Games

Showing posts with label udang galah. Show all posts
Showing posts with label udang galah. Show all posts

Budidaya Udang Dan Bandeng Sistem Polikultur



TEKNIS BUDIDAYA

LOKASI

Persyaratan umum untuk tambak polikultur ini antara lain sebagai berikut :

    1. Tersedia sumber air laut dengan salinitas antara 15-30 ppt.
    2. Keadaan pasang surut sampai ke lokasi tambak ( untuk sirkulasi air).
    3. Jenis tanah lebih baik yang kandungan pasirnya cukup.
    4. Kandungan bahan organik tidak terlalu tinggi/pekat.

    Persyaratan khusus untuk polikultur antara lain sebagai berikut :

        1. Jenis tanah : liat berpasir atau pasir berlumpur.
        2. Salinitas : 15-30 ppt ( ideal 20-25 ppt).
        3. Suhu air : 25 – 30o C.
        4. pH : 7-9
        5. Kedalaman air : 30-80 cm.
        6.; Kecerahan 40-50 cm (ada sinar masuk).
        7. Oksigen terlarut : 4-8 ppm.



    PERSIAPAN TAMBAK


    Kegiatan dalam persiapan tambak antara lain:

        1.Pengeringan dasar tambak (sekaligus dilakukan perbaikan pematang, caren, pelataran dan pintu air).
        2.Pengapuran, bila pH tanah dibawah 6,5 (asam).
        3.Pemberantasan hama dengan saponim 50 kg/Ha.
        4.Pemupukan, untuk meningkatkan kesuburan tambak dengan Urea 50-75 kg/Ha, SP-36 25-30 kg/Ha dan pupuk organik sekitar 1 ton/Ha.
        5.Diisi air dengan salinitas 15-30 ppt secara bertahap 30 cm sampai ketinggian 80 cm.

    BENIH IKAN DAN BIBIT RUMPUT LAUT

    Persyaratan benih ikan / udang  :

        1. Gerakannya lincah.
        2. Tidak cacat atau luka di tubuhnya.
        3. Tidak ada tanda-tanda terserang penyakit.
        4. Ukuran relatif seragam.

    Persyaratan bibit rumput laut Glacillaria :

        1. Warna coklat cerah.
        2. Umur 1- 1,5 bulan.
        3. Bebas dari kotoran, hama dan tanaman pesaing (lumut).

    TEKNIK PENEBARAN

        1. Bibit Glacillaria ditebar merata di seluruh petakan tambak (broadcast), rakit apung dan diikat pada tali (long line)
        2. ½ bulan kemudian gelondongan bandeng dan oslahan udang ditebar. Waktu penebaran yang baik yaitu pagi atau sore hari dengan dilakukan aklimatisi.

    PEMELIHARAAN

    Monitoring air :
    • @ Meliputi kegiatan mengukur kadar garam, suhu, pH, pengaruh pencemaran, dll.

    Pergantian air :
    • @ Dilakukan minimal 2 kali setiap minggu. Tujuannya untuk menambah nutrien dan membuat arus yang akan merangsang pertumbuhan rumput laut.

    Perataan bibit  rumput laut :
    • @ Glacillaria sp di potong-potong dan disebarkan merata agar berkembang.

    Pengendalian hama dan pesaing :

        1. Hama (ikan-ikan liar) diberantas dengan obat yang aman.
        2. Pesaing (lumut sutera) dikurangi dengan penebaran bandeng.

    Pemupukan susulan :
    • @ Pemupukan susulan dengan Urea 50 kg/Ha.

    PANEN DAN PASCA PANEN

    Rumput laut Glacillaria sp mulai dipanen pada umur 4 bulan, selanjutnya setiap 2 bulan dapat dilakukan panen. Penanganan  rumput laut dicuci untuk menghilangkan kotoran.. Dilakukan penyeleksian untuk memisahkan rumput laut yang baik. Dijemur di atas para/waring selama 2-3 hari sampai kering dilakukan pengepakan dan penyimpanan  
    •     @ Bandeng dan udang dipanen setelah mencapai ukuran 8-6 ekor/kg dan udang ukuran 50-70 ekor/kg.


      Cara Budidaya Udang Vannamei Dengan Modal Kecil Untung Besar


      Cara Budidaya Udang Vannamei Dengan Modal Kecil Untung Besar
      Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan varietas udang asli  dari perairan Amerika latin. Masuk ke Indonesia sekitar tahun 1999. Perkembangannya cukup pesat terutama petambak yang ada di Jawa dan luar Jawa banyak mengalihkan komoditi udang windu ke komoditi udang vannamei. Mengingat tambak-tambak udang windu banyak mengalami masalah gagal panen.

      Selama ini budidaya udang vannamei dilakukan dengan teknologi intensif dan semi intensif  oleh petambak berkantong tebal, dengan rata-rata masa pemeliharaan 100-120 hari dengan modal puluhan hingga ratusan juta rupiah per siklus. Berbeda dilakukan oleh P.Kasau, penyuluh perikanan swadaya dan Abdul Salam Atjo penyuluh perikanan PNS di desa Wiringtasi kecamatan Suppa. Hanya menginves modal operasional sekitar Rp.8 jutaan dalam tempo 55 hari masa pemeliharaan mampu mendapatkan omzet Rp. 38,5 Juta. Cukup singkat, modal tipis dan menguntungkan.
            
      Menurut P. Kasau, budidaya udang vannamei tidak perlu modal besar dan waktu yang lama bagi petambak yang bermodal sedikit. Hal ini telah dibuktikan oleh ayah dari dua orang anak ini di satu petakan seluas sekitar 1 hektare. Kajian berkali-kali yang  telah dilakukan  P. Kasau ingin menghapus kesan bahwa budidaya udang vannamei hanya mampu dilakukan oleh pemilik modal besar. “Tapi, kenyataan lapangan membuktikan dengan modal operasional yang pas-pasan dengan teknologi seadanya mampu juga menghasilkan untung berlipat,” ungkapnya. Cara budidaya udang yang diterapkan P. Kasau sebetulnya masuk kategori teknologi tradisional plus. Sebab, padat tebarnya masih dibawah 10 ekor permeter namun pemberian pakan sudah dilakukan sejak awal tebar.

      Persiapan Tambak

      Untuk mengawali pemeliharaan udang vannamei pola tradisional plus lebih dahulu dilakukan persiapan tambak. Seperti hal dengan budidaya udang windu persiapan tambak dimulai dengan rehab dengan petakan tambak yang sudah ada dengan menambal bocoran, menaikkan lumpur dari dalam tambak ke pematang, meratakan tanah dasar dan perbaikan pintu air tambak. Kemudian tambak dikeringkan hingga redoks mencapai  lebih dari 50 mV, pemberantasan hama dengan saponin 20 ppm, pembilasan tambak, pengapuran dengan kapur dolomite. Disini tidak melakukan pemupukan karena melihat kondisi air sudah cukup plankton sebagai makanan alami benur.

      Tebar Benur Sehat

      Setelah plankton dalam tambak dipastikan sudah tumbuh subur ditandai warna air hijau kecoklatan. Pada 13 Oktober 2014 dipilih waktu tepat untuk tebar benur. Benur udang vannamei ukuran berat awal 0,001 gram/ekor (PL.12) yang diperoleh dari hatchery PT. Kencana Suppa (Grobest Group)  telah dinyatakan lolos uji virus dan bebas pathogen Spesific Pathogen Free ( SPF) dari Laboratorium pengujian kesehatan benur.   Ciri-ciri benur vannamei yang baik antara lain ukuran PL 10 yang ditandai organ insang telah sempurna, tubuh transparan, bergerak aktif, hepatopankreas terlihat jelas, dan jika berenang melawan arus. Sebelum benur ditebar lebih awal dilakukan penyesuaian (aklimatisasi) terhadap kadar garam, suhu air dan parameter kualitas air lainnya. Caranya, kantong plastik atau wadah berisi benur vannamei  diapungkan dan secara perlahan disiram air tambak . Agar salinitas dalam wadah pengangkutan bisa mendekati salinitas air tambak maka tutup kantong plastik dibuka dan diberi sedikit demi sedikit air tambak selama 15-20 menit. Selanjutnya kantong benur dimiringkan secara perlahan benur vannamei akan keluar dengan sendirinya bila lingkungnnya yang baru sudah sesuai. Penebaran benur dilakukan pagi hari dengan padat tebar 70.000 ekor/ha.

      Pemeliharaan

      Selama masa pemeliharaan kegiatan yang dilakukan antara lain pemberian probiotik RICA, pemberian
      pakan tambahan, penambahan volume air tambak  agar kedalaman tetap bertahan sekitar 60-70 cm. Pengapuran susulan berupa kapur dolomite super dilakukan apabila pengamatan terhadap pH memperlihatkan variasi yang tidak normal atau alkalinitas drop. Pemberian pakan buatan pabrik dapat dilakukan  mulai hari pertama dengan kadar protein tinggi. Tujuannya agar benur yang masih bayi memerlukan asupan gizi yang cukup untuk daya tahan tubuhnya. Dosis pakan buatan yang diberikan 2 kg perhari dengan frekuensi pemberian 2 kali/ hari yakni 30 persen pada jam 06.00 dan 70 persen jam 18.00. Memasuki umur ke 31-55 pemberian pakan ditingkatkan frekwensinya menjadi 4 kali sehari yaitu jam 06.00, jam 11.00, jam 17.00 dan jam 22.00 dengan jumlah pakan 2,5-3 kg per sekali pemberian.

      Kualitas air tambak untuk budidaya udang vannamei yang optimal tetap dipertahankan.

      No.
      Parameter Kualitas Air
      Ppt
      Derajat Celsius
      ppm
      ppm

      1.
      Salinitas
      10-25




      2.
      Suhu

      28-31



      3.
      Oksigen Terlarut


      >4


      4.
      Ammoniak



      < 0,1

      5.
      Ph




      7,5-8,2

      Pemberian Probiotik RICA

      Berbeda dari sebagian petambak udang di kecamatan Suppa. P. Kasau sudah rutin melakukan kultur probiotik RICA untuk memperbaiki lingkungan dasar tambak sehingga udang tetap sehat dan lingkungan tambak tetap bersih. Aplikasi bakteri probiotik RICA (”Research Institute for Coastal Aquaculture”) terbukti mampu mencegah serangan penyakit melalui perbaikan kualitas air tambak. Menurut peneliti Balai Penelitian Perikanan Budidaya Air Payau Maros, Ir. Muharjadi Atmomarsono, M.Sc,  bakteri  probiotik  mampu mengurangi kandungan total ammonium nitrogen (TAN), nitrit-nitrogen, dan H2S, serta menekan jumlah bakteri Vibrio spp dalam air tambak dan dapat meningkatkan sintasan dan produksi udang vannamei. Probiotik RICA 1,2 dan 3 merupakan hasil isolat bakteri asal tambak kelompok Bacilllus (Brevibacillus laterosporus), Serratia marcescens dari daun mangrove dan isolat  Pseudoalteromonas sp. Edeep-1 yang berasal dari laut. Sedangkan probiotik RICA 4 dan 5 diisolasi dari bakteri bacillus mikro algae dan makro algae rumput laut.
      Dalam aplikasi di tambak P.Kasau menebar probiotik RICA 1 sebanyak 10 liter setiap lima hari sampai umur udang memasuki hari ke 25. Selanjutnya RICA 2 ditebar mulai umur 26-50 hari dengan dosis sama dengan RICA 1. Mendekati usia panen 55 hari pemberian probiotik RICA 3 sebanyak 10 liter per untuk memperbaiki kualitas udang.


      Cara Budidaya Udang Vannamei Dengan Modal Kecil Untung Besar

      Panen

      Karena pertimbangan aspek harga, pertumbuhan dan kesehatan udang maka pada tanggal 8 Desember 2014 (umur 55) hari dilakukan panen. Panen dilakukan dengan cara memasang kantong saringan di mulut pintu air lalu udang mengalir bersamaan keluarnya air dari petakan ke saluran pembuang. Cukup perlu waktu 2-3 jam udang sudah panen total.  Sebelum panen lebih dahulu dilakukan pemberian kapur dolomite sebanyak 8 ppm dan mempertahankan ketinggian air atau tidak ada pergantian air selama 2-4 hari menjelang panen untuk menghindari terjadi  moulting (ganti kulit).
      Berdasarkan analisis ekonomi dari tambak P. Kasau  untuk luas 1 ha ditebar 70.000 ekor /ha dengan masa pemeliharaan 55 hari memerlukan modal operasional sekitar Rp.8 juta terdiri dari harga benur, pakan 250 kg, kapur dolomit, saponin, dan probiotik 110 liter.  Sedangkan produksi udang vannamei 700 kg  ukuran 90 ekor/kg dengan harga Rp.55.000/kg. maka keuntungan kotor hasil budidaya udang vannamei pola tradisional plus sekitar Rp.30 juta.


      Cara Pembesaran Udang Galah

       

           I.      PENDAHULUAN

      Udang galah (Macrobrachium rosenbergii de man) adalah komoditas perikanan air tawar yang merupakan salah satukekayaan perairan Indonesia. Selain mempunyai ukuran terbesar dibandingkan dengan udang air tawar lainnya juga mempunyai nilai ekonomis penting karena sangat digemari konsumen  baik di dalam maupun di luar negeri terutama di Jepang  dan beberpa negara Eropa.
      Oleh karena itu Derektorat Jenderal Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan mencanangkan pada tahun 2003 udang galah ini menjadi salah satu andalan komoditas ekspor.
      II.    PEMBESARAN
      A.    Sarana dan Fasilitas
      Jenis tanah yang cocok untuk pemeliharaan udang galah adalah tanah yang sedikit berlumpur dan tidak porous. Luas kolam yang digunakan dapat bervariasi antara 0,2 s/d 1,0 Ha. Sebaiknya berbentuk empat persegi panjang dengan kedalaman kolam antara 0,5 s/d 1,0 m.n Dasar kolam harus rata dan dibuat kemalir (caren) secara diagonal dari saluran pemasukan sampai kesaluran pembuangan, hal ini memudahkan untuk pemanenan. Kualitas air yang masuk ke kolam arus baik dan bebas dari polusi.
      B.    Pengelolaan kolam
      Sebelum ditanami udang galah kolam sebaiknya dipersiapkan  terlebih dahulu secara baik dengan cara :
      v  Kolam dikeringkan dam di cangkul untuk mengemburkan dan biarkan selama 3 s/d 5 hari.
      v  Untuk memberantas hama dan penyakit dasar kolam diberi kapur dengan dosis 50 s/d 100 gr/m2, Kapur dicampur dengan air kemudian disebarkan secara merata keseluruhan permukaan dasar kolam dan biarkan selam 2 s/d 3 hari.
      v  Kolam diisi air sampai mencapai kedalaman yang sudah ditentukan kemudian diberi pupuk organic berupa kotoran ayam sebanyak  500 gr/m2 maksudnya untuk menumbuhkan pakan alami.
      C.  Teknik Pemeliharaan
      Benih udang yang siap dipeliharan di kolam  adalah benih udang stadia juwana atau tokolan. Pemeliharaannya dapat dilakukan dengan dua cara :
      §  Monokultur
      Pemeliharaan secara monokultur adalah pemeliharaan udang dikolam tampa dicampur dengan ikan lain. Padat penebaran sebanyak 5 s/d 10 ekor/m2 bila pemberian pakan tidak intensif dan 20 s/d 30 ekor/m2 dengan pemberian paka secara intensif.
      §  Polikultur
      Pemeliharaan secara polikultur  adalah pemeliharaan udang di kolam disatukan  dengan ikan lainnya. Adapun yang dapat dibudidayakan dengan udang adalah ikan mola, ikan tawes, ikan nilem, dan ikan “big head”. Padat penebaran udang galah  sebanyak 1 s/d 5 ekor/m2 sedangkan padat penebaran ikan 5 s/d 10 ekor/m2 ukuran 5 - 8 cm. Selama pemeliharan dapat dilakukan pemupukan  susulan setiap 2 s/d 3 minggu  berupa Urea 3s/d5 kg dan TSP 5s/d10 kg/Ha kolam.
      D.    Pemberian Pakan
      Selain makan alami selama pemeliharaan udang galah perlu diberikan pakan tambahan berupa pellet udang dengan kadar protein 25 s/d 30 % karena makan alami yang tersedia tergantung pada tingkat kesuburan perairan kolam. Pada pemeliharaan secara monokultur jumlah pakan tambahan  yang diberikan mulai 20 % menurun sampai 5 % dari berat badan total populasi, dengan frekuensi pemberian 4 s/d 5 kali sehari, sedangkan pada pemeliharaan secara polikultur  jumlah pakan tambahan yang diberikan  mulai 6 % menurun sampai 3 % dari berat badan total populasi dengan frekuensi  pemberian 4 s/d 5 kali sehari.
      E.  Pemanenan
      Pemanen udang galah dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
      §  Panen total
      Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam secara total sehingga produksi total dapat segera diketahui . Kerugian system ini adalah udang yang masih kecil  ikut dipanen serta membuang air yang sudah kaya  dengan organisme dan mineral.
      §  Pemanenan Selektif
      Panen selektif dilakukan dengan menggunakan jarring tampa harus mengeringkan kolam, yang tertangkap hanya udang ukuran tertentu saja. Pemanenan selanjutnya  tergantung kepada tingkat pertumbuhan udang. Kerugian sistim ini adalah banyak membutuhkan tenaga dan bila ada ikan predator tidak dapat dibersihkan dari kolam.
      F.  Predator dan Penyakit
      a.    Predator
      Predator pada pemeliharaan udang galah di kolam  adalah beberapa jenis ikan seprti catfish (lele local) dan Snakehead, burung dan ular. Kepiting merupakan pengganggu juga karena hewan tersebut melubangi pematang kolam. Untuk mencegah masuknya hewan predator, pada saluran pemasukan air dipasang saringan dan disekeliling pematang dipasang  net setinggi 60 cm.
      b.    Penyakit
      Penyakit yang banyak menyerang udang galah adalah “Black spot” yaitu penyakit yang diakibatkan oleh bakteri dan kemudian diikuti oleh timbulnya jamur, penyakit ini dapat mengakibatkan kematian dan menurunnya mutu udang. Untuk mencegah penyakit yang diakibatkan oleh bakteri ini digunakan obat antibaktrial yang diberikan secara oral melalui pakan.
      G.  Kualitas Air
      Timbulnya penyakit pada udang biasanya disebabkan oleh kualitas air pada kolam kurang baik . Hal ini biasanya diakibatkan oleh padat penebaran yang terlalu banyak , rendahnya kandungan oksigen, pengaruh suhu serta tingginya derajat keasaman (pH) sehingga dapat menimbulkan banyaknya kematian.
      Air yang dipakai dalam pembesaran udang galah di kolam sebaiknya bebas dari polusi dengan kandungan oksigen  lebih dari 7 mg/l, suhu optimum 27 s/d 300C, derajat keasaman (pH) 7,0 s/d 8,5 dan kesadahan total  antara 40 s/d 150 mg/l.
       
      Copyright © 2013. 'Azolla' Fish Farm - All Rights Reserved
      Template Created by ThemeXpose