Wahai
istriku, ku teringat sebuah kewajiban yang harus ku tunaikan sebagai
seorang suami, sebagai seorang nahkoda dalam kapal kita, sebagai seorang
pemimpin dalam rumah tangga kita, sebagaimana yang telah dijelaskan
dalam sebuah ayat dan hadist yang tak hanya sekali ku mendengarnya.
Allah Ta’aala berfirman:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita” (An Nisa :34)
Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فالرَّجُلُ رَاعٍ فِي بَيْتِه وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ, وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَهِيَ مَسْئُولَةٌ رَعِيَّتِهِا
“Setiap
kalian adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya.
Seorang suami pemimpin dirumahnya dan akan ditanya tentang
kepemimpinannya, dan seorang istri pemimpin di rumah suaminya dan akan
ditanya tentang kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Wahai
istriku, ku akan berusaha menjadi suami yang baik, yang menyayangimu
yang berusaha untuk berta’awun (saling tolong menolong) dalam kebaikan.
Semoga aku bisa merealisasikan sebuah ayat, dimana Allah Subhaanahu
wata’aala berfirman:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
“Dan
tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikkan dan takwa dan
jangan tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan.” (Al-Maidah:2)
atau ku
bisa manjadi seperti seorang hamba yang Allah rahmati, karena
membangungkan istriku untuk shalat malam. sebagaimana yang telah
disebutkan dalam sebuah hadist
رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ فَصَلَّى ثُمَّ أَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّتْ فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ
“Semoga
Allah merahmati seorang laki-laki yang bangun malam lalu sholat
kemudian membangunkan istrinya untuk shalat, apabila enggan bangun ia
memercikinya dengan air diwajahnya” (HR Abu Dawud dan an-Nasa’i di hasankan oleh Syaikh al-Albani)
Wahai
istriku, ku akan selalu berusaha membuat dirimu senang, sebagaimana ku
senang jika diperlakukan seperti itu. Diantaranya ku akan berusaha
selalu tampil rapih, wangi dihadapan dirimu. Sebagaimana ku senang jika
ku diperlakukan seperti itu.
Allah Subhaanahu wata’aala berfirman:
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالمَعْرُوفِ
“dan bergaullah dengan mereka secara patut.” (an-Nisa’:19)
Berkata
Ibnu Abbas rahimahullah: “Aku senang berhias untuk istriku sebagaimana
aku senang dia berhias untukku.” (silahkan lihat al-Jaami’ lil Ahkamil
Qur’an)
Wahai
istriku, jika engkau melihat dari diriku rasa cemburu itu bukti rasa
cintaku padamu. Yang dengan itu, aku berusaha menjaga dan mencintaimu,
semoga dengan sebab kecemburuanku yang syar’i menjadi sebab terjaganya
dirimu, ku ingin seperti Sa’ad bin Ubadah bahkan ku ingin seperti
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.
Berkata Sa’ad bin Ubadah : “Seandainya
aku melihat seorang bersama istriku, niscaya aku akan menebasnya dengan
pedang yang tajam”, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Apakah kalian merasa heran dengan kecemburuan Sa’ad? Sungguh aku lebih cemburu dari padanya, dan Allah lebih cemburu dari padaku” (HR. Bukhari dan Muslim)
Wahai
istriku, engkau dalam pandanganku seorang yang sangat berharga bagi
diriku, sosok yang luar biasa, ketaatanmu yang membuat diriku tambah
mencintai dirimu. Engkau diantara anugrah yang terbesar yang Allah
berikan kepada diriku, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim no. 3716)
Wahai
istriku, kebaikanmu begitu besar kepada diriku, kasih sayang dan
kelembutanmu, ketaatan dan kesetiaanmu, pelayanan dan pengorbananmu
begitu terasa oleh diriku, wahai istriku, semoga Allah membalas
kebaikanmu dengan masukkanmu kedalam surga Nya. Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا ، وَصَامَتْ شَهْرَهَا ، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا ، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا : ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Apabila
seorang istri mengerjakan shalat lima waktu, berpuasa pada bulan
Ramadhan, menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, niscaya ia akan
masuk surga dari pintu mana saja yang ia kehendaki.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan di shahihkan oleh syaikh al-Albani)
Wahai
istriku, ingatkanlah jika suamimu keliru, jika ada hakmu yang
terlalaikan, wahai istriku jangan engkau ragu untuk menasehati jika
suamimu keliru, jika suamimu salah, wahai istriku ku ingin rumah tangga
kita dibangun diatas saling menasehati didalam ketaatan kepada Allah,
karena atas dasar inilah agama kita dibangun. sebagaimana Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda
الدِّينُ النَّصِيحَةُ
“Agama itu adalah nasehat” (HR Muslim)
Wahai
istriku, ku ingin hubungan kita dibangun atas saling percaya dan saling
berkhusnudzan (berberbaik sangka) satu dengan yang lainnya, karena
dengan sebab inilah akan menutup celah hal-hal yang akan menimbulkan
hubungan kita tidak harmonis. Sebelum itu agama kita melarang kita untuk
berburuk sangka. Allah Ta’aala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa.” (al-Hujurat:12)
Wahai
istriku, sebagai seorang suami ku ingin mengajarkan perkara agama kepada
dirimu, tentang permasalahan tauhid, sholat, puasa dan permasalahan
agama yang lainnya, atau mari kita bersama-sama pergi kemajelis ilmu
yang membahas perkara agama dengan pemahaman yang benar, karena hal ini
adalah diantara kewajibanku sebagai seorang suami, sebagaimana Allah
Ta’aala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Wahai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (at-Tahrim:6)
Wahai
istriku, ku akan melangkahkan kaki ini, mengerahkan tenaga mencari
rezeki yang halal yang Allah tetapkan untuk diriku, sebagai tanggung
jawab seorang suami untuk menafkahi anak dan istrinya, sebagaimana Allah
Subhaanahu wata’aala berfirman:
لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللهُ لا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
“Hendaklah
orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan orang yang
disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan
Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang
melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan
memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (ath-Thalaq:7)
Wahai
istriku, ku akan selalu berusaha bergaul dengan pergaulan yang baik
dengan dirimu, dengan kelembutan dan kasih sayang, dengan tutur kata
yang sopan dan etika yang baik, dengan mendengar dan menghargai
pendapatmu, dengan membantu dan meringankan pekerjaanmu, dengan bersikap
yang baik dan menjaga perasaanmu, wahai istriku maafkan suamimu jika
masih jauh dari hal itu, ku ingin berusaha berbuat yang terbaik untuki
dirmu.
Allah Subhaanahu wata’aala berfirman:
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالمَعْرُوفِ
“dan bergaullah dengan mereka secara patut.” (an-Nisa’:19)
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah: “Perbaguslah ucapan kalian kepada mereka, perbaguslah perbuatan kalian dan penampilan kalian sesuai kemapuan kalian, sebagaimana kalian menyukai itu dari mereka. Maka lakukanlah untuk mereka yang serupa. Sebagaimana Allah berfirman:
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالمَعْرُوفِ
“dan Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.” (al-Baqarah: 228) (Tafsir Ibni Katsir)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ ، وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِي.
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dengan istrinya, dan aku orang yang paling baik dengan istriku.” (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Hibban dengan sanad yang shahih)
Wahai
istriku, ku ingin engkau akrab dengan kedua orang tuaku. Ku ingin mereka
menyayangimu seperti anaknya sendiri, wahai istriku mulailah dengan
berlaku lemah lembut kepadanya, membantu pekerjaannya, niscaya engkau
akan disayang seperti anaknya sendiri.
Wahai
istriku semoga Allah menjaga dan melanggengkan rumah tangga kita diatas
ketaatan kepada Allah hingga akhir hayat kita, dan memasukan kita
kedalam surganya