Sistematika arwana golden red menurut Weber dan Beaufort adalah sebagai berikut :
- · Filum : Chordata
- · Subfilum : Vertebrata
- · Kelas : Pisces
- · Subkelas : Teleostei
- · Ordo : Malacopterygii
- · Famili : Osteoglossidae (Bonytongues)
- · Genus : Sclerophagus
- · Species : Sclerophagus formosus
Sclerophagus formosus sekarang dikenal sebagai ikan naga. Secara morfologi ikan arwana memiliki irri sebagai berikut :
- · Tubuh dan kepalanya tampak padat.
- · Tubuh berbetuk pipih dan punggungnya agak datar.
- · Panjang garis lateral atau gurat sisi yang terletak disamping kanan dan kiri tubuh 20-24 cm.
- · Mulut mengarah keatas dan sepasang sungutnya mengarah kebawah.
- · Ukuran mulutnya lebar dan rahangnya cukup kokoh.
- · Jumlah gigi 15-17 buah.
- · Memiliki tutup insang.
- · Letak sirip punggung berdekatan dengan sirip ekor (caudal).
- · Sirip anus lebih panjang dari pada sirip punggung, bahkan hampir mencapai sirip perut,
- · Panjang arwana dewasa 30-80 cm.
- · Sisik berbentuk bulat, berukuran besar dan permukaannya mengkilap.
Habitat dan Penyebaran
Dihabitat aslinya arwana hidup diperairan tawar. Arwana menyukai sungai yang berarus lambat atau sedang dan rawa atau danau yang berkedalaman 2-3 meter. Arwana lebih menyukai danau yang dasarnya berlumpur, banyak ditumbuhi tanaman air, dan ber-pH agak asam. Daerah penyebaran arwana golden red yaitu perairan Riau, Jambi, Medan, dan Kalimantan.
Pemilihan Induk
Sebelum arwana dipijahkan sebaiknya calon induk diseleksi terlebih dahulu. Arwana yang akan dijadikan induk harus benar-benar berkualitas. Calon induk arwana hendaknya memenuhi kriteria sebagai berikut :
· Warna terang dan tidak pudar
· Sehat, bebas penyakit, dan tidak cacat
· Mata berwarna hitam dan dikelilingi oleh ring berwarna kuning kecoklatan
· Tubuh tidak bengkok
· Tutup insang bekerja sempurna
· Ukuran tubuh dan kepalanya besar
· Lubang mulut relatif kecil, tetapi rongga dalam mulutnya besar
· Pangkal ekor besar dan tebal dengan sirip ekor lebar
· Sisiknya besar dan tersusun rapi
Teknik Pemijahan
Dalam pemijahan arwana maka diperlukan rangsangan agar arwana mau memijah. Rangsangan tersebut dapat berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh. Rangsangan dari dalam tubuh berasal dari telur yang matang dan munculnya hormon gonadotrofin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa arwana. Rangsangan dari luar tubuh disebabkan oleh bau amis ikan lain yang sedang memijah atau bau amis yang sengaja dibuat. Bau amis dapat dibuat dari telur bebek atau telur ayam yang dikocok dengan air. Perangsang juga dapat dilakukan dengan mengeluarkan petrichor dari tanah.
Pemijahan arwana secara alami adalah melalui pemijahan massal. Pemijahan ini umum dilakukan karena adanya kesulitan dalam menentukan secara pasti jenis kelamin arwana. Arwana dibiarkan pasangannya dan kawin sendiri secara alami.
Proses pemijahan diawali dengan percumbuan yang ditandai dengan kedua ikan saling berkejaran. Kedua induk tersebut saling berenang berdekatan, kemudian meluncur keatas dan secara bersamaan keduanya mengeluarkan sel kelamin. Dalam proses perkawinan tersebut, arwana betina mengeluarkan telur dan arwana jantan mengeluarkan sperma. Setelah terjadi perkawinan, induk betina akan berenang membalik dan menyongsong telur yang telah dibuahi oleh induk jantan. Arwana betina akan memasukkan telur tersebut kedalam mulutnya. Telur tersebut akan melalui masa pengeraman dan penetasan didalam mulut induk betina selama 40-45 hari.
Pemeliharaan Larva
Setelah proses pengeraman selama 40-45 hari, jumlah larva yang dapat dikeluarkan sebanyak 30-50 ekor. Namun, ada juga yang mampu menghasilkan larva hingga 80-120 ekor.
Larva atau benih yang berumur 30 hari masih dipelihara dalam akuarium, akuarium yang digunakan biasanya berukuran 100 x 50 x 40 cm atau yang dapat menampung air sebanyak 100 liter. Akuarium sebaiknya ditempatkan diruang yang bercahaya redup. Akuarium untuk pemeliharaan arwana berisi larva sebanyak 15-25 ekor.
Pemberian Pakan
Larva yang baru menetas tidak perlu diberi pakan karena masih mempunyai egg yolk (kuning telur) sebagai cadangan makanannya. Larva baru diberi pakan setelah berumur 45 hari atau setelah kuning telurnya habis. Larva dapat diberi pakan berupa kuning telur ayam atau bebek yang telah direbus. Setelah 1 minggu diberi kuning telur, anak arwana dapat diberi pakan hidup yang jinak. Arwana diberi pakan 3-5 kali sehari. Pakan yang diberikan untuk satu anakan arwana adalah dua ekor ikan atau udang untuk setiap pemberian pakan.
Blogger Comment
Facebook Comment