Games

Budidaya Ikan Nila Organik

I.  Pembenihan/Pemijahan

Selama persiapan kolam pemijahan, induk jantan dan betina dipelihara secara terpisah pada kolam pemeliharaan
induk untuk mencegah perkawinan dini.  Kolam pemijahan diairi dengan kedalaman 50 - 70 cm.  Induk jantan dan induk betina yang ditebar perbandingannya bisa 1 : 1, 1 : 2, 1 : 3, 1 : 4. Namun yang paling baik dan di anjurkan adalah perbandingan 1 : 3 (1 jantan : 3 betina), yang disebut juga satu pasang induk. Luas kolam untuk memijah sepasang induk ikan nila adalah 4 meter persegi. Untuk kolam tanah, dasar kolam sebaiknya berpasir atau berlumpur agar memudahkan induk jantan membuat sarang pemijahan.

Ikan jantan yang terangsang untuk memijah mulai menunjukan perubahan warna badan. Badannya menjadi lebih hitam dan siripnya kemerahan. Induk jantan ini juga aktif bergerak untuk mencari pasangannya, sedangkan induk betina tidak menunjukan perubahan warna yang mencolok.  Namun, kalau kandungan telurnya telah cukup masak maka induk betina mau berpasangan.

Bila induk ikan jantan telah mendapatkan pasangannya, ikan nila jantan mulai membuat cekungan di dasar kolam sebagai tempat pemijahan.  Cekungan dengan bentuk bulan cekung dengan garis tengah kira-kira 20 - 50 cm,atau tergantung dari ukuran besar kecilnya induk ikan jantan.

Setelah cekungan selesai dibuat, pasangan induk nila melakukan pemijahan pada sore hari di kala matahari akan terbenam.  Selama proses pemijahan induk betina berada di tengah cekungan, kemudian induk ikan jantan mendekati induk betina. Pada saat itu induk betina mengeluarkan telurnya. Telur itu tergolek di dasar cekungan, dan dalam waktu yang hampir bersamaan induk jantan mengeluarkan spermanya di atas telur dan terjadilah pembuahan telur.

Pelepasan telur terjadi dalam beberapa kali dalam waktu beberapa menit. Waktu yang diperlukan untuk pemijahan tidak lebih dari 10 - 15 menit.  Sekali bertelur, induk ikan nila dapat mengeluarkan telur sebanyak 300 - 3000 butir, tergantung besar dan berat induk ikan betina. Induk muda yang pertama kali bertelur kemampuannya masih sedikit.  Makin tua umurnya, makin tinggi/banyak produksi telurnya.  Namun, induk yang terlalu tua juga mulai menurun produksi telurnya serta kurang baik mutu anak-anaknya.  Oleh karena itu, sebaiknya induk ikan nila dipijahkan hanya selama 2 tahun saja, kemudian diganti dengan induk yang baru.

Telur yang telah dibuahi lalu dipungut oleh induk betina dan dikulum di dalam rongga mulut untuk dieramkan. Telur ikan yang dibuahi diameternya kurang lebih 2,8 mm.  Selama mengerami telurnya, induk betina tidak pernah makan sehingga badannya kurus.  Pengeraman terjadi selama 2-3 hari, dan setelah menetas larva masih dijaga oleh induknya selama 6-7 hari. Ukuran burayak/larva yang baru menetas antara 0,9 - 10 mm.  Burayak yang masih ada dalam mulut induknya mengisap telur kuning yang ada pada tubuhnya selama 4 - 5 hari.

Ketika baru belajar makan, burayak memakan zooplankton yang ukurannya kecil sekali, seperti golongan Rotifera. Apabila tidak terdapat rotifer, pakannya bisa diganti dengan kuningnya telur ayam yang direbus dan disaring dengan kain kelambu, atau diberi makanan dari susu tepung kedele.  Setelah burayak kuat berenang, induk ikan nila mulai meninggalkan anaknya. Pada saat ini sebaiknya burayak dipindahkan ke dalam kolam pendederan. Untuk mengambil/memanen burayak di dalam kolam pemijahan dapat digunakan seser bermata jaring halus atau dengan mengeringkan kolam.

II.  Pemeliharaan Benih                         

Pemeliharaan benih dilakukan sejak nila masih berbentuk burayak yang sudah dilepas oleh induknya. Tempat pemeliharaan burayak dapat menggunakan kolam tanah atau kolam dari semen.

II.A.  Pendederan I

Pemeliharaan burayak atau disebut pendederan atau juga pengipukan dilakukan di kolam tanah atau di kolam
dari semen.  Ukuran luas kolam tidak lebih dari 500 m2 dan idealnya adalah 100 m2. Untuk pendederan di kolam tanah sebaiknya di pupuk terlebih dulu dengan pupuk kandang yang sudah matang atau pupuk organik sebanyak 200 gram/m2. Tujuannya untuk menumbuhkan pakan alami. Sedangkan untuk kolam bak semen, pakan alaminya di kultur tersendiri  kemudian diberikan kepada burayak.

Kolam pendederan sebaiknya terlindung dari sinar matahari dan hujan secara langsung, karena burayak tidak tahan sinar matahari.  Pelindung dapat dibuat dari daun kelapa atau daun pisang yang diapungkan di permukaan air kolam. Penebaran burayak di dalam kolam antara 200-300 ekor/m2. Burayak yang telah berumur satu minggu sudah dapat memakan kutu air (moina, dapnia, dan lain-lain) yang berukuran 0,2 - 0,5 mm.  Bila diberi pakan tambahan, maka ukuran butir-butirnya harus 0,2 - 0,5 mm. Setelah 1 minggu berikutnya, burayak telah bisa memakan makanan yang lebih besar ukurannya, seperti zooplankton yang berukuran 1 mm. Pakan tambahan yang dapat diberikan berupa butiran-butiran yang disebutcrumble (remah).

Penggantian air harus sering dilakukan agar airnya selalu segar dan cukup oksigen.  Pemasukan air baru sebaiknya dilakukan pagi hari dan atau sore/malam selama 1 - 2 jam. Pemasukan air ini diiringi dengan pengeluaran air yang seimbang. Air yang masuk harus lebih jernih agar burayak tidak terganggu oleh endapan lumpur. Bila kekurangan oksigen di dalam air, burayak akan timbul di permukaan air dan tampak seperti terengah-engah. Hal ini dapat diatasi dengan pemasukan air pada kolam, terutama pada malam hari.

Selama masa pemeliharaan 3 - 4 minggu, angka mortalitas burayak dapat mencapai 30 - 50%.  Namun angka tersebut masih dianggap normal.  Setelah pendederan selama 3 - 4 minggu, panjang badan burayak mencapai 2 - 3 cm.  Pada ukuran tersebut burayak sudah dapat dijual kepada petani atau dipelihara lebih lanjut di kolam tanah atau sawah (mina padi) ke tahap pendederan II.    

II.B.  Pendederan II

Pemeliharaan benih tahap II sebaiknya di kolam tanah atau di sawah (mina padi).  Pengairan kolam harus dilakukan 7 hari sebelum digunakan. Kolam diisi dengan air sedalam 60 - 80 cm, dan benih ukuran 2 - 3 cm ditebar dengan kepadatan 40 - 50 ekor/m2.

Makanan yang diberikan selama pemeliharaan terdiri dari organisme renik maupun yang sudah agak lebih besar, seperti cacing, siput air yang lunak, atau diberi pakan tambahan  berupa dedak halus, bekatul, bungkil kacang atau pakan buatan pabrik, atau dibuat sendiri yang berukuran remah.

Untuk menambah pakan alami, lebih baik dilakukan pemupukan susulan. Pemupukan ini dilakukan setelah 10 hari penebaran benih. Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang kering sebanyak 20 kg atau pupuk kandang basah sebanyak 50 kg. Pupuk tersebut diletakkan di empat buah keranjang, dua keranjang ditempatkan di depan pintu air dan dua keranjang lagi ditempatkan di dua sudut kolam.  Dengan cara seperti tersebut pupuk kandang akan membusuk sedikit demi sedikit dan menyebar ke seluruh kolam secara bertahap.  Pupuk organik ini akan menarik serangga-serangga untuk bertelur di situ dan larvanya akan menjadi makanan bergizi bagi benih ikan.

Bila 10 hari kemudian pupuk kandang telah habis, maka pemupukan diulangi lagi.  Setelah 2 kali pemupukan ulang, 10 hari berikutnya benih ikan sudah berumur 30 hari dan sudah waktunya untuk dipanen. Benih ikan ini berukuran 6 - 8 cm dengan berat antara 8 - 10 gram/ekor.    

III.  Pembesaran Nila di Kolam
Pembesaran ikan nila di kolam meliputi persiapan kolam, pengangkutan benih, penebaran dan pemeliharaan benih, pengendalian penyakit, dan panen.

III.a.  Persiapan kolam
 ena kolam bekas budidaya ikan lain akan merusak kontruksi kolam, kesuburannya berkurang, serta tanahnya juga akan asam, sehingga akan mengganggu pertumbuhan ikan nila yang dibudidayakan.

Langkah pertama yang dilakukan adalah pengeringan air di kolam secara total. Untuk mempermudah Sebelum dilakukan penebaran benih ikan ke dalam kolam, harus dilakukan persiapan kolam terlebih dulu, karpelaksanaannya,  pengeringan dilakukan pada waktu panen selesai.  Jadi setelah panen selesai kolam tidak usah diairi lagi, tapi langsung dikeringkan dan lubang pemasukan air ditutup rapat-rapat. Tanah dasar kolam dicangkul sedalam 10 cm atau lebih, tapi jangan terlalu dalam agar nantinya tidak membentuk lumpur yang terlalu tebal. Pengeringan dilakukan selama 3 - 7 hari, tergantung cuaca. Jika cuaca kering maka cukup 3 hari saja, tapi jika hujan dapat mencapai 7 hari. Untuk mengetahui tingkat kekeringan tanah dasar kolam yang dikehendaki yaitu dengan berjalan di atasnya. Apabila tanah yang di injak turun sedalam 1 - 2 cm, maka pengeringan dianggap cukup.

Untuk menambah pakan alami, lebih baik dilakukan pemberian pupuk kandang, pemupukan ini dilakukan 5 hari sebelum kolam diberi air. Pupuk kandang yang digunakan bisa berupa pupuk kandang kering sebanyak 20 kg atau pupuk kandang basah sebanyak 50 kg, baik feses ayam ataupun domba. 

Selama pengeringan kolam, dilakukan juga perbaikan pematang dan pintu air serta pembersihan berbagai sampah, sisa akar tanaman, dan benda lainnya. 7 hari sebelum kolam diisi air, sangat dianjurkan pemberian pupuk kandang yang sudah matang, ditebar merata seluruh permukaan kolam. Lakukan Penyemprotan PIOC CIREMAI pada kolam saat 3 hari sebelum kolam diisi air, dosisnya adalah 16 tutup botol per tangki. Tujuan dari pengeringan dan pengolahan tanah dasar kolam dengan aplikasi penyemprotan PIOC CIREMAI ini selain untuk merangsang pertumbuhan makanan alami yang cukup, juga mempunyai maksud sebagai berikut :
  • Mematikan siklus hidup hama (predator, kompetitor, dan perusak sarana/peralatan perikanan).
  • Memperbaiki struktur dan tekstur tanah agar menjadi subur, gembur, membuat koloid tanah menjadi stabil, sehingga aerasi tanah (kandungan udara di dalam tanah) menjadi baik. 
  • Mengurangi atau menghilangkan racun-racun dalam tanah akibat pembusukan dan penguraian (mineralisasi) unsur-unsur yang dapat mengganggu kehidupan ikan nila, seperti asam belerang (H2S),Amoniak (NH3),Nitrit (NO2).
  • Meningkatkan pH tanah, juga berarti meningkatkan pH air kolam.
  • Memperbaiki lapisan dasar tanah yang porous menjadi kedap air.

III.b.  Pengangkutan Benih

III.b.1.  Sistem Terbuka

Pengangkutan benih sistem terbuka hanya berlaku untuk pengangkutan benih jarak dekat saja dan pengangkutan yang membutuhkan waktu pendek. Wadah yang dipergunakan dapat berupa ember, keranjang pikulan, atau wadah plastik.

Caranya, benih dimasukkan ke dalam wadah yang telah berisi air. Wadah lalu di tutup dengan penutup sederhana agar ikan tidak mudah terkejut. Cara pengangkutannya dapat dengan dipikul atau dengan kendaraan.

III.b.2.  Sistem Tertutup 

Untuk keperluan mengangkut benih jarak jauh, maka sistem tertutup akan lebih baik hasilnya. Wadah yang digunakan  berupa kantong plastik yang tebalnya antara   0,03 - 0,05 mm dengan lebar 50 cm dan panjang 1 m, dan berlapis dua. Wadah lain yang bisa digunakan berupa jerigen plastik berukuran 20 liter.

Kantong plastik diisi air seperempat bagian, benih dimasukkan, lalu oksigen dimasukkan ke dalam kantong plastik sampai bagian atasnya menggelembung, tetapi tidak terlalu keras. Kantong-kantong itu dikemas lagi di dalam karton/kardus.  Di dalam kemasan diselipkan es-es yang ditaruh di dalam kantong-kantong kecil.

Untuk pengangkutan jarak jauh, perlakuan yang diberikan harus lebih cermat. Air yang digunakan untuk proses pengangkutan harus mempunyai pH 7,0 dan tidak mengandung zat besi, C02 dan H2S.  Total alkalinitas di dalam CaCO3 adalah 90 ppm atau lebih.

Benih ikan yang sudah besar dapat diberi penenang agar ikan tidak meronta-ronta. Untuk itu dibutuhkan MS222 sebanyak 0,1 - 1 gram/5 lt air, Qinaldine 115 - 130 ppm, atau garam dapur 0,5%. Setelah sampai ketempat tujuan, ikan dipindahkan ke tempat atau ke dalam air baru.

III.c.  Penebaran dan Pemeliharaan

Transportasi sebaiknya dilakukan pada malam hari atau ketika udara tidak terlalu panas.  Setelah sampai ke tempat tujuan,  benih ikan diadaptasikan dengan suhu kolam yang baru selama 30 menit dan biarkan kantong
tetap tertutup dan mengambang di atas permukaan kolam. Kantong dibuka untuk diadaptasikan dengan pH air yang baru.  Adaptasi pH dilakukan dengan menuang air ke dalam kantong benih sedikit demi sedikit  sampai kantong penuh dalam waktu 15 - 30 menit. Kantong yang telah penuh air dimiringkan agar ikan-ikan menyebar ke dalam kolam. 
Padat penebaran untuk kolam yang dikelola secara intensif adalah 25 sd 30 ekor/m2 untuk benih berukuran 10 - 20 gram/ekor, sedangkan jika pengelolaannya tradisional padat penebarannya cukup 2 - 5 ekor saja /m2 dan benihnya berukuran 2 gram/ekor.

Pemberian pakan selama pemeliharaan harus cukup jumlah dan kandungan proteinnya, yaitu berupa pakan buatan atau pellet dengan kandungan protein 25 - 28 % dan kandungan lemaknya 6 - 8%.  Jumlah rangsum harian 3 - 5% dari berat biomasa (bobot ikan yang ditanam).  Pemberian pakan hariannya jangan kurang dari 3 kali dan jangan lebih dari 5 kali dalam sehari. Menurut pengalaman para petani yang berhasil, sebaiknya 4 kali saja dalam sehari, atau 3 kali saja dalam sehari tapi dengan jumlah pakan yang diberikan sepuas-puasnya (adlibitum). Ikan diberi pakan pada pagi hari (jam 7.00 WIB) sepuas-puasnya sampai tidak ada ikan yang memakan pellet lagi. Pada siang hari (jam 12.00 WIB) diberi pakan lagi sepuas-puasnya, dan pada sore hari (17.00 WIB) juga diberi pakan sepuas-puasnya.

Untuk mendapatkan hasil panen yang meningkat dan pengendalian serangan hama penyakit, lakukan pemberian PIOC CIREMAI dengan dosis 1 tutup botol dilarutkan kedalam 5 liter air/50m2 per hari, lalu kucurkan merata ke seluruh permukaan kolam.

Pakan yang diberikan sebaiknya habis dalam waktu 5 menit. Jika tidak habis dalam waktu 5 menit berarti ikan mendapat gangguan.  Gangguan tersebut dapat berupa serangan penyakit, perubahan kualitas air, udara panas, atau terlalu sering diberikan pakan.

Pemeliharaan ikan nila (benih yang disebar ukuran15 - 20 gram/ekor) dilakukan selama 4 - 5 bulan, dapat dipanen ukuran konsumsi dengan berat rata-rata sekitar 400 - 500 gram/ekor.

III.d.  Pengendalian Penyakit

Penyakit yang menyerang ikan, tidak terkecuali ikan nila, digolongkan menjadi dua, yaitu penyakit non parasiter (penyakit tidak menular) dan penyakit parasiter (penyakit  menular).

1.  Penyakit non parasiter
Penyakit non parasiter adalah penyakit yang tidak menular yang ditimbulkan bukan oleh parasit. Penyakit ini antara lain disebabkan oleh:
  • Kualitas air.  Menjaga kualitas air sangatlah penting, karena kualitas air yang tidak baik akan membahayakan ikan nila yang dibudidayakan.
  • Pakan.  Pemberian pakan adalah salah satu cara untuk meningkatkan produksi, tetapi bila pakan yang digunakan kurang bergizi akan menyebabkan pertumbuhan ikan nila terganggu, pertumbuhan tidak sempurna, lambat, serta mudah terserang penyakit.  Untuk mengatasi hal tersebut perlu diberikan pakan yang tepat jumlahnya, cukup, dan bergizi.
  • Keracunan.  Pakan ikan yang kadulawarsa bisa mengakibatkan keracunan.Oleh karena itu pakan yang diberikan harus tidak kadulawarsa dan yang tidak tercemar.

2.  Penyakit parasiter     
Penyakit parasiter disebabkan oleh aktivitas organisme parasit. Organisme yang sering menyerang ikan nila adalah protozoa, bakteri, jamur, copepod, dan cacing-cacingan. Jenis penyakit yang dikenal menyerang ikan nila adalah sebagai berikut:

2.a.  Lerneasis

Penyebabnya adalah Lernea cyprinaseae yang juga dikenal sebagai cacing jangkar (Anchor worm).  Daur hidup Lernea meliputi 3 fase nauplius dan 6 fasecopepodit.  Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai dewasa umumnya 20 - 23 hari. Lernea dewasa pada tubuh ikan dapat dilihat dengan mata telanjang.  Tubuh Lernea terjuntai keluar, dapat digunting dan tidak boleh dicabut. Untuk mencegah terjadinya infeksi, ikan diobati dengan Cemicitin atau Tetracyklin 250 mg yang dilarutkan dalam 500 lt air. Rendam ikan yang sakit selama 2 - 3 jam.  Obat lain yang bisa digunakan yaitu Bromex 0,01 - 0,05 ppm dan larutan Difterex 0,25 ppm yang dapat membunuh Lernea stadium copepodit dalam perendaman selama 4 - 6 jam.

2.b.  Argulosis

Penyebabnya adalah Argulus spp.  yaitu parasit yang tubuhnya berbentuk bulan pipih, sehingga disebut kutu ikan (Fish louse). Tanda-tanda ikan yang terserang yaitu: tubuh ikan kurus, bekas serangan Argulus nampak kemerah-merahan, ikan menggosok-gosokkan tubuhnya ke benda padat yang ada di kolam, serta ikan mengeluarkan lendir dalam jumlah yang banyak.

Pengobatan dilakukan dengan menggunakan larutan garam (NaCl), larutan Ammoniak (NH4Cl), atau ikan yang sakit direndam dalam larutan Bromex 0,1 - 0,2 ppm atau Lindane 0,1 - 0,2 ppm selama 5 jam, atau dengan Neguvon 1 gr/liter air selama 20 - 30 menit. Obat lain yang bisa digunakan adalah PK (kalium permanganate) dan Lisol.

III.e.  Panen

Ikan nila yang hidup harganya lebih tinggi dibandingkan ikan nila yang telah mati. Biasanya harganya dapat mencapai dua kali lipat harga ikan mati yang masih segar. Oleh karena itu, perlu penanganan yang hati-hati pada saat pemanenan agar ikan tetap hidup sampai di tangan konsumen.

Pemanenan dengan jala atau jaring kantong dapat merusak ikan. Cara pemanenan yang baik adalah dengan mengeringkan kolam secara bertahap. Jika air kolam tersisa 20-30 cm, di bagian tengah kolam atau di bagian pinggir dibuat kemalir menuju ke pintu air. Dasar kolam di dekat pintu berupa cekungan berbentuk kotak yang berukuran 2 x 3 x 2 meter dengan kedalaman air sekitar 20 cm. Ikan-ikan yang terkumpul di dalam cekungan tersebut ditangkap dengan seser tangan dan dipindahkan ke wadah-wadah penampungan yang telah disediakan.

Cara penangkapan ikan nila yang lebih canggih untuk skala usaha besar di negara maju dilakukan dengan mesin penyedot. Ikan dan airnya disedot melalui suatu pipa yang cukup besar kemudian langsung ditampung di dalam tangki di atas truk. Tangki tersebut telah dilengkapi dengan creator dan suhunya rendah. Bila sampai di tempat tujuan, ikan dikeluarkan dengan menggunakan pipa pula.

Untuk pengangkutan ikan hidup dapat dilakukan dengan cara terbuka dan cara tertutup. Pengangkutan terbuka dilakukan dengan menggunakan wadah kedap panas yang dipasang pada sebuah kendaraan roda empat.  Wadah ini telah diisi air yang sesuai dengan media budidaya ikan di kolam yang dilengkapi dengan aerasi. Pemberian aerasi berupa gas oksigen murni mutlak diperlukan untuk mengangkut jumlah ikan yang padat. 

Pengangkutan tertutup dilakukan dengan menggunakan kantong plastik, seperti pengangkutan pada benih.  Untuk jarak yang tidak terlalu jauh dapat digunakan kantong plastik bervolume 50 - 100 ltr  yang dirangkap untuk mencegah kebocoran. Suhu air media di dalam kantong diusahakan sekitar 17 - 22 °C.  Kantong plastik berukuran 60 liter yang diisi air 20 liter bisa mengangkut ikan hingga 4 - 5 kg selama 4-5 jam perjalanan.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2013. 'Azolla' Fish Farm - All Rights Reserved
Template Created by ThemeXpose