapat larut dalam air, tetapi mempunyai kemampuan untuk berikatan
dengan air. Hal ini menguntungkan bagi tubuh karena dapat mempengaruhi
peningkatan ukuran, berat, dan melunakkan feses sehingga mudah
dikeluarkan. Di samping itu, serat juga dapat menghindari terjadinya
konstipasi
Serat jenis ini mempunyai kemampuan larut dalam air
dan merupakan bagian dari dinding sel tanaman yang mudah larut dalam
air. Selain itu serat ini juga berperan dalam mencegah konstipasi.
Secara
garis besar, fungsi serat adalah membantu mengatasi diabetes, mencegah
sembelit, membantu menurunkan berat badan, membuat awet muda, membantu
proses detoksifikasi, membantu mencegah kanker usus besar dan kanker
payudara, membantu menurunkan kolesterol, memperindah kulit, rambut dan
kuku, membantu mengatasi anemia, mencegah usus buntu, membantu
perkembangan bakteri baik dalam usus dan memperbaiki mood.
Terdapat
pada: sayuran, buah-buahan, roti gandum, havermut, rumput laut,
kacang-kacangan, polong-polongan dan kulit ari biji padi.
PROBIOTIK
Mengingat
makanan sehat merupakan bagian dari makanan sehari-hari, maka
perlakukanlah ia sebagaimana kita menyantap makanan sehari-hari. Tak
perlu berlebihan. Namun satu yang perlu diingat, makanan sehat bisa
menggantikan makanan sejenis yang kurang sehat.
Blogger Comment
Facebook Comment