Games

Showing posts with label ikan lele. Show all posts
Showing posts with label ikan lele. Show all posts

Monitoring dan Manajemen Kualitas air Pada Kolam Lele : Penting !!!


Setiap pembudidaya ikan berharap mendapati kelangsungan hidup yang tinggi atas ikannya dan pertumbuhan yang lebih baik dalam waktu singkat di kolam, mereka harus berusaha untuk memperhatikan baik untuk kualitas air tambak.

Memahami dan memprediksi kinerja ikan di kolam dapat relatif sulit tanpa pengetahuan tentang bagaimana parameter air mempengaruhi perilaku ikan.

Dalam beberapa tahun terakhir, kami mengamati bahwa sebagian besar petambak memiliki kolam yang baik, menempatkan jumlah benih ikan yang tepat, masih tercatat kerugian besar meskipun ikan mereka makan sangat baik.
Hal ini disebabkan minimnya pengetahuan kimia air ikan.

Ikan, tidak seperti hewan lainnya, pakan dan kotoran dalam air yang sama dan kualitas air di mana mereka tinggal secara langsung mempengaruhi efisiensi pakan, laju pertumbuhan, kelangsungan hidup dan kondisi kesehatan ikan.

Ketika kualitas air terdepresiasi, pakan yang dikonsumsi tidak benar berubah menjadi limbah amonia. Pertumbuhan yang buruk pada ikan, kelangsungan hidup ikan dipengaruhi dan akhirnya membunuh ikan.

Dalam produksi ikan, parameter kualitas air yang perlu terus dipantau adalah suhu, oksigen terlarut, pH, dan amonia.

Karena dinamika dalam kolam, parameter ini bisa berubah pemberitahuan singkat. Kami ingin berbagi pengalaman kami dan pengamatan dengan pembudidaya ikan mengenai berbagai cara di mana fluktuasi parameter air tersebut dapat mempengaruhi kesehatan ikan, pertumbuhan ikan dan kelangsungan hidup ikan.

Oksigen Terlarut (DO/ Dissolved Oxygen)

Relevansi memantau tingkat oksigen terlarut di kolam sangat penting. Untuk lele sangkuriang, nasamo dan piton, pembudidaya harus mencoba sebisa mungkin untuk mempertahankan kadar oksigen terlarut di antara 4mg / liter untuk tingkat kejenuhan di kolam.

Penyakit gelembung gas bisa terjadi pada ikan ketika tingkat DO secara konsisten terlalu tinggi dan air super-jenuh jauh di atas 300 persen. Ketika level DO secara konsisten antara 1.5mg / liter untuk 5mg / liter, ikan akan hidup, tapi konsumsi pakan akan kurang.

Tingkat pertumbuhan juga akan mengurangi Pakan (FCR). Ketika DO tingkat lebih rendah dari 1.5mg / liter, ikan akan stres dan mereka akan mati. Periode untuk mencapai bobot yang diinginkan pada ikan akan diperpanjang dan kerugian utama investasi akan terjadi.

Faktanya, kami menekankan bahwa dengan tingkat konsisten DO rendah di kolam, penggunaan pakan berkualitas rendah bahkan mungkin membuang-buang uang.

Hal ini hanya karena fakta bahwa ikan menghirup oksigen untuk metabolisme tubuh secara umum. DO diperlukan untuk membantu kerusakan sisa metabolisme yang berpotensi berbahaya apapun ke dalam bentuk yang kurang berbahaya, misalnya amonia (NH3) dipecah menjadi nitrit (NO2) dan kemudian menjadi nitrat (NO3).

Temperatur/ Suhu

Tidak seperti manusia yang berdarah panas, ikan berdarah dingin. Metabolisme yang terjadi dalam tubuh mereka sangat dipengaruhi oleh suhu air.

Untuk Lele, rentang suhu yang dapat diterima adalah antara 26ºC ke 32ºC.

Ketika suhu air di kolam secara konsisten tetap antara 16ºC dan 26ºC, konsumsi pakan sedikit dan laju pertumbuhan ikan juga sangat buruk.

Stres berkepanjangan dapat membuka peluang ikan terhadap infeksi oportunistik. Ketika ikan secara konsisten terkena suhu di bawah 15ºC, pertumbuhan ikan pada akhirnya akan berhenti dan kematian hanya menunggu waktu.

Suhu rendah negatif mempengaruhi tingkat di mana limbah dikonversi di dalam air. Namun, ketika suhu air di atas 32ºC, efek yang dihasilkan pada Lele tidak baik sama sekali. Hal ini karena fakta bahwa oksigen tidak mudah larut dalam air yang sangat hangat. Suhu tinggi di kolam akan menekankan ikan dan akhirnya menyebabkan kematian.

pH

pH adalah tingkat ion hidrogen hadir dalam air. Untuk ikan di kolam, nilai pH yang diterima antara 6,5-7,5. Ketika berada di bawah 4, ikan akan mati karena keasaman air.

Kami secara pribadi telah mengalami hal ini dan itu tidak menyenangkan.

Ketika pH terus-menerus antara 4 sampai 6, ikan akan hidup, namun, karena stres, akan mengalami pertumbuhan yang lambat. Asupan pakan akan sangat sedikit dan berkurang. FCR juga akan sangat tinggi.

Bahkan, bagi pebudidaya ikan jeli, pH rendah dalam air tambak merupakan indikasi CO2 yang tinggi, (karbon dioksida) di dalam air.

PH tinggi antara 9 sampai 11 dalam air kolam juga akan menghambat pertumbuhan ikan. Ikan pada akhirnya akan mati ketika tingkat pH naik di atas 11.  pH rendah membantu proporsi yang lebih tinggi dari amonia terionisasi menjadi kurang beracun untuk ikan. Sebaliknya adalah kasus dengan pH tinggi dalam air.

Tidak ada yang menyakitkan ketika tahu tentang fakta-fakta ini. Parameter air ini memainkan peran utama dalam bisnis secara keseluruhan pada budidaya ikan yang menguntungkan.

Membuat keuntungan dari budidaya ikan benar-benar lebih dari sekedar memberikan makanan kepada ikan. Parameter Kualitas air harus dipantau dan rentang yang dapat diterima harus dipertahankan.

.

Cara Budidaya Lele Dengan Media Jaring Apung

A. Persiapan Jaring :

http://www.azolla.web.id/2015/01/cara-budidaya-lele-dengan-media-jaring.html
    1. Pembuatan jaring apung dengan menggunakan waring yang dijahit dengan  ukuran 10 m3.
    2. Kolam dipasang pada sawah yang tergenang dengan menggunakan bambu sebagai tiang panjangnya
    3. Kolam terpal sebaiknya diberi naungan sekitar 25-50% dari luas jaring untuk mengurangi suhu panas pada siang hari.

B. Penebaran Benih :

Syarat benih :

    1. Gerakannya lincah, berkualitas
    2. Tidak cacat atau luka di tubuhnya.
    3. Tidak ada tanda-tanda terserang penyakit.
    4. Besarnya kurang lebih seragam.

Cara penebaran benih :

    1. Waktu penebaran yang baik yaitu pagi atau sore hari (suhu rendah).
    2. Setelah benih sampai lokasi, segera dilakukan aklimatisasi (penyesuaian dengan air kolam). Caranya wadah diapungkan dalam kolam selam sekitar 15 menit. Setelah itu air kolam dimasukkan sedikit demi sedikit dalam wadah benih.
    3. Setelah kondisinya sama maka benih dibiarkan keluar sendiri.
    4. Padat penebaran lele 100-200 ekor/m2.

C. Pemeliharaan

    1. Ikan lele  dapat diberikan pakan berupa pellet yang mempunyai kadar protein tinggi    ( + 30 %). Bila menggunakan pakan pellet buatan pabrik biaya yang dikeluarkan akan tinggi, sehingga keuntungan rendah, maka dapat diberikan pellet buatan atau pakan alternatif lainnya misal : ikan rucah, keong/bekicot, limbah peternakan, dan lain-lain.
    2. Waktu pemberian pakan sebaiknya selalu tepat setiap harinya. Pakan dapat diberikan        2-3 kali sehari atau lebih.
    3. Jumlah pakan yang diberikan per hari 5-10 % ukuran kecil dan 3-5 % untuk ukuran  remaja sampai panen.
http://www.azolla.web.id/2015/01/cara-budidaya-lele-dengan-media-jaring.html

Contoh jumlah pakan yang diberikan :

Misalnya jumlah ikan 2000 ekor dan berat rata-rata 20 gram, pemberian pakan 5 % maka jumlah pakan per hari adalah : 2000 ekor X 20 X 5% = 2 kg
(diberikan 3 kali : pagi, siang, malam).

Sortir ikan juga dilakukan pada saat ikan berumur 1 bulan agar pertumbuhan ikan bisa maksimal dengan cara memisahkan ikan yang berukuran besar ke kolam lain.

Contoh jumlah pakan yang diberikan :

Misalnya jumlah ikan 2000 ekor dan berat rata-rata 20 gram, pemberian pakan 5 % maka jumlah pakan per hari adalah : 2000 ekor X 20 X 5% = 2 kg
(diberikan 3 kali : pagi, siang, malam).

D. Pengendalian Hama dan Penyakit

Dalam pengendalian hama dan penyakit, maka cara pencegahan (preventif) adalah yang terbaik yaitu mengantisipasi terjangkitnya penyakit dan serangan hama.

Hama :

Jenis hama yang sering memangsa lele diantaranya : ular, lingsang, burung, dan lain-lain.

Cara pengendaliannya dengan memberi pagar pengaman di sekeliling kolam atau memasang jaring pada bagian atas dan samping kolam.

Penyakit :Penyebab penyakit disebabkan oleh :

    1. Lingkungan yang jelek.
    2. Parasit (sumber penyakit ) yang memungkinkan menyerang ikan.
    3. Kondisi ikan yang tidak sehat atau kurang daya tahan tubuhnya.

Sumber penyakit antara lain : bakteri, virus, parasit, jamur dan parasit lainnya.

Cara mencegah penyakit antara lain dengan menjaga kualitas air tetap baik, memberi pakan yang cukup dan penebaran benih unggul.
Karena lingkungan sekitar merupakan sentra produksi batik tentu rawan sekali perairan ini akan tercemar oleh limbah sehingga kelompok membuat komitmen dengan warga sekitar untuk tidak mengalirkan limbahnya kesawah yang dibudidayakan lele ini sebagai pencegahan masuknya sumber penyakit.

E. Panen

    1. Dilakukan setelah ikan mencapai ukuran 8-12 ekor/kg (berat 80-120 gram)
    2. Cara panen dengan mengangkat jaring dengan bambu yang digeser sehingga ikan lele terkumpul dan kemudida diserok dengan seser.
    3. Panen dapat dilakukan panen sebagian(  parsial ) atau panen total.

F. Analisa Usaha

1. BIAYA TETAP :

a. Penyusutan kolam                            :      Rp       25.000
b. Penyusutan peralatan                              :           Rp       20.000
                                                                        Rp       45.000

2. BIAYA TIDAK TETAP :
a. Benih lele 4-6, 2.000 e @ Rp 125     :      Rp.       250.000
b. Pakan pelet 180 kg @ Rp 9.000,-    :      Rp.    1.620.000
c.  Biaya lain-lain                                   :      Rp.      50.000
                                                                     Rp.    1.920.000      

3. PENDAPATAN :
a. Lele ukuran 10 ekor/kg ( SR 90%)
90% X 2.000 : 10  X Rp. 15.000        :      Rp      2.700.000

4. KEUNTUNGAN :
Keuntungan =  Pendapatan–( Biaya Tetap+Biaya Tidak Tetap)
               = Rp  2.700.000  – ( Rp 45.000 + Rp 1.920.000 )
               = Rp 735.000,-                    

5. KELAYAKAN USAHA

    R/C     =  Rp. 2.700.000 / Rp. 1.920.000

               =  1,4   ( layak )


Cara Mengkonfigurasi Sebuah Sistem Aquaponik




Pernah terfikirkah oleh anda, bahwa anda tinggal di lokasi perumahan yang sempit, tetapi anda ingin sekali bercocok tanam sambil berbudidaya ikan ?! Jika hal ini yang masih anda cari solusinya, maka pola aquaponik adalah jawabannya.

Di berbagai negara maju, sistem ini sudah berkembang pesat, bukan saja karena sempitnya lahan, tapi kebutuhan akan sayuran segar tanpa kimia berbahaya serta kebutuhan gizi dari mengkonsumsi ikan yang semakin pesat.

Dalam artikel kali ini kami akan ulas lebih jauh tentang aquaponik dan kami akan berbagi 6 langkah sederhana untuk membangun sebuah ekosistem di  pekarangan rumah anda.

6 tips sederhana untuk mengkonfigurasi sistem aquaponik:

1 Dasar-dasar
Dapatkan beberapa tanaman starter dan tanam dengan media tanam pelet leca, biasanya tersedia di toko pertanian, yang akan menggantikan tanah konvensional Anda.

Tanaman Starter: Beli dari pembibitan, atau cari benih tanaman yang sesuai keinginan anda.

Pot: Daur Ulang gelas plastik dengan melubangi/ disodok di bagian bawah. Pelet leca/ pelet media akuaponik. Idealnya, pelet seharusnya sudah diatur di air kolam - seperti pelet kami yang nyaman dengan bakteri.

2. Media tanam
Pasang tempat tanaman anda ke pipa PVC putih dan pastikan untuk mengebor lubang dengan diameter 10mm.

Dapatkan pipa PVC putih, dan tabung L yang menghubungkan pipa di toko bangunan.


3  Hal-hal yang baik dari bakteri
Bakteri dalam pelet mengubah amonia menjadi nitrat, menciptakan tanaman pangan dan pupuk/ amonia yang di proses kembali menjadi nitrat yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan ikan.

4. Kondisi air
Air di dasar kolam sangat banyak mengandung amonia dari sisa makanan atau kotoran ikan. Air dasar ini akan menjadi masalah bagi ikan, karenanya ini harus dibuang, dan dalam pola aquaponik amonia ini dialirkan ke tanaman melalui pipa pvc dengan mesin pompa. Dan Tanaman akan merubah air yang mengandung amonia menjadi nitrat.

5. Kolam/ aqua kultur

Gunakan kolam ikan yang sudah ada, atau aquarium kaca. Atau kolam plastik/ terpal.

Ikan budidaya : Ikan Nila adalah ujicoba yang mudah. Boleh juga ikan lele, tapi anda harus rajin sortir.

6. Aerasi

Aerasi yang baik bisa anda ciptakan sekaligus dalam pola aquaponik, dalam hal ini anda harus pandai memodifikasi agar air yang mengucur dari tanaman mampu mengantarkan oksigen yang memenuhi kebutuhan ikan anda ( Kata kuncinya : Ikan yang sehat tergantung dari aerasi yang baik ). 

Gunakan pompa air ( bisa pompa air celup ) untuk mengatur aerasi.






 

Cara Jitu Budidaya Lele ( Panen Cepat Hasil Berlipat ) -- bag. 1



Budidaya lele yang berhasil tergantung pada ikan yang sehat dan pengelolaan kualitas air yang tepat. Kualitas air yang buruk mengurangi pertumbuhan dan mempengaruhi kesehatan ikan. Penyakit ikan biasanya terjadi setelah stres dari gangguan kualitas air. Masalah kualitas air dapat berkembang tiba-tiba dari fenomena lingkungan (hujan lebat, kolam meluap), atau salah dalam cara budidaya secara terus-menerus. Pengelolaan kualitas air sangat penting jika air terbatas dan aliran air menjadi sumber utama untuk budidaya.





Tiga masalah kualitas air utama terjadi pada tambak budidaya ikan:
1. produksi fitoplankton berlebihan
2. oksigen yang terlarut sangat rendah
3. akumulasi metabolit racun

PRODUKSI FITOPLANKTON BERLEBIHAN

Fitoplankton alga mikroskopis yang mengambang bebas. Kegiatan fotosintesis oleh populasi plankton yang berlebihan dapat menghasilkan  menyebabkan jenuh oksigen dalam air selama sore hari pada hari yang diterangi matahari cerah.

Pertumbuhan fitoplankton dirangsang oleh penambahan nitrogen, fosfor dan kalium. Populasi dapat "berkembang" 7 sampai 10 hari setelah input besar nutrisi, atau "tabrakan" ketika ketersediaan nutrisi menipis, atau jika bahan kimia beracun ditambahkan ke air. Fitoplankton bernafas mungkin membutuhkan hampir 80% dari konsumsi oksigen dalam air, dan pernapasan oleh populasi fitoplankton yang besar dapat menguras oksigen di kolam selama periode berkelanjutan dari cuaca mendung atau di malam hari.

SUMBER NUTRISI

Pakan ikan merupakan sumber utama nutrisi fitoplankton di kolam budaya. Pemberian pakan tidak boleh berlebihan, kecuali oksigen terlarut dipantau setiap hari dan peralatan aerasi tersedia. Memberi pakan dalam jumlah banyak akan memerlukan aerasi tambahan untuk menghindari penurunan oksigen terlarut.

Aliran air dari lahan pertanian mungkin berisi jumlah nutrisi berlebihan dari pupuk atau tanaman yang mengandung residu.

Nutrisi dalam kotoran ternak dapat masuk kolam langsung jika hewan diizinkan untuk masuk kolam, maupun tidak langsung mengalir ke kolam, jika kolam budaya berada dibawah fasilitas ternak.

ASPEK POPULASI FITOPLANKTON BERLEBIHAN

Fitoplankton sering mewarnai air menjadi hijau, tetapi juga dapat menyebabkan air menjadi biru-hijau, merah atau coklat. Jika populasi plankton adalah sumber utama kekeruhan di kolam, kepadatan fitoplankton dapat ditentukan dengan beberapa metode:

1. Amati dengan disk Secchi.
Disk secchi yang datar, berat disk, 8 "(200 mm) diameter, dengan kuadran hitam dan putih alternatif. Kejelasan Air ditentukan dengan cara menurunkan disk ke dalam air sampai tidak lagi terlihat. Pengamatan dengan disk Secchi sebaiknya berjarak 15-20 inci (380-500 mm). Tampilan yang rendah menunjukkan plankton yang berlebihan dan penetrasi cahaya yang lebih besar mendorong pertumbuhan tanaman air yang berakar. pertumbuhan berlebihan tanaman akuatik yang berakar juga dapat menyebabkan penurunan oksigen.

2. Fluktuasi oksigen terlarut.
Oksigen terlarut mungkin konsisten kurang dari 25% saat Cuaca Rawan sebelum fajar, di kolam dengan populasi fitoplankton yang berlebihan, dan tingkat sore hari oksigen terlarut mungkin 125-200% saat Cuaca Rawan. Persentase Cuaca Rawan dapat ditentukan dengan perbandingan oksigen terlarut dengan nilai-nilai Cuaca Rawan.

3. Penampilan Air
 Pada populasi fitoplankton yang berlebihan ditunjukkan jika air kolam menjadi hijau pekat, biru-hijau, merah atau coklat dalam waktu 7-10 hari. Sampah alga juga menunjukkan populasi berlebihan dan sering terjadi 1-3 hari sebelum ledakan populasi alga.

Pengendalian Populasi Fitoplankton

Populasi fitoplankton dapat dikendalikan dengan beberapa metode:

1. Kuras kolam/ tambak.
Menguras kolam dengan membersihkan alga dengan melakukan pengeringan dan mengisi dengan air bersih.Ganti air dengan air bersih lain yang sebaiknya sudah anda perseapkan sebelumnya, yakni air yang telah dilengkapi dengan nutrisi yang baik, atau air sumur/ sungai dan lengkapi dengan nutrisi sesuai aturan budidaya.

2 Panen 
Beberapa atau semua ikan, tapi pastikan ikan tidak "lepas-aroma" dari alga sebelum Anda panen, jika ikan akan dijual untuk makanan. Populasi Plankton berkurang ketika jumlah kecil dari pakan ditambahkan ke kolam.

3. Populasi 
Pengobatan Kimia Fitoplankton dapat dikurangi dengan memperlakukan dengan tembaga sulfat (CUS04) atau Aquathol untuk membunuh alga. Jangan lebih dari 25% saat kolam harus diobati sekaligus. Tambahkan bahan kimia di dekat pantai bawah angin selama sore hari. Oksigen terlarut harus dipantau secara hati-hati selama 3-5 hari sebelum kimia lebih ditambahkan. Peluruhan saat ganggang mati dapat menyebabkan deplesi oksigen, dan membunuh ikan dan ganggang lainnya. Sangat hati-hati harus dilakukan ketika mengobati dengan CuSO4. Tingkat pengobatan yang dianjurkan untuk CUS04 adalah:

PPM CUS04 = alkalinitas total (ppm).
                                     100

Alkalinitas harus diukur sebelum setiap pengobatan dengan CUS04 Jika alkalinitas total di bawah 60 ppm, Uji kesehatan ikan harus dilakukan sebelum pengobatan dengan CUS04.


bersambung ..............

Tehnik Pembenihan Lele

Perkembangan budidaya pembesaran  lele yang semakin pesat, memerlukan pasokan benih lele yang terjamin pula. Selain dari aspek kuantitas, perlu diperhatikan juga aspek kualitasnya, oleh karena itu diperlukan adanya peningkatan pengetahuan para pembenih lele untuk dapat meningkatkan produksi benih lele dan juga menjaga kualitas benihnya.




A.Syarat-syarat induk Lele :


Betina:
  • 1. Sehat
  • 2. Berat minimal 1kg
  • 3. Umur lebih dari 1 tahun

Jantan :
  • 1. Sehat
  • 2. Berat minimal 800 gram
  • 3. Umur lebih dari 10 bulan

B. Ciri-Ciri induk matang gonad /siap pijah :

Betina :
  • 1. Perut besar
  • 2. Gerakan lamban
  • 3. kelamin berwarna kemerahan
    Jantan :
    • 1. Bentuk tubuh langsing proporsional
    • 2. Gerakan Lincah
    • 3. Kelamin kemerahan
      Induk-induk yang sudah matang gonad ditempatkan dalam bak penampungan untuk dipuasakan 1 malam, agar kotoran dapat dikeluarkan terlebih dahulu sebelum dipijahkan. Pemijahan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu alami dan  buatan/suntik.

      C. Pemijahan 

      Persiapan bahan :
      • -Bak pemijahan
      • -Happa/kelambu
      • -kakaban/injuk tempat telur menempel
      • -air dengan kualitas yang baik


      Metode Pemijahan :
      • 1. Alami
        Satukan antara induk betina dan jantan dalam bak pemijahan dengan perbandingan       1 jantan : 2 betina
        Lele betina akan memijah antara 4 sampai 6 jam setelah disatukan dalam bak pemijahan
        selesai memijah, induk jantan dan betina dikembalikan masing-masing ke dalam kolam pemeliharaan induk.

        • 2.Buatan
        Timbang induk betina dan jantan
        perbandingan 1 : 1 menurut beratnya
        suntik larutan ovaprim dengan dosis 0,2 cc untuk tiap ekor jantan dan betina
        penyuntikan dilakukan di punggung ikan dengan kemiringan 45 derajat, usahakan penyuntikan dilakukan sore hari sehingga dini hari ikan sudah dapat memijah.

        D. Pemeliharaan Larva 


        Setelah dipijahkan, telur akan menetas dalam waktu 18 sampai 24 jam. Larva dapat dirawat di dalam happa pemijahan atau dipindah ke dalam bak fiber atau aquarium. Pemeliharaan larva selama 5 hari,  1-2 hari pertama larva belum perlu diberi makan karena masih ada cadangan makanan di dalam tubuhnya. Hari ke-2 larva mulai diberi pakan kuning telur yang telah dihaluskan atau artemia.

        Setelah 5 hari, larva sudah dapat dipindahkan ke kolam pendederan, pemberian pakan sudah bisa dengan tepung pellet, pemeliharaan dalam kolam pendederan selama 25 hari sampai dengan ukuran larva 3 cm sampai 5 cm. Setelah pemeliharaan dalam kolam pendederan maka bibit lele sudah bisa dijual atau dipindah ke kolam pembesaran.


        Langkah-langkah Pemijahan Lele Sangkuriang Dengan cara Streeping (Pengurutan)


        Analisis, Artikel, Cacing, Sutra, Fakta, Data, Kisah, Sukses, Lele, Sangkuriang, Panduan, Tips, Trik, Pembenihan

        Berikut langkah demi langkah pemijahan lele sangkuriang dengan cara streeping :

        A. Pemilihan Induk

        a. Ciri-ciri induk lele Betina yang saya alami
            Lihat dari alat kelamin warnanya kemerahan dan tampak agak membesar. Bagian perut tampak membesar ke arah anus, jika diraba terasa lembekJika bagian perut secara perlahan diurut ke arah anus, akan keluar beberapa butir telur berwarna kekuningkuningan berukuran relatif besar. Tapi jangan terlalu keras mengurutnya kasihan nanti indukannya.

            Dilihat dari pergerakannya agak lambat dan tidak terlalu agresif

        b. Ciri-Ciri Induk Jantan yang saya alami
            Alat kelamin tampak jelas dan lebih runcing di ujungnya kelihatan warnanya kemerahan
            Apabila di urut akan keluar cairan putih kental seperti (ingus)
            Warna tubuh agak kemerahmerahan
            Tubuh ramping, gerakannya lincah.

        B. Proses Streeping dan Pembuahan

        1. Alat dan Bahan

        a. Alat

            Bak Permanen/Aquarium
            Mangkok/Baskom
            Gunting
            Timbangan
            Tissue
            Bulu Ayam
            Kakaban / Atau Bisa juga pakai nampan
            Spuid (Suntikan)
            Ember
            Serokan Induk
            Golok
            Lap/Handuk

        b. Bahan

            Ovaprim
            Aquades / Aqua Gelas. (tapi yang bagus di pakai aquades)
            Induk Jantan
            induk Betina
            Larutan NaCl (Natrium Clorida/ Larutan Infus)

        c. Cara Kerjanya

        ~    Siapkan Alat dan Bahan yang diperlukan terlebih dahulu
        ~    Lakukan pemilihan induk sesuai dengan kriteria
         ~   Setelah induk terpilih lakukan penimbangan ( tujuannya agar mudah menentukan dosis Hormone yang akan digunakan.
        ~    Setelah ditimbang lakukan perhitungan dosis hormon yang akan disuntikan, (saya biasa pakai dosis. Ovaprim 0.3ml/Kg. dan Aquades 1ml/kg. aquades fungsinya mengencerkan ovaprim.
        ~    setelah dosis didapat lakukan penyuntikan induk jantan dan betina disuntik sesuai dengan dosis. letak posisi penyuntikan di bagian punggung dengan kemiringan 45derajat. usahakan larutan ovaprim yang ada di spuid tidak ada gelembungnnya. penyuntikan dilakukan bisa malam hari atau pagi hari jam 05.00. sebaiknya lakukan penyuntikan pada pagi hari tujuannya pada waktu streeping bisa dilakukan pada siang hari.
        ~    Setelah disuntik masukkan induk tersebut ke ember secara terpisah antara induk jantan dan betina dan biarkan selama kurang lebih 810 jam.
        ~    Setelah 8 jam induk di cek tingkat ovulasinya. apabila di dasar ember terlihat ada telur berarti induk siap di streeping (di urut) untuk mengeluarkan telur. apabila 8 jam masih belum terlihat adanya telur di dasar ember bisa dilakukan pengurutan ke arah anus kalau keluarnya lancar berarti sudah siap.
        ~    Setelah betina siap lakukan pembedahan induk jantan untuk di ambil spermanya, selanjutnya sperma dicuci dari darah menggunakan NaCL. lalu di lap menggunakan tissue.
        ~    Lakukan pengguntingan atau dicacah lalu tampung di mangkok sambil di encerkan menggunakan NaCL 100ml. (catatan Tangan basuh terlebih dahulu dengan larutan NaCL supaya steril dari air. mangkok juga harus kering jangan ada air.)
        ~    Ambil induk betina Lakukan Proses Streeping Untuk dikeluarkan telurnya tampung pada mangkok atau baskom. untuk memegang induk agar diam pakai handuk setengah kering. lakukan pengurutan sampai telur habis. ( catatan apabila pengurutan tidak lancar jangan dipaksakan itu bisa mengakibatkan keluar darah. )
         ~   Setelah telur siap dibuahi sperma. masukan Sperma yang ada pada mangkok tadi kepada mangkok atau baskom yang sudah berisi telur. aduk hingga rata menggunakan bulu ayam secara perlahan.
        ~    Setelah merata telur di tebar di bak/ aquarium yang sudah berisi kakaban atau jenis lainnya yang bisa dipakai untuk menempel telur. untuk penebaran telur jangan sampai menumpuk kalau menumpuk dapat menghambat proses penetasan.
         ~   Telur akan menetas selam 24 jam30 jam tergantung pada suhu air.


        Cara Pemijahan Lele Sangkuriang Lengkap


        Berikutt beberapa hal yang wajib diketahui dalam pemijahan lele sangkuriang :


        Seleksi indukan yang baik.

        Induk Lele Sangkuriang siap pijah
        Ciri bahwa indukan lele sudah siap untuk meminjah adalah calon induk terlihat mulai berpasang-pasangan, kejar-kejaran antara yang jantan dan yang betina. Usahakan Indukan lele yang akan dipijahkan memiliki syarat-syarat berikut:
        1. Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan.
        2. Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil supaya terbiasa hidup di kolam.
        3. Berat badannya berkisar antara 100-200 gram, tergantung kesuburan badan dengan ukuran panjang 20-5 cm.
        4. Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan lincah.
        5. Umur induk jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk betina berumur satu tahun.
        6. Frekuensi pemijahan bisa satu bulan sekali, dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari 15 kali dengan syarat apabila makanannya mengandung cukup protein.


        Persiapkan kolam pemijahan.


        Gambar dari Google Search
        Kolam adalah faktor terpenting, karena akan digunakan lele sangkuringa untuk bertelur, jadi kolam haruslah disesuaikan dengan kebutuhan. berikut beberapa tips yang bisa dilakukan:
        • Kolam dapat berupa tanah seluruhnya atau tembok sebagian dengan dasar tanah. atau bisa juga menggunakan terpal.
        •  Luas bervariasi, minimal 50 m2.
        • Kolam terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian dangkal (70%) dan bagian dalam (kubangan) 30 % dari luas kolam. Kubangan ada di bagian tengah kolam dengan kedalaman 50-60 cm, berfungsi untuk bersembunyi induk, bila kolam disurutkan airnya.
        • Pada sisi-sisi kolam ada sarang peneluran dengan ukuran 30x30x25 cm3, dari tembok yang dasarnya dilengkapi saluran pengeluaran dari pipa paralon diamneter 1 inchi untuk keluarnya banih ke kolam pendederan.
        • Setiap sarang peneluran mempunyai satu lubang yang dibuat dari pipa paralon (PVC) ukuran ± 4 inchi untuk masuknya induk-induk lele.
        • Jarak antar sarang peneluran ± 1 m atau bisa disesuaikan.
        • Kolam dikapur merata, lalu tebarkan pupuk kandang (kotoran ayam) sebanyak 500-750 gram/m2.
        • Airi kolam sampai batas kubangan, biarkan selama 4 hari.

        Penanganan Indukan.

        • Selama masa pemijahan dan masa perawatan, induk ikan lele diberi makanan yang berkadar protein tinggi seperti cincangan daging bekicot, larva lalat/belatung, rayap atau makanan buatan (pellet). Ikan lele membutuhkan pellet dengan kadar protein yang relatif tinggi, yaitu ± 60%. 
        • Cacing sutra kurang baik untuk makanan induk lele, karena kandungan lemaknya tinggi. 
        • Jika menggunakan cacing sutra sebagai pakan, pemberian cacing sutra harus dihentikan seminggu menjelang perkawinan atau pemijahan. 
        • Makanan diberikan pagi hari dan sore hari dengan jumlah 5-10% dari berat total ikan.
        • Setelah benih berumur seminggu, induk betina dipisahkan, sedangkan induk jantan dibiarkan untuk menjaga anak-anaknya. Induk jantan baru bisa dipindahkan apabila anak-anak lele sudah berumur 2 minggu.
        • Segera pisahkan induk-induk yang mulai lemah atau yang terserang penyakit untuk segera diobati.
        • Mengatur aliran air masuk yang bersih, walaupun kecepatan aliran tidak perlu deras, cukup 5-6 liter/menit.

        Cuaca

        Perhatikan keadaan cuaca di sekitar lingkungan yang akan dijadikan tempat pemijahan, bila diperlukan bisa dibangun atap dari plastik.

        Tata Cara Pemijahan yg baik.

        1. Persiakan kakaban yang baik dan bersih. Kakaban jangan terlalu panjang untuk mempermudah perawatan maupun proses pemindahan.
        2. Persiapkan kolam pemijahan, kolam harus bersih dan seteril. Isi air kolam dengan air bersih dengan ketinggian air 15-30 cm. Masukan kakaban setelah kolam terisi air. 
        3. Susun kakaban secara membujur arah kolam. Susunan kakaban tidak boleh sampai menumpuk.
        4. Tindih kakaban dengan batu atau benda lainnya hingga kakaban tenggelam. 
        5. Seleksi indukan yang baik.
        6. Tangkap indukan lele dengan sangat hati-hati supaya tidak Stres
        7. Pilih induk jantan yang sudah produktif, sehat tanpa ada cacad. Warna kelamin jantan sudah berwarna kemerahan.
        8. Seleksi induk Betina. Induk betina harus sehat tanpa ada cacat/ luka. Perut sudah membuncit, kl diraba perutnya terasa halus dan lembek. Alat kelamin betina sudah membulat kemerahan. Induk betina sdh siap di pijahka.
        9. Masukan induk yang akan di pijahkan ke kolam pemijahan dengan hati-hati. Waktu yang baik untuk memijahkan pada sore hari/teduh. Tutup kolam dengan terpal selama proses pemijahan untuk menghindari gangguan hama/binatang yang dapat mengakibatkan setres yg bisa mengakibatkan kegagalan pemijahan. Induk akan bertelur pada malam harinya. 
        10. Pindahkan kakaban yang sudah di penuhi telu ke kolampenetasan pada sore harinya dengan sangat hati-hati.
        11. Pindahkan indukan ke kolam penampungan kembali.  

        Fitoplankton Sebagai Pakan Alami Budidaya Ikan Air Tawar

        Fitoplankton merupakan organisme yang berukuran renik, memiliki gerakan yang sangat lemah, bergerak mengikuti arah arus, dan dapat melakukan proses fotosintesis karena memiliki klorofil dalam tubuh. Fitoplankton sebagian besar terdiri dari alga (ganggang) bersel tunggal yang berukuran renik. Akan tetapi, beberapa jenis di antaranya ada juga yang suka membentuk koloni.

        Organisme ini merupakan produsen primer di perairan karena dapat mengolah bahan-bahan anorganik yang ada di lingkungannya menjadi bahan organik melalui proses fotosintesis. Perkembangbiakannya sangat cepat melalui pembelahan sel sehingga pertumbuhannya dapat didorong dengan memperkaya kandungan bahan anorganik melalui pemupukan. Pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk organik maupun pupuk anorganik atau pupuk buatan.

        Pupuk anorganik terdiri dari pupuk nitrogen (Urea, Za), pupuk fosfat (TSP, amofos), pupuk kalium (KC1), dan pupuk majemuk (NPK). Pupuk anorganik buatan pabrik terdiri dari bahan-bahan mineral sehingga dalam penggunaannya lebih cepat bereaksi dengan media budi daya dibandingkan pupuk organik. Jika takaran penggunaannya berlebihan, dapat mematikan fitoplankton yang dipupuk karena terjadi pengerutan cairan sel (plasmolisis).

        Fitoplankton dapat tumbuh baik di kolam atau tambak yang tanah dasarnya lembek, kedalaman air sekitar 70—100 cm, dan kadar garam maksimum 25 ppt. Pertumbuhannya dapat dipacu dengan pemberian pupuk dasar yang terdiri dari pupuk kandang (1000 kg /ha), dedak (200 kg /ha), urea (40 kg /ha), dan TSP (30—40 kg/ha). Agar pertumbuhannya dapat berlanjut selama masa pemeliharaan ikan, secara berkala, misalnya seminggu sekali, kolam pemeliharaan fitoplankton perlu dipupuk ulang. Dalam pemupukan lanjutan ini, diberikan pupuk kandang (300 kg/ha), pupuk urea (20 kg /ha), dan TSP (10 kg/ha).

        Fitoplankton sangat baik untuk makanan burayak dan benih ikan, udang, kepiting, serta kerang-kerangan. Selain disukai oleh ikan-ikan pemakan plankton, fitoplankton diperlukan juga oleh ikan-ikan dewasa seperti tambakan, mola, dan bandeng.

        Beberapa jenis fitoplankton yang tumbuh di kolam atau ditambak antara lain anggota-anggota dari ganging hijau, misalnya Chlorella, Selanastrum, dan Scenedesmun. Contoh fitoplankton dari kelas Flagellata, seperti Chlamydomonas, Tetaselmis, Dnaliella, dan Isochrysis. Anggota Diatomeae contohnya Cyclotella, Synedra, Navicula, Nitzschia, Chaetoceros, dan Skeletonema.

        Beberapa jenis fitoplankton tersebut dapat dibudidayakan secara intensif dan missal. Jenis fitoplankton yang telah dapat dibudidayakan antara lain Skeletonema, Chaetoceros, Tetraselmis, Dunaliella, Isochrysis, Chlorella, Nannochloropis, dan Spirulina.

        Cara Pemberian pakan Lele Sangkuriang


        Pakan lele sangkuriang
        Bahan Pakan Lele
        Mengetahui tata cara pemberian pakan lele merupakan hal yang  penting dan berpengaruh sangat besar dalam kesuksesan produksi budidaya ternak lele.

        Sebaliknya, kesalahan dalam tata cara pemberian pakan lele dapat berakibat buruk, dari benih atau bibit lele yang mudah terserang penyakit sampai kondisi yang paling fatal yaitu kematian pada ikan lele yang dibudidayakan. Banyaknya keluhan dari para pengusaha ternak atau budidaya lele tentang penyakit yang menjangkit lele peliharaan mereka sebagian besar diakibatkan dari kurang atau mungkin sama sekali belum mengetahui tentang tata cara pemberian pakan lele yang baik dan benar, adapun tata cara pemberian pakan lele dapat dibagi menjadi :

        1.    Waktu Pemberian Pakan

        2.    Persiapan Pemberian Pakan

        3.    Cara Memberikan Pakan

        Tata cara pemberian pakan lele pada segmen pembenihan dan pembesaran tidak terlalu banyak perbedaan, perbedaan paling mendasar hanya pada pakan alami dan pakan tambahan. Pada segmen pembenihan ada pemberian pakan alami berupa cacing sutera pada saat larva berumur lima hari, sementara pada segmen pembesaran jarang sekali ada pembudidaya yang meberikan cacing sutera, sementara pada segmen pembesaran, pemberian pakan tambahan berupa ayam tiren, ikan runcah dan lainnya. Kita akan coba menjelaskan satu persatu dari ketiga bagian tata cara pemberian pakan lele.


        1.     Waktu Pemberian Pakan

        Dalam tata cara pemberian pakan lele, mengetahui waktu pemberian pakan merupakan hal yang sangat penting, selain harus mengatur waktu pemberian pakan lele sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, baik yang menggunakan tiga kali sehari atau lima sampai dengan enam kali sehari (Setiap 3 jam). Yang sangat penting dan harus diperhatikan adalah pemberian pakan lele tidak boleh dimulai terlalu pagi, atau lebih jelasnya, jangan memberikan pakan pada lele sebelum jam sembilan pagi. Kenapa demikian? Berdasarkan penelitian pada waktu pagi sebelum jam sembilan, permukaan air kolam masih tercemar oleh zat-zat yang merugikan yang dibawa oleh udara, jadi jika kita memberikan pakan pada saat yang terlalu pagi, maka pakan akan bercampur dengan zat-zat tersebut sehingga menjadi racun dan berbahaya bagi kesehatan ikan. Dengan menunggu hingga jam sembilan, diharapkan sudah cukup waktu  untuk zat-zat tersebut menguap karena disinari oleh matahari. Adapun penyakit yang bisa ditimbulkan dari kebiasaan memberikan pakan yang terlalu pagi adalah radang insang, diakibatkan oleh parasit karena ikan memakan pakan yang telah tercemar oleh zat-zat yang merugikan.


        2.    Persiapan Pemberian Pakan

        Walaupun terlihat sepele, persiapan pemberian pakan juga merupakan faktor yang tidak bisa dilupakan dalam tata cara pemberian pakan lele. Persiapan pemberian pakan untuk pakan yang berbentuk pelet, sebaiknya para pengusaha ternak lele harus membiasakan membibis pakan pelet yang akan diberikan (kecuali pelet tenggelam), Bibis adalah proses membasahi pelet dengan air (dianjurkan dengan air hangat), gunanya agar pelet mengembang, sehingga ikan lele yang mempunyai sifat rakus tidak akan memakan pelet terlalu banyak atau berlebihan, jika kita memberikan pelet dalam kondisi kering, lele akan terus saja menyantap pelet dengan rakus, terlalu banyaknya lele menyantap pelet kering yang belum mengembang akan berakibat fatal, karena pelet-pelet tersebut akan mengembang dalam perut lele, kondisi ini akan berakibat buruk pada kesehatan lele bahkan bisa mengakibatkan kematian.

        Adapun tata cara pemberian pakan lele untuk pakan tambahan persiapannya adalah dengan cara mengolah atau membersihkan pakan tersebut dengan baik, misalnya jika kita membeli cacing sutera dari toko ikan atau pengepul, sebaiknya cacing-cacing tersebut dicuci atau dibilas sebelum disebar ke kolam. Atau jika kita menggunakan ayam tiren pada segmen pembesaran, sebaiknya ayam tersebut direbus, jangan dibakar, karena jika dengan proses membakar, biasanya yang matang/hangus hanya bagian kulitnya saja, sementara bagian dalamnya belum matang, sehingga masih terdapat zat-zat yang berbahaya untuk kesehatan ikan, sementara jika prosesnya dilakukan dengan cara merebus, biasanya ayam tiren akan matang secara keseluruhan dan aman dikonsumsi oleh lele.


        3.    Cara Memberikan Pakan

        Cara memberikan pakan yang baik juga wajib diketahui oleh para pelaku usaha ternak lele agar tata cara pemberian pakan lele menjadi lengkap dan tepat guna.


        a.    Cara memberikan pakan yang berbentuk pelet apung harus dilakukan dengan cara menyebar pelet menjadi tiga bagian, untuk mudahnya kita umpamakan tiga bagian kolam adalah ujung kanan, tengah dan ujung kiri, langkah pertama adalah sebar pelet secukupnya pada sisi ujung kanan kolam, setelah pelet habis, sebar lagi secukupnya pada sisi tengah kolam, setelah habis sebar lagi pada sisi ujung kiri kolam, lakukan proses tersebut sampai ikan lele kenyang, cirinya adalah terlihatnya beberapa butir pelet yang tersisa pada saat ditebar dipermukaan kolam. Metode pemberian pakan seperti ini dilakukan agar ikan lebih aktif bergerak, sehingga membantu pertumbuhan ikan, selain itu, dengan cara ini para pelaku usaha ternak lele juga dapat mengontrol tingkat responsif ikan lele.


        b.    Untuk pelet tenggelam cara memberikannya berbeda, pelet tenggelam tidak disebar, melainkan hanya ditebarkan pada satu titik, sesuai namanya sifat pelet tenggelam akan tenggelam pada saat ditebar, jadi tebarkanlah sedikit-sedikit, karena lele termasuk ikan yang suka mengejar pakan yang bergerak, jadi dikhawatirkan pelet yang terlanjur tenggelam tidak akan dimakan, jika pada titik pemberian pakan pelet tenggelam respon ikan sudah nampak menurun, sebaiknya pemberian pakan dihentikan, ulangi dan lakukan lagi prosesnya pada setiap pemberian pakan pelet tenggelam.


        c.    Pada segmen pembenihan, pakan alami seperti cacing sutera diberikan dengan cara disebar di sudut, di sisi dan di bagian tengah kolam, cacing sutera yang telah dibersihkan/dibilas lalu diambil seujung tangan kemudian diletakkan pada titik yang berbeda, tehnik ini sangat efektif karena larva lele yang berjumlah ribuan yang tersebar di seluruh bagian kolam akan rata mendapatkan makanan. Sementara pada segmen pembesaran, pemberian pakan tambahan seperti ayam tiren sebaiknya digantung, hal ini dilakukan agar meminimalisasikan sisa tulang yang berserakan pada dasar kolam, dengan cara seperti ini, tulang yang tersisa di tali gantungan dapat segera dibuang, sisa tulang yang berserakan bisa sangat berbahaya bagi pelaku ternak lele pada saat panen atau menguras kolam, karena bisa saja terinjak dan melukai kaki atau dapat merobek terpal bagi pengguna kolam terpal.

        Komposisi Pakan pada lele Sangkuriang


        ikan (untuk 1000 ekor benih)
        1. Pakan Apung (L1 atau LL1K): 3 kg
        2. Pakan Apung (PL2 atau 781-2): 5 kg
        3. Pakan Apung (PL3 atau 781): 22 kg
        4. Pakan Tenggelam (SNL): 70 kg
        Total Pakan 100 Kg.
        Pakan alternatif digunakan untuk menggantikan Pakan Tenggelam, untuk jumlahnya, silahkan di sesuaikan dengan kebutuhan.

        Jenis Pakan lele Sangkuriang



        Pakan lele memiliki beberapa jenis. Pemberiannya disusikan dengan kebutuhan lele sangkuriang.
        1. Pakan Apung, Digunakan selama masa Pertumbuhan. Misal: L1 atau LL1K, PL2, dll
        2. Pakan Tenggelam, Digunakan untuk menurunkan kadar lemak lemak, menambah bobot berat tubuh. Baik digunakan menjelang panen. Misal SNL
        3. Pakan Alternatif, Pakan alternatif untuk mensiasati mahalnya pakan pabrikan. Misalnya: Keong Mas, Ikan Rucah, Sosis, Ayam Tiren. Namun Perlu di yang perhatikan adalah pengolahan pakan alternatif uga harus higienis supaya tidak berakibat buruk pada Lele sangkuriang.
         
         
         

        Budidaya Larva Kumbang Pisang Sebagai Alternatif Pakan Ikan



        Kumbang Pisang adalah Hama yang menyerang Batang Pisang. Batang pisang yang terkena serangan ini akan mengalami busuk batang dan lama kelamaan akan tumbang/mati. Namun dari sini kita dapat mengambil manfaat apabila kita dapat menghasilkan Larva Batang Pisang yang bisa dimanfaatkan sebagai Pakan Alami yang kaya Protein buat Budidaya Ikan.




        Cara Praktis pembuatannya adalah:
        Kumpulkan batang pisang yang banyak tersedia di sekitar kita. Biasanya banyak batang pisang yg dibiarkan membusuk setelah buah pisangnya dipanen.
        Potong batang pisang itu dengan menggunakan gergaji karena lebih mudah memotongnya dibandingkan menggunakan Golok.
        Susun batang pisang tersebut di su
        atu tempat dan busukkan. Untuk mempercepat pembusukan gunakan Prebotik yang mengandung mikroba pengurai. Banyak Prebiotik yg ditawarkan, perhatikan saja Brosur dan konten isinya dan lihat manfaat Mikrobanya. Siram Prebiotik yang telah dicampur dengan air setiap hari seperti kita menyiram bunga di halaman.


        Batang pisang yang membusuk akan mengundang Kumbang batang pisang untuk meletakkan telurnya di dalam batang pisang. Cirinya adalah batang pisang akan terlihat bolong-bolong tanda Kumbang tersebut telah masuk dan meletakkan telur.Setelah 1 bulan, batang pisang yg telah membusuk dimasukkan ke dalam kolam kosong yang telah ada airnya dan telah diberikan prebiotik.
        Biasanya setelah 2 minggu akan terlihat Larva Kumbang Pisang baik yang ukurannya masih kecil atau yang sudah besar (dewasa).Bentuk Larva tersebut berwarna putih, lembut, bisa sebesar jari kelingking dan ada ekor yang lebih panjang dari badannya. (seperti pada gambar)
        Setelah Larva tersebut dewasa, bisa diberikan langsung dalam keadaan hidup-hidup sebagai pakan ikan alami berprotein tinggi.
        Protein Larva tersebut antara 25% - 45% (Wikipedia:2011).
        Ada 2 (dua) cara pemberian Pakan alami Larva batang pisang:


        Kolam yang telah berisi penuh Larva batang pisang tersebut ditebar ikan dan ikan akan berpesta
        Angkat batang pisang yang di dalamnya banyak Larva ke dalam kolam ikan. Setelah Larva terlihat habis dimakan, batang pisang kembalikan ke dalam kolam kosong agar Kumbang dapat meletakkan telurnya kembali dan siklus berulang dari awal.




        Managemen Air Pada Pembesaran Lele Sistem Bioflok

        1. PERSIAPAN MEDIA

        a. Desinfektan (suci hama) Kolam
        • - Disinfeksi dg menggunakan chlorine (kaporit)
        • - Kolam diisi penuh, larutkan chlorine 30 ppm diamkan selama 3 hari agar efek chlorine bisa teroksidasi, untuk mempercepat oksidasi gunakan aerasi yang kuat atau bila kolam full terkena sinar matahari dalam waktu 3 hari efek chlorine akan hilang
        • - Tujuan disinfektan adalah mensterilkan organisme di kolam terutama bakteri pathogen dan parasit yang mengganggu pertumbuhan ikan.

        b. Ketinggian air minimal 80-100 cm
        • - Rentang perubahan suhu rendah, sehingga suhu relatif stabil
        • - Toleransi tingkat kejenuhan media tinggi (air tidak mudah jenuh oleh sampah organik)
        • - Ruang yang lebih luas memungkinkan ikan bergerak lebih bebas

        c. Penggaraman dengan garam krosok
        • - Menstabilkan komposisi kimia air/reaksi kimia air sudah selesai
        • - Penggaraman 3 kg/m³ (maksimal 5 promill), untuk menghambat pertumbuhan parasit dan bakteri pathogen
        • - Stabilisasi kimia air dan pH air
        • - Mineral yang terkandung di garam sangat berguna untuk pertumbuhan bakteri
        • - Mineral garam juga sangat berguna untuk mengikat ion nitrit
        • - Pemberian molase; Pemberian molase di awal sebanyak 50-100ml/m3 di awal bertujuan: (1)Menghambat pertumbuhan plankton (Blue Green Algae) sehingga tidak mendominasi media (menghindari air hijau) dan (2)Menaikkan kompisisi C:N ratio menjadi tinggi sehingga memungkinkan untuk bakteri heterotroof untuk segera mendominasi media.

        Catatan kasus kematian benih pada awal tebar:

        Penyebabnya bisa macam-macam, antara lain: beberapa hari setelah tebar kena hujan, planktonnya goncang, amonia naik juga biosa menyebabkan kematian spt itu. serangan parasit protozoa (trichodina, ichthyopthirius, dll), cacing (dactilogyrus, gyrodactilus ) juga bisa menyebabkan kematian spt itu, yg biasanya semakin ganas saat cuaca dingin. dan kemungkinan masih banyak lagi. Serbetul. biasanya, saat cuaca dingin atau hbs hujan dimana plankton mati (amonia tinggi) nafsu makan ikan turun dan ikan menjadi lemah. saat inilah trichodina menyerang. ikan menggantung selanjutnya banyak makmum yang mengikuti.

        2. APLIKASI PROBIOTIK

        a. Probiotik
        Beberapa bakteri dalam bentuk konsorsium diberikan dengan maksud koloni bakteri yang akan tumbuh di kolam kita yang mengatur, sesuai dengan fungsi yang kita harapkan.

        b. Bakteri yang diaplikasikan :
        • - Bacilus substilis
        • - Bacilus polymixa
        • - Bacilus megaterium
        • - Bacilus plantarum
        • - Bacilus thermopillic

        c. Air dikondisikan 5-7 hari
        Populasi bakteri pendukung (dekomposer) mendominasi media

        d. Intensitas dan dosis aplikasi probiotik
        • - Persiapan media 5 cc/m³
        • - Pada saat tebar benih 2 cc/m³
        • - Selanjutnya pada hari ke-7, 14, 19, 24, 28, 32, 36, 40, 43, 46, 49, 52, 54, 56, 58, 60 masing-masing 2 cc/m³

        e. Fermentasi pakan dengan probiotik 2 cc/ kg pakan, selama 2-3 hari, ditutup untuk menghindari kontaminator
        • - Fermentasi pakan dilakukan dengan cara: Mencampur 1 kg pakan dengan 300ml air yang dicampur probiotik 2 cc, diaduk-aduk kemudian diperam selama 2hari maksimal 7 hari.
        • - Tujuan fermentasi pakan: Memotong rantai peptide protein dari rantai panjang protein; Bakteri akan memanfaatkan protein, sehingga bakteri akan berkembang di pakan (substrat); Pemanfaatan serat oleh bakteri selulolitik dan diubah menjadi protein

        3. KONTROL KUALITAS AIR

        a. Dominasi plankton dan zooplankton
        • - Warna : hijau muda cerah – hijau tua pekat
        • - Bau : tidak berbau – bau lumut

        Pada saat dominasi plankton ada kondisi dimana pada saat siang oksigen terlarut di air sangat tinggi (DO) yang dihasilkan oleh fotosintesis dari fitoplankton, akan tetapi pada saat malam plankton akan menggunakan oksigen sehingga DO turun, bahkan DO dikolom terbawah air mendekati Nol

        Kondisi perbedaan DO yang ekstrim akan membuat ikan bekerja keras untuk aklimatisasi dan menguras banyak energi ikan, sehingga pakan yang dimakan ikan tidak sepenuhnya untuk pertumbuhan, sehingga pertumbuhan lambat

        Pada masa dominasi ini banyak tedapat algae yang termasuk plankton (phytoplankton = plankton yang bersifat tumbuhan dan bisa berfotosintesis). kalo plankton yang bersifat hewan = zooplankton, plankton yang hidup dari sampah (bhn organik disebut saproplankton (termasuk bakteri dan jamur). plankton sendiri didefinisikan sebagai jasad renik yg hidup melayang-layang dalam air, bergerak sedikit/tidak bergerak dan selalu mengikuti arus.

        Pada fase ini kita perlu berhati-hati terhadap Blue Green Algae (BGA), yang muncul dan dominan karena lingkungan mendukungnya. Dalam hal ini jenis fitoplankton lain tidak tumbuh. Misalnya N/P ratio rendah (miskin mineral), BGA tetap tumbuh krn bisa mengikat N dr udara. Sinar matahari cukup. Jadi utk menekan perkembangan BGA (selain ganti air) adalah menambah N (pupuk ZA jangan urea), aplikasi probiotik dan kurangi sinar yg masuk ke kolam dengan menutup sebagian atau seluruh atas kolam.

        Cirinya, air akan berwarna hijau gelap/tua, kadang permukaan berlendir, bisa mempengaruhi nafsu makan (nafsu makan turun) dan muncul kotoran putih yang mengambang di permukaan (untuk lele ukuran pendederan - besar). karena terjadi infeksi pada pencernaan (hemocytic enteristik).

        Bila terjadi overbloom (terlalu pekat) bisa digunakan bhn kimia perusi (copper sulfat) 0,1 - 0,5 g/m3. atau bahan yg mengandung bhn aktif copper sulfat, adapun dosis mengikuti petunjuk obat tsb.

        Untuk kolam tanah, bisa menggunakan liat yg diencerkan hingga cair kemudian ditebar secara merata dipermukaan kolam. air spt warna sungai banjir. dgn demikian, BGA akan terikat oleh liat dan mengendap, disamping itu, permukaan yg keruh akan mengurangi/menghalangi sinar matahari shg perkembangan BGA bisa dihambat.

        Plankton tersebut memang bisa tumbuh di perairan sekritis apapun dan semiskin apapun. sifatnya cosmopolitan akan mudah hidup dimana-mana dalam kondisi apapun. plankton lain nggak bisa hidup plankton ini mudah beradaptasi dimana saja. Sungguh tanda kebesaran ILLAHI. asal ada sedikit P, dia bisa hidup karena bisa ambil N dari udara.

        b. Dominasi bakteri pengurai
        • - Warna : coklat teh – coklat muda – coklat pekat
        • - Bau : tidak berbau – bau asam amino

        Pada masa ini bakteri sudah mendominasi media, pada saat ini komposisi C:N ratio diharapkan berada di atas 15, sehingga bakteri mampu memanfaatkan ammonia.

        c. Dominasi bakteri photosintetic
        • - Warna : coklat keruh – merah muda cerah
        • - Bau : asam amino atau bau asam (kecut)

        Pada masa dominasi bakteri fotosintetik, air cenderung berwarna merah-ungu, pada masa ini bakteri PSB tidak banyak mengkonsumsi oksigen (microaerofil) sehingga penambahan unsure carbon bisa dikurangi

        Rumus kimia dominasi bakteri fotosintetik
        6 CO2 + 12 H2S -- C6H12O6 + 6 H2O + 12 S + energi (kalor)
        Jadi bakteri fotosintetik dapat menetralkan racun karena bisa menggunakan Amonia (NH3, NH4+), menghilangkan H2S yang ada dalam air. Makanya air yang warnanya merah ungu – merah coklat ikan cenderung sehat. Jenis plankton ini, bisa menyerap amonia dan H2S, masalah utama dalam akuakultur yang sering menimbulkan kematian. maka bila warna air ini sudah terbentuk tinggal menjaga kestabilannya, Inilah yang disebut bakteri fotosintetik (PSB) yaitu jenis bakteri yang bisa berfotosintesis tetapi tidak menghasilkan oksigen.

        Perhatian : Hati-hati pada saat pergantian warna air/pergantian dominasi, pada masa ini porsi makan dikurangi 30-50 % dari porsi biasanya, untuk mengurangi tumpukan limbah organic.

        Disamping dibaca dari perubahan warna dan kekeruhan, kualitas air dibaca dari perilaku ikan:

        Media baik : ikan aktif bergerak, cenderung dibawah, nafsu makan tinggi

        Media jelek: ikan lamban, nafsu makan turun, ikan cenderung menggantung di permukaan. Bila media sudah tidak nyaman, segera lakukan pergantian air maksimal 30%, atau dengan penambahan dekomposer

        4. INDIKATOR KUALITAS AIR

        a. Air Sehat
        • - Warna cerah, tidak terlalu pekat, tidak berminyak
        • - Perilaku ikan : aktif bergerak, nafsu makan tinggi, pada saat siang hari ikan berada didasar kolam
        • - Air tidak berbau → bau asam amino
        • - Air tidak sehat - Warna kusam, pekat, permukaan berminyak
        • - Akibat dominasi Blue Green Algae
        • - Perilaku ikan : gerakan lamban, menggantung dipermukaan atau pinggir kolam, nafsu makan kurang
        • - Bau menyengat → amoniak atau anyir.

        b. Pergantian ai
        • - Situasional, selama ikan merasa nyaman sehat air tidak perlu diganti
        • - Pergantian air Maksimal 30%, untuk menghindari goncangan media yang dapat menyebabkan ikan stress dan mengalami penyusutan berat badan
        • - Air yang diganti lapisan paling bawah, kualitas air bawah rendah dengan kandungan amonia dan nitrit tinggi
        • - Pergantian dengan cara sirkulasi, untuk menghindari perubahan yang ekstrem dan membuat ikan stress.

        Managemen Pakan Pada Pembesaran Lele Sistem Biofloc




        A.    Pergunakan pakan berkualitas
        Penentukan pakan berkualitas, dapat dilakukan dengan:
        -     Referensi dari pembudidaya yang sudah mencoba;
        -     Ketersediaan di wilayah sekitar (efisiensi biaya transportasi), dan
        -     Pemilihan produk didasarkan pada bukti nyata (FCR)

        B.     Ukuran pakan disesuaikan dengan bukaan mulut ikan

        C.     Feeding program (program pakan)





        Dari pakan yang dimakan ikan, dihasilkan C organik, N organik, P organik yang dikeluarkan oleh ikan lewat insang (ekskresi) dan sebagian dibuang dalam bentuk feaces (kotoran). Limbah organik ini yang bereaksi membentuk amonia, nitrit dan zat lain yang meracuni ikan dan merusak komposisi media dan berpotensi besar merangsang pertumbuhan bakteri pathogen (penyakit)

            Porsi makan → daya tumbuh optimum perhari (ADG = Average Daily Growth)

        Gambar diatas hanya salah salah satu parameter,  porsi makan sangat dipengaruhi oleh :
        ü Kondisi alam sekitar
        ü Intensitas cahaya matahari yang masuk ke kolam
        ü Suhu media (air)
        ü Komposisi kimia dan biologi air
        ü Jenis benih
        ü Teknologi budidaya yang digunakan


        1.     Porsi makan 80% dari daya kenyang, disediakan ruang dilambung untuk produksi enzym-enzym pencernaan. Diharapkan efisiensi pakan 100% terserap sempurna.
        -     ikan lele memiliki kodrat mulutnya lebar selebar badan / kepalanya. filosofinya ikan ini rakus makan. ikan akan makan sampai lambungnya penuh. nah bayangkan kalo lambung sudah penuh kemudian pakan mengembang.. apa jadinya?
        -     perut/pencernaan akan membengkak, mungkin juga luka. selanjutnya bakteri dalam pencernaan menyerang. biasanya penyakit perut bengkak/kembung karena infeksi bakteri Edwardsiella sp. bakteri ini susah diberantas tuntas karena membentuk cysta
        -     efek lain kalau kekenyangan ikan akan terdiam, hati-hati bila terjadi sesuatu yg mengejutkan ikan akan muntah, efeknya air akan rusak dan ikan akan keracunan
        -     efek yang lain lagi kalau ikan diam menggantung parasit akan mudah menyerang (hati-hati bila timbul bintik putih, atau bintik merah) maka akan terjadi kematian yang lumayan banyak. cegahlah selagi bisa dgn menerapkan pemberian pakan yg secukupnya saja (80% dari kekenyangan ikan). disamping efisien pakan juga hemat.

        2.     Frekuensi pakan sesuai dengan metabolisme ikan 2 x sehari, metabolisme ikan berkisar 8 jam, bila waktu pemberian pakan 7 pagi dan 5 sore. Maka ada rentang waktu 2 jam untuk istirahat organ-organ pencernaan, dengan tujuan organ pencernaan tetap sehat, ikan pun sehat.
        3.     Pakan difermentasi menggunakan probiotik EBS Pro untuk menghasilkan enzim :  protease, amilase, lipase dan cellulose. Sistem ini meringankan kerja dari organ pencernaan 30%, dan membantu pemotongan rantai panjang pada protein dan lemak.
        4.     Rutinitas sesuai jam biologis/ naluri (tepat waktu), pemberian pakan yang berubah-ubah jelas mengganggu/merusak jam biologis makan ikan
        5.     Teknik pergantian pakan, pergantian pakan sangat berpengaruh pada tingkat keseragaman ukuran ikan. Pada saat pergantian pakan sebaiknya di mix/campur dengan ukuran pakan pengganti.
        6.     Program puasa 1 x makan setiap minggu, bertujuan untuk memberikan kesempatan pada organ pencernaan untuk istirahat. Teknik ini terbukti efektif dan tidak menganggu daya tumbuh ikan
        7.     Pengurangan porsi makan hingga 30%, bila sudah terbentuk substrat/ polymer/ biofloc yang terjadi bila porsi pakan mencapai 500 kg/ hari/ hektar


        8.     Target pakan untuk menghindari over size, Setiap siklus target pakan dihitung/disesuaikan dengan jumlah benih yang ditebar dan teknik budidaya yang diterapkan
        9.     Pemberian pakan merata dipermukaan
        Penebaran pakan merata dipermukaan, untuk pemerataan pertumbuhan, sebab pada benih kecil yang baru ditebar daya jelajah ikan belum luas sehingga ,asing-masing ikan diharapkan mendapatkan porsi makan yang sama.

        Managemen Budidaya Pada Pembesaran Lele Sistem Biofloc




        A. PANEN
        1.   Rotasi Panen
        a.  Pengelolaan mudah, panen terjadwal dan kontinuitas produksi terjaga
        b.  Penghematan cash how, dengan sistim rotasi cashflow bisa dihemat sampai dengan 35% sedangkan profit margin/keuntungan masih tetap
        c.  Rutinitas panen dan tebar benih, membantu kontinuitas supply konsumsi dan ketersediaan benih
        d.  Hindari panen raya ( harga stabil ), waktu tebar yang bersamaan memungkinkan terjadinya panen raya yang menyebabkan harga jatuh
        e.  Rotasi panen kawasan, waktu panen dalam satu kawasan hendaknya tidak seragam, diperlukan komunikasi dengan sesama pembudidaya
        2.   Target Panen Ideal
        a.  Waktu               : sesuai rencana dan sistem rotasi
        b.  Ukuran              : sesuai dengan ukuran pasar (size, volume)
        3.   Pengelolahan Panen
        a.  Waktu panen                       : pagi/ sore (hindarkan suhu eksteem)
        b.  Penanganan cepat dan tepat (grading akurat)
        B.  RECORDING
        1.   Kontrol harian/ siklus,
        sangat berguna untuk bahan evaluasi siklus budidaya selanjutnya dan untuk perbandingan dengan sistem yang berbeda, kontrol harian ini membutuhkan checklist yang harus diisi oleh pembudidaya atau oleh operator
        2.   Fluktuasi pasar,
        untuk mengetahui fluktuasi harga dan trend permintaan pasar untuk menghindari harga jatuh akibat over suply produksi
        3.   Fluktuasi kendala/ penyakit ,
        berguna untuk antisipasi terhadap ancaman penyakit yang berbeda pada setiap musim  ( pancaroba, hujan, kemarau )
        4.   Keuangan dan harga panen,
        sebagai evaluasi kelayakan bisnis, untuk mempertimbangkan perluasan usaha dan permodalan.
        C.  BIOSECURITY
        1.   Kawasan kolam steril, aman dari gangguan manusia (anak-anak) dan predator (hewan pemangsa)
        2.   Aman dari gangguan suara, fisik dan cahaya, temperatur, gangguan ini sangat berpengaruh langsung terhadap menurunnya sistim kekebalan tubuh ikan sehingga ikan dalam waktu yang singkat mudah stress dan terserang penyakit
        3.   Peralatan digunakan hanya untuk perkolam, untuk menghindari penyebaran dan penularan penyakit

        Catatan:
        Beberapa jenis bakteri (misal: Edwardsiela sp.) dalam bentuk spora bisa bertahan selama 6 bulan dalam kondisi kering, beberapa jenis lagi (flagelata) bahkan bisa bertahan sampai lebih dari 1 tahun dalam bentuk cysta. Jadi menjadi sangat penting proses disinfektan kolam dan peralatan untuk menghindari penularan dan berkembangnya penyakit.



         
        Copyright © 2013. 'Azolla' Fish Farm - All Rights Reserved
        Template Created by ThemeXpose