Games

Showing posts with label ikan patin. Show all posts
Showing posts with label ikan patin. Show all posts

Cara Budidaya Ikan Patin ( Lengkap )

Berbagai Jenis ikan perairan Air tawar memang lumayan banyak jumlahnya, dan selama ini masyarakat kita banyak yang memiliki hoby dan hoby tersebut juga menjadi salah satu bagian dari usaha mereka yang kiranya bisa dijadikan peluang. Saat sekarang Ikan Patin juga sudah dikenal dimana-mana khususnya di masyarakat Indonesia, dan sudah tersebar hingg sampai kepelosok di pedesaan, bahkan banyak yang menggemarinya. Postingan kali ini sengaja saya sajikan sebagai bahan Informasi dan merupakan Teknologie yang dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan bagi siapa saja yang akan melakukan usaha budidaya khususnya ikan Patin.

Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa Ikan patin ini merupakan salah satu ikan air tawar yang memiliki peluang ekonomi untuk dibudidayakan. Budidaya ikan Patin masih perlu diperluas lagi, karena pemenuhan atas permintaan ikan patin masih sangat kurang. Ikan patin seperti halnya ikan lele tidak memiliki sisik dan memiliki semacam duri yang tajam di bagian siripnya keduanya tergolong dalam kelompok catfish. Ada yang menyebut ikan patin dengan Lele Bangkok. Di beberapa daerah ikan patin memiliki nama yang berbeda-beda antara lain ikan Jambal, ikan Juara, Lancang dan Sodarin. Rasa daging ikan patin yang enak dan gurih konon memiliki rasa yang lebih dibandingkan Ikan Lele. Ikan patin memiliki kandungan minyak dan lemak yang cukup banyak di dalam dagingnya.

Teknik budidaya ikan patin sebenarnya relatif mudah, sehingga tidak perlu ragu jika berminat menekuni budidaya ikan ini. Pada awalnya pemenuhan kebutuhan ikan patin hanya mengandalkan penangkapan dari sungai, rawa dan danau sebagai habitat asli ikan patin. Seiring dengan meningkatnya permintaan dan minat masyarakat, ikan patin mulai dibudidayakan di kolam,keramba maupun bak dari semen. Permintaan ikan patin yang terus meningkat memberikan peluang usaha bagi setiap orang untuk menekuni usaha di bidang budidaya ikan patin ini. Dengan permintaan yang demikian meningkat jelas tidak mungkin mengandalkan tangkapan alam, tetapi perlu budidaya ikan patin secara lebih intesnsif.

Model Budi Daya Ikan Patin

Peluang usaha Budidaya Ikan Patin dapat dilakukan dalam dua bidang kegiatan yaitu kegiatan pembenihan dan kegiatan pembesaran sebagai ikan konsumsi. Kegiatan pembenihan merupakan upaya untuk menghasilkan benih pada ukuran tertentu. Produk akhirnya berupa benih berukuran tertentu, yang umumnya adalah benih selepas masa pendederan. Budidaya ikan patin sebagai pemenuhan bibit ini cukup memiliki prospek yang bagus karena permintaan bibit juga cukup besar. Budidaya ikan patin sebagai persediaan bibit ini memerlukan waktu yang relatif pendek sehingga perputaran modal bisa dipercepat. Budidaya ikan patin dalam kategori pembesaran biasanya dilakukan saat bibit ikan patin memiliki berat 8-12 gram/ekor, dan setelah 6 bulan dapat mencapai 600-700 gram/ekor. Sebagian petani ikan patin memanen setelah usia 3 sampai 4 bulan karena permintaan pasar ikan patin dengan bobot yang lebih rendah per ekornya. Budi Daya Ikan patin sebagai bibit dan ikan konsumsi memiliki peluang usaha yang sama-sama menguntungkan, tergantung pilihan kita mana yang lebih memungkinkan.

Persyaratan Budidaya Ikan Patin

Budidaya ikan Patin memerlukan beberapa persyaratan dan kondisi lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangannya antara lain sebagai berikut :

Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan dan budi daya ikan patin adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.

Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.

Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai maka lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.

Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruhdan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kualitas air harus diperhatikan, untuk menghindari timbulnya jamur, maka perlu ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur (Emolin atau Blitzich dengan dosis 0,05 cc/liter).

Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adalah antara 26–28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.
PH air berkisar antara: 6,5–7.

Teknik Budidaya Ikan Patin

A. Pembibitan Ikan Patin
Pembibitan Ikan Patin merupakan upaya untuk mendapatkan bibit dengan kualitas yang baik dan jumlah yang mencukupi permintaan. Cara Tradisional bibit ikan Patin diperoleh dengan menangkap dari habitat aslinya yaitu sungai, rawa, danau dan tempat-tempat lain. Untuk tujuan komersial bibit harus diupayakan semaksimal mungkin dengan pembibitan di kolam. Persiapan dan langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Memilih calon induk siap pijah.
Induk patin yang hendak dipijahkan sebaiknya dipelihara dulu secara khusus terlebih dahulu dengan pemeliharaan yang intensif. Selama pemeliharaan, induk ikan diberi makanan khusus yang mengandung protein tinggi. Selain itu, diberikan juga rucah dua kali seminggu sebanyak 10% bobot ikan induk. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat kematangan gonad.

Ciri-ciri induk patin yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan adalah
sebagai berikut :

a. Induk betina
1. Umur tiga tahun.
2. Ukuran 1,5–2 kg.
3. Perut membesar ke arah anus.
4. Perut terasa empuk dan halus bila di raba.
5. Kloaka membengkak dan berwarna merah tua.
6. Kulit pada bagian perut lembek dan tipis.
7. kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan besarnya seragam.

b. Induk jantan
1. Umur dua tahun.
2. Ukuran 1,5–2 kg.
3. Kulit perut lembek dan tipis.
4. Bila diurut akankeluar cairan sperma berwarna putih.
5. Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.

2. Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise dari ikan donor,Biasanya ikan mas.
Hormon perangsang dibuat dengan menggunakan kelenjar hipofise ikan mas, kelenjar hipofise dapat ditemukan pada bagian otak ikan mas, berwarna putih dan cukup kecil. Ambil dengan hati-hati dengan pinset. Setelah diambil dimasukkan ke dalam tabung kecil dan ditumbuk sampai benar-benar halus dan lebut, selanjutnya dicampur dengan air murni (aquades) yang dapat dibeli di apotik.

3. Kawin suntik (induce breeding).
Setelah kelenjar hipofise dicampur dengan air murni sudah siap, ambil dengan jarum suntik dan disuntikkan pada punggung Ikan patin. Ikan patin siap dipijahkan. Metode kawin suntik diterapkan untuk merangsang induk patin betina mengeluarkan telur untuk selanjutnya dibuahi oleh Patin Jantan.

4. Penetasan telur.
Telur yang sudah dibuahi akan menetas dalam waktu sekitar 4 hari, selama menunggu telur menetas perlu dipantau kondisi air. Ganti air sebagian dengan air bersih dari sumur.

5. Perawatan larva.
Benih ikan patin yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam akuarium atau bak berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm, bisa dalam ukuran yang lain. Setiap akuarium atau bak diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi. Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per akuarium. Aerator ditempatkan pada setiap akuarium agar keperluan oksigen untuk benih dapat tercukupi. Untuk menjaga kestabilan suhu ruangan dan suhu air digunakan heater atau dapat menggunakan kompor untuk menghemat dana. Benih umur sehari belum perlu diberi makan tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk sac atau kuning telur. Pada hari ketiga, benih ikan diberi makanan tambahan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus. Selanjutnya berangsur-angsur diganti dengan makanan hidup berupa Moina cyprinacea atau yang biasa dikenal dengan kutu air dan jentik nyamuk.

6. Pendederan.
Benih Ikan patin dibesarkan pada kolam tebar atau bak dari semen, lebih bagus pada kolam lumpur karena mengandung banyak plankton dan fitoplankton sebagai pakan alami.

7. Pemanenan.
Benih ikan patin bisa dipanen sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.

B. Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan Pembesaran ditujukan untuk pemenuhan Ikan Patin konsumsi. Ikan Patin dikonsumsi dalam berbagai ukuran, antara lain 200 gram sampai 1 kg. Masa panen menyesuaikan dengan permintaan pasar. Ada sebagian yang lebih senang ukuran kecil sekitar 200 gram ada yang lebih dari itu. Pada Usia 6 bulan ikan patin sudah mencapai bobot 600-700 gram.
Ikan Patin akan tumbuh lebih baik di kolam lumpur dengan aliran air yang mengalir cukup baik, meski demikian bisa juga dipeihara pada kolam semen yang tidak mengalir, tetapi perlu diperhatikan kualitas air agar tetap dalam konsisi yang baik. Langkah-langkah pemeliharaan Ikan Patin Sebagai Berikut:

1. Pemupukan
Pada kolam lumpur idealnya perlu dilakukan pemupukan sebelum ikan patin ditebarkan. Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan makanan alami dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-banyaknya.Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700 gram/m 2.

2. Pemberian Pakan
Faktor yang cukup menentukan dalam budi daya ikan patin adalah faktor pemberia makanan. Faktor makanan yang berpengaruh terhadap keberhasilan budi daya ikan patin adalah dari aspek kandungan gizinya, jumlah dan frekuensi pemberin makanan. Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara (sampel). Pakan yang diberikan adalah Pelet dan bisa ditambahkan makanan alami lainnya seperti kerang, keong emas,bekicot, ikan sisa, sisa dapur dan lain-lain. Makanan alami yang diperoleh dari lingkungan selain mengandung protein tinggi juga menghemat biaya pemeliharaan.

3. Penanganan Hama Dan Penyakit
Salah satu kendala dan masalah Budi daya ikan patin adalah hama dan penyakit. Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung dan kolam hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Cegah akses masuk hama tersebut ke kolam atau dengan memasang lampu penerangan si sekitar kolam. Hama tersebut biasanya enggan masuk jika ada sinar lampu. Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibatadanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.

4. Pemanenan Ikan Patin
Pemanenan adalah saat yang ditunggu pada budi daya ikan patin. Meski terlihat sederhana pemanenan juga perlu memperhatikan beberapa aspek agar ikan tidak mengalami kerusakan,kematian, cacat saat dipanen. Sayang jika budi daya ikan patin sudah berhasil dengan baik, harus gagal hanya karena cara panen yang salah. Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong dengan kere maka ikan patin akan terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari. Pemasaran Ikan Patin dalam bentuk segar dan hidup lebih diminati oleh konsumen, karena itu diusahakann menjual dalam bentuk ini. Harga Ikan Patin Per kilogram kurang lebih Rp 15.000-25.000,-


Apa Penyebab Alga Berlimpah Dan Bagaimana Cara Mengendalikannya ?





Alga yang berlebihan adalah masalah yang paling umum pemilik tambak dari tahun ke tahun. Hal ini dapat muncul dalam waktu singkat, bahkan bisa dalam semalam dan menyebabkan mimpi buruk selama berbulan-bulan jika tidak diobati. Artikel ini akan membantu pemilik tambak untuk lebih memahami ganggang dan menawarkan metode yang aman untuk jangka pendek dan mengendalikan alga jangka panjang.

Jenis Alga

Dua bentuk yang paling umum dari alga yang tambak adalah alga planktonik dan lumut.

Alga planktonik (atau dikenal sebagai ganggang air hijau) yang mikroskopis, ganggang mengambang bebas, membuat tambak warna hijau. Sebuah populasi alga planktonik yang nirmal adalah wajib untuk kolam yang sehat, karena mereka adalah dasar dari rantai makanan dan penting bagi kesehatan kehidupan air lainnya. Ketika ganggang plankton mulai mekar atau biasa di sebut blooming alga dan menjadi terlalu banyak, mereka akan menjadikan kolam berwarna hijau pekat. Hal ini biasanya terjadi pada bulan-bulan musim panas atau pada saat kemarau panjang.

Alga serabut atau Lumut, sering disebut sampah kolam, kolam lumut, alga tali atau ganggang rambut, mulai tumbuh di dasar tambak pada permukaan seperti batu dan kayu dan menyerupai bulu hijau. Sebagai rumpun yang tumbuh, mereka membebaskan diri dari bawah dan mengapung ke atas, sehingga menyerupai tikar hijau jelek di permukaan kolam. Lumut mulai tumbuh di awal musim kemarau dan pertama kali terlihat di sekitar tepi kolam di air dangkal. Memiliki nilai positif bagi kolam, tapi dapat merusak kolam selama musim panas.

Masalah alga

Keluhan utama sebagian besar pemilik kolam atas ganggang adalah mengotori penampilan kolam mereka. Semua orang ingin melihat kolam tampak jernih dan sehat, air hijau keruh bahkan berbau akan membuat sebuah kekecewaan besar. Namun, apa yang harus Anda lakukan untuk menjaga kualitas air haruslah menjadi perhatian besar.


" Alga di moderasi sangatlah baik untuk kolam, tetapi ketika itu berlimpah, hal ini dapat menyebabkan masalah kualitas air yang parah. Seperti tanaman lain, ganggang tumbuh melalui fotosintesis menggunakan sinar matahari dan karbon dioksida dan melepaskan oksigen. Tapi di malam hari, ganggang membalikkan proses ini dan mengkonsumsi oksigen untuk terus tumbuh. Inilah sebabnya mengapa ketika Anda bangun tidur dan melihat kolam penuh dengan ganggang. Ini pertumbuhan yang cepat dan pemanfaatan terus oksigen di malam hari dapat menyebabkan kadar oksigen terlarut sangat rendah, terutama di awal pagi hari, yang dapat mengakibatkan kematian ikan".

Pertumbuhan alga yang berlimpah juga akan negatif mempengaruhi irigasi, karena kandungan air yang tidak sehat dan lumut yang tebal, terutama dalam kasus pertumbuhan alga serabut (filamen). Karena akan membuat penyumbatan pada irigasi.

Apa Penyebab Berlimpahnya Alga ?

Alga disebabkan oleh tiga faktor yakni:
1. kelebihan gizi,
2. terlalu banyak sinar matahari,
3. tingkat oksigen yang rendah.

Jadi di mana nutrisi berasal? 
Nutrisi berasal dari berbagai sumber, dari semua jenis kotoran ikan dan kotoran hewan lainnya, sisa makanan ikan dan sayuran yang membusuk. Sumber-sumber lain akan mencakup pupuk kandang dari pertanian dan rumput di sekitanya. Semua sumber-sumber ini membutuhkan banyak nitrogen dan fosfor yang membuat ganggang mudah mekar dan tumbuh berlimpah.

Kolam yang ditempatkan di bawah sinar matahari langsung atau sedikit tanaman air juga berisiko menderita masalah ganggang. Seperti disebutkan sebelumnya, alga berfotosintesis memerlukan makanan dan sinar matahari. Inilah sebabnya mengapa umumnya yang paling terburuk masalah ganggang terjadi di musim panas/ kemarau ketika hari-hari panas teramat panjang.

Akhirnya, kolam yang mengalami kadar oksigen yang buruk juga akan menderita masalah kontrol alga. Ketika ada tingkat tinggi limbah di kolam yang stagnan dan masih, kadar oksigen bisa habis karena jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk memecah sampah. Ganggang mekar datang dan pergi, tetapi ketika ada sedikit oksigen terlarut dalam air, ganggang akan tumbuh sangat cepat.

Cara Pengendalian Alga

"Pertama-tama, ganggang tidak harus dipandang sebagai masalah. Ini hanyalah gejala dan tanda bahwa ada masalah lain dan bahwa kolam Anda tidak seimbang. Artinya adalah bahwa satu atau lebih penyebabnya adalah masalah yang sebenarnya".


Ada dua pendekatan jangka pendek dan jangka panjang untuk mengontrol alga. Pendekatan jangka pendek melibatkan semacam pembasmi alga, yang dalam banyak kasus bekerja dengan baik. Namun, hal ini dengan sendirinya dapat menyebabkan masalah. Beberapa pembasmi alga seperti yang berbasis tembaga bisa berbahaya untuk ikan jika aturan tidak diikuti dengan tepat. Namun ada pembasmi alga yang non-tembaga juga dapat membasmi dengan cepat dan aman. Seperti disebutkan sebelumnya, sayuran mati atau membusuk merupakan sumber nutrisi bagi ganggang. Jadi, ketika Anda hanya membunuh ganggang dan biarkan untuk menurunkan sendiri, kemungkinan itu hanya akan menjadi bahan pertumbuhan kembali. Masalah lain dengan membunuh cepat dengan pembasmi alga adalah bahwa Anda menjalankan risiko membunuh ikan. Membunuh terlalu banyak ganggang terlalu cepat dapat menyebabkan deplesi oksigen sebagai kolam harus bekerja ekstra keras untuk memecah semua limbah mati. Dalam skenario di mana kolam memiliki masalah ganggang ekstrim dianjurkan untuk membunuh alga secara bertahap sehingga tidak ada terlalu banyak bersaing dengan tanaman membusuk di kolam.

Pendekatan jangka panjang memanfaatkan metode pengawasan sumber nutrisi alga, sinar matahari dan oksigen terlarut yang rendah. Cara ini memang tidak bekerja dengan cepat, tetapi dalam jangka panjang lebih aman dan lebih hemat biaya.... ( perhatikan kutipan dibawah )


Pengawasan  sumber nutrisi alga

Ada beberapa cara untuk mengontrol beban nutrisi, salah satunya adalah secara manual membuang alga yang mengambang dengan berbagai alat, jaring, kuas dan skimmer.  Ganggang rambut dapat ditarik dari kolam dengan hanya memutar-mutar menyapu atau menyikat di tengah rumpun ganggang besar. Selain itu, bisa menarik daun, potongan rumput dan yang mengambang lainnya di permukaan juga akan membantu.

Dalam kasus kolam kecil seperti kolam koi, kolam taman dan kolam halaman belakang, filtrasi menjadi sangat penting dalam mengelola nutrisi. Sebuah kolam filter yang baik akan menawarkan filtrasi mekanis yang baik dan biologis untuk membantu menangani dan membuang sampah ikan. Beberapa filter kolam yang lebih besar juga akan akan sangat efektif dalam membunuh ganggang plankton, tetapi tidak akan membantu dalam mengatasi ganggang rambut. Umumnya, filter kolam yang lebih besar akan memungkinkan Anda untuk menahan kolam ikan lebih banyak, namun hal ini tidak harus menjadi beban terbuka untuk kolam dengan banyaknya ikan. pengendalian nutrisi yang efektif untuk kolam ikan kecil dimulai dengan tidak over populasi dalam kolam. Banyak orang menggunakan aturan satu ikan 6 "per 100 galon.

"Macam-macam cara pengendalian gizi tidak boleh dipandang sebagai solusi yang berdiri sendiri. Bila mungkin mereka harus dikombinasikan untuk saling melengkapi, dalam upaya pendekatan secara menyeluruh pengelolaan hara".

Pengurangan sinar matahari

Ada hanya sedikit pilihan untuk mengurangi sinar matahari ke dalam kolam Anda, terutama jika Anda memiliki kolam besar di tengah lapangan atau padang rumput, tetapi ada beberapa yang efektif. Mungkin yang paling umum adalah dengan menambahkan pewarna ke air. Produk-produk ini biasanya mewarnai biru air dan membantu dengan membatasi jumlah penetrasi cahaya sinar matahari, sehingga membantu untuk membatasi kemampuan ganggang untuk berfotosintesis. Tentu saja produk ini, sementara yang efektif, juga sangat tergantung pada preferensi pribadi, karena banyak orang memilih untuk tidak memiliki air berwarna biru.

Pilihan lain untuk menghalangi sinar matahari adalah dengan menambahkan tanaman air lainnya untuk membuat teduh permukaan kolam. Tanaman seperti bunga lili air atau teratai bisa ditanam dan melakukan pekerjaan yang baik shading permukaan, sementara spesies tanaman apung lainnya juga dapat menawarkan keteduhan dan juga akan menyerap nutrisi dari air. Menambahkan tanaman air untuk kolam kecil dan taman air yang lebih mudah daripada menambah kolam besar. Biasanya di kolam kecil, tanaman dapat dibiarkan tumbuh dengan lebih mudah sehingga mudah untuk mengelola dan mengendalikan. Sebenarnya menanam tanaman air di kolam tanah besar bisa menjadi proposisi berisiko karena alga bisa tumbuh dengan cepat jika tidak dikelola dengan baik. Umumnya mencapai 50% -70% tingkat cakupan.

Oksigenasi

"Menambahkan aerasi untuk kolam Bisa menjadi alat yang paling signifikan dan berdampak untuk mengendalikan alga. Oksigen inilah yang membuat kolam berkembang dan ketika kehilangan, itu bisa mengakibatkan kerugian fatal ... dan waktu panjang".

Alga membenci oksigen yang baik, sirkulasi air dan kolam aerator yang tepat dapat memberikan keduanya. Ada berbagai jenis aerator untuk berbagai jenis kolam. Kedalaman kolam biasanya akan memberitahu Anda apa jenis yang Anda butuhkan. Kolam yang lebih dalam biasanya akan memerlukan aerator celup, sementara kolam dangkal biasanya akan menggunakan aerator mengambang.

Oksigenasi yang baik akan membantu memecah sampah organik lebih cepat dengan menyegarkan bakteri kolam menguntungkan seperti yang disebutkan di atas. Aerasi juga membuat penggunaan pembasmi alga lebih aman karena melindungi terhadap ikan jika terlalu banyak ganggang mati terlalu cepat. Untuk sebagian kecil, aerator bahkan dapat membantu dengan penetrasi cahaya sebagai aerator permukaan menciptakan turbulensi tersebut pada permukaan air, sehingga sinar matahari tidak dapat dengan mudah menembus.

Ringkasan

Pengendalian alga yang efektif dimulai dengan pengetahuan dan pemahaman tentang jenis ganggang yang Anda miliki dan apa yang menyebabkan ganggang mudah tumbuh. Setelah Anda dipersenjatai diri dengan informasi yang tepat, mengobati penyebab dan mengendalikan sumber-sumber menjadi lebih mudah dikelola. Kemudian, tahun demi tahun, perawatan pencegahan menjadi sifat kedua dan mekar ganggang berat menjadi kurang dan kurang perhatian.



Cara Membudidayakan Ikan Patin

PENDAHULUAN
Ikan patin (Pangasius pangasius) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya.

Budidaya ikan patin meliputi beberapa kegiatan, secara garis besar dibagi menjadi 2 kegiatan yaitu pembenihan dan pembesaran. Pada skala pembenihan, mortalitas benih seringkali masih  tinggi sehingga menyebabkan permintaan benih patin tidak mencukupi, oleh karena itu untuk meningkatkan pengetahuan pembenih ikan patin diperlukan teknik membudidayakan ikan ini.
PEMELIHARAAN INDUK
Induk dipelihara di kolam dengan luas minimal 100 m2 dengan padat penebaran 1 kg/m2. Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kadar protein minimal 28% sebanyak 2-3% berat biomassa/hari. Frekuensi pemberian pakan dilakukan 2 kali per hari pada pagi dan sore hari.
Ciri-ciri induk patin yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan adalah sebagai berikut :
  1. - Induk betina
  • - Umur tiga tahun.
  • - Ukuran 1,5 – 2 kg.
  • - Perut membesar ke arah anus.
  • - Perut terasa empuk dan halus bila di raba.
  • - Kloaka membengkak dan berwarna merah tua
  • - Kulit pada bagian perut lembek dan tipis.
  • - kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan besarnya seragam
b. Induk jantan
  • - Umur dua tahun
  • - Ukuran 1,5 – 2 kg.
  • - Kulit perut lembek dan tipis
  • - Bila diurut akan keluar cairan sperma berwarna putih.
  • - Kelamin memanjang.
PEMIJAHAN
- Pemijahan dilakukan secara buatan dengan penyuntikan hormon yang digunakan adalah ovaprim dengan dosis 0,5 cc/kg. Induk betina disuntik dua kali dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan I sebanyak 1/3 dari dosis total dan penyuntikan II sebanyak 2/3 nya. Penyuntikan dilakukan secara intramuscular dibagian kiri/kanan belakang sirip punggung. Waktu ovulasi berkisar antara 6-8 jam setelah penyuntikan II ditandai dengan keluarnya telur bila dilakukan pengurutan pada bagian perut kearah lubang genital.
PEMBUAHAN
Telur dan sperma dikeluarkan dengan cara pengurutan perut kemudian ditampung dalam mangkok/baskom.
  • - Pembuahan buatan dilakukan dengan cara mencampurkan telur dengan sperma yang telah diencerkan dengan larutan sodium chloride 0,9% atau dengan akuabidesh.
  • - Kemudian diaduk dengan bulu ayam selama kurang lebih 3 menit secara perlahan-lahan sampai tercampur merata.
  • - Selanjutnya telur ditetaskan dalam akuarium atau corong penetasan pada suhu 27-30oC.
    PENETASAN TELUR
  • - Sebelum telur dimasukkan ke dalam corong penetasan, terlebih dahulu dilakukan penghilangan daya rekat telur dengan menggunakan tanah merah yang telah dilarutkan dalam air.
  • - Larutan tanah merah dicampur ke dalam telur yang telah dibuahi, diaduk perlahan sampai daya rekat hilang.
  • - Terakhir dicuci dengan air bersih, kemudian telur dimasukkan kedalam corong penetasan dengan kepadatan 500 cc/corong.
PEMELIHARAAN LARVA
Telur akan menetas kurang lebih 20-26 jam pada suhu 27-30oC setelah ovulasi.
  • - Panen larva dilakukan dengan menyerok larva menggunakan serok halus yang terbuat dari plankton net yang kemudian dimasukkan kedalam wadah pemeliharaan.
  • - Pemeliharaan larva dilakukan di dalam ruangan (indoor hatchery) dengan suhu ruangan konstan 30-31oC.
  • - Larva dipelihara diakuarium/fiber glass dengan kepadatan 50-75 ekor/liter.
  • - Pakan yang diberikan berupa Nauplii Artemia sp sampai berumur 8 hari. Setelah larva berumur 8 hari diberi pakan cacing tubifex, frekuensi pemberian pakan 5 kali/hari secara ad libitum.
  • - Untuk menjaga kualitas air pemeliharaan larva dilakukan penyiphonan setiap hari sebelum pemberian pakan pertama pada pagi hari dan pergantian air sebanyak 30-50% per 2 hari sekali.
  • - Setelah berumur 21 hari larva siap ditebar di kolam pendederan.
PENDEDERAN
 - Pendederan dapat dilakukan di bak semen, hapa dan kolam.
  • - Sebelum larva ditebar, dilakukan persiapan kolam terlebih dahulu, meliputi pengeringan kolam, perbaikan pematang, pemupukan, pengapuran, pembuatan kemalir, pengisian air dan inokulasi Moina sp.
  • - Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dengan dosis 500-1000 gram/m2, sedangkan pengapuran dilakukan dengan menggunakan kapur CaO dengan dosis 25-100 gram/m2.
  • - Kemudian kolam diisi air secara perlahan sampai mencapai ketinggian 90 cm.
  • - Inokulasi Moina sp dengan kepadatan 5 ekor/cc sebanyak 10 liter dilakukan sehari setelah pengisian air.
  • - Setelah inokulasi, kolam didiamkan selama 3-4 hari agar Moina dapat berkembang biak.
  • - Larva ditebar pada pagi hari dengan kepadatan 40 ekor/m2.
  • - Pakan yang diberikan selama pemeliharaan adalah pellet yang dihancurkan dengan kandungan protein 28% sebanyak 2-5% berat biomassa. Frekuensi pemberian pakan dilakukan 3 kali/hari. Pemeliharaan berlangsung selama 4-5 minggu.
  • - Teknik pemanenan dilakukan dengan cara mengurangi air, selanjutnya ikan ditangkap dengan menggunakan seser dan ditampung dalam ember/baskom, selanjutnya ikan dihitung dan packing menggunakan kantong plastik 40 x 60 cm dan diberi oksigen. Perbandingan oksigen dengan air dalam kantong plastik adalah 50 : 50, dengan kepadatan ikan 500 ekor benih patin ukuran 2 inchi dengan lama perjalanan 5 – 6 jam.
PEMBESARAN
- Seperti halnya pendederan, pembesaran dapat dilakukan di bak semen, hapa dan kolam sebelum ditebar dilakukan pengapuran pemupukan seperti halnya pendederan.
  • - Pakan yang diberikan pellet dosis 3-5%berat biomassa, Frekuensi 2 kali/hari pagi dan sore dapat pula ditambahkan ikan kecil/ikan rucah.
  • - Patin dapat dipanen  setelah 6 – 8 bulan pemeliharaan sejak pendederan pertama sampai pembesaran/setelah mencapai ukuran yang diinginkan pasar. Umumnya  berat patin yang dikonsumsi masyarakat sekitar 250 gram/ekor.
  •  
  •  
  •  

Penanganan Hama dan Penyakit Ikan Patin




Salah satu kendala yang sering diahadapi dalam budidaya patin adalah hama dan penyakit. Dalam pengendalian hama dan penyakit pencegahan merupakan tindakan paling efektif dibandingkan pengobatan. Tindakan pencegahan juga tidak memerlukan biaya yang besar. Pencegahan sebaiknya dilakukan sebelum pemeliharaan dimulai.

Hama

  •  

Serangan hama biasanya tidak separah serangan penyakit, hanya biasanya berukuran lebih besar daripada ikan dan bersifat pemangsa.
  •  

Penyakit

  •  

Secara umum penyakit yang menyerang ikan patin digolongkan ke dalam dua golongan yaitu penyakit yang timbul akibat adanya gangguan factor bukan patogen, penyakit ini tidak menular. Yang kedua yaitu penyakit yang timbul karena organisme patogen.
  •  
a. Penyakit non infeksi
Contoh penyakit non infeksi yaitu keracunan dan penyakit kekurangan gizi. Beberapa factor yang menyebabkan keracunan yaitu pemberian pakan yang kurang baik kualitasnya atu pencemaran air media akibat tumpukan bahan organic.
  •  
b. Penyakit Infeksi
NO
JENIS PENYAKIT
GEJALA
1.Parasit
(Bintik Putih/White Spot)
  • Ikan berkumpul di tempat yang gelap
  • Menggosok-gosokan tubuhnya
2.Bakteri
(Aeromonas sp)
  • Menyerang bagian punggung, perut dan pangkal ekor yang disertai dengan pendarahan
3.Jamur
(Saproglegnia )
  • Luka di bagian tubuh, tutup insang, punggung, dan sirip yang ditumbuhi benang halus seperti kapas berwarna putih
  •  

Penanggulangan Penyakit

  •  

NO
JENIS PENYAKIT
PENGOBATAN
BAHAN KIMIABAHAN ALAMI
1.Parasit
(Bintik Putih/White Spot)
Formalin 20 ppm
Malachite green 4 gr/lt selama 24 jam
Sambiloto yaitu dengan cara mengambil ekstraknya dan dilarutkan ke dalam air
2.Bakteri
(Aeromonas sp)
PK 10-20 ppm selama 30-60 menitMemakai kunyit  dengan cara diparut. Kunyit ini berfungsi untuk mengobati borok atau luka dan mempercepat pengeringan
3.Jamur
(Saproglegnia )
Malachite green 2-3 gr/m3 air selama 30 menit pengobatan diulang selama 3 hari berturut-turutMemakai rimpang lengkuas yang diparut dan diambil ekstraknya

 




Seleksi Induk Ikan Patin Siap Pijah



Seleksi adalah kegiatan memilih atau memisahkan antara induk-induk yang sudah matang gonad, atau matang telur dengan yang belum. Tujuannya untuk mendapatkan induk-induk yang siap mijah, dimana telur bisa dibuahi dan spermanya bisa membuahi. Kegiatan ini dilakukan setelah pematangan gonad dan sebelum pemijahan.

Sebelum seleksi air kolam disurutkan hingga setinggi 5 cm. Induk ditangkap satu persatu, lalu dilihat kematangan gonadnya. Induk yang matang gonad dimasukan dalam plastik atau karung yang halus dan basah, kemudian diangkut ke bak pemberokan, sedangkan induk yang belum matang gonad dikembalikan lagi ke kolam.
Tanda-tanda induk yang sudah matang atau siap memijah dapat dilihat dari keadaan perut, lubang kelamin dan gerakannya. Induk betina yang siap memijah ditandai dengan perutnya yang gendut, lubang telur membengkak, berwarna kemerahan dan gerakannya yang lamban.
Sedangkan induk jantan yang matang kelamin ditandai dengan warna tubuh lebih cerah, alat kelamin berwarna kemerahan, kemudian bila diurut keluar cairan berwarna putih susu. Pengurutan harus hati-hati dan pelan agar spermanya tidak terlalu banyak keluar. Selain itu juga agar induk jantan tidak stress.
Selain ciri-ciri diatas, induk patin yang akan dipijahkan harus sehat dan tidak luka. Induk yang sakit atau terluka dapat menghambat proses pemijahan. Kadang-kadang induk-induk itu tidak memijah. Karena itu seleksi ini harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak sembarangan. Untuk menjaga agar tidak menular kepada induk-induk yang lain, maka Induk-induk yang sakit atau luka harus dipisahkan.
Satu hal lagi yang diperhatikan dalam seleksi. Jumlah induk jantan yang ditangkap harus lebih banyak dari yang dibutuhkan. Karena meskipun tanda-tanda induk-induk sudah jelas, tetapi seringkali penglihatan mata sering keliru. Terkadang induk jantan yang dianggap sudah matang kelamin malah tidak matang. Atau bisa juga kelebihan jantan yang ditangkap digunakan sebagai cadangan.


Ikan Patin Dapat Dibudidayakan di Kolam Terpal




Deni Rusmawan, salah seorang pembudidaya ikan patin asal Sukabumi, Jawa Barat, bilang, budidaya ikan patin terbagi dalam tiga tahap. Yaitu, tahap pembenihan, pendederan dan pembesaran. Di tahap pembenihan, pebudidaya fokus pada usaha penetasan telur ikan patin hingga menjadi benih.
Menurut Deni, proses pembenihan ini memakan waktu sekitar 20 hari sampai benih patin mencapai panjang 1 inci. “kalau sudah 1 inci benih ikan patin siap dijual,” ujar Deni.
Sedangkan pendederan merupakan tahap pembesaran benih hingga panjangnya mencapai 3 inci. Ikan patin dengan ukuran ini juga bisa dijadikan bibit.
Pendederan ini untuk memenuhi permintaan pelanggan yang menginginkan benih ikan patin siap tebar di kolam. Lamanya tahap pendederan ini memakan waktu 1,5 bulan.
Pada proses pembesaran, ikan patin digemukkan hingga mencapai berat yang diinginkan. “Biasanya sampai beratnya 0,5 kilogram (kg) atau 1 kg,” jelas Deni.
Dari panjang 3 inci hingga mencapai berat 1 kg, kira-kira memerlukan waktu sekitar empat bulan. Untuk pemberian pakan, bisa menggunakan pelet ikan apa saja. Asal, kata Deni, ukuran pakan disesuaikan dengan diameter mulut ikan patin.
Bila dalam satu kolam menampung 5.000 ekor patin dan ingin menghasilkan total bobot 100 kg, pemberian pakannya mencapai sekitar 10% dari total target berat hasil panenan.
“Jadi kalau ingin menghasilkan 100 kg ikan, pemberian pakannya 10 kg selama proses pembesaran tersebut,” ujar Deni.
Retno Kintoko, pembudidaya patin asal Subang, Jawa Barat, menambahkan, jenis kolam bisa mengurangi ongkos produksi. Menurutnya, budidaya ikan patin bisa dilakukan di sudut-sudut rumah dengan membangun kolam terpal.
Sifatnya yang semi permanen membuat kolam jenis ini dapat dipindah sesuai selera dan kebutuhan. Sementara untuk tahap pembenihan bisa dilakukan di akuarium. Maklum, dalam tahap pembenihan tidak memerlukan kolam besar.
Benih yang sudah menetas dipelihara di akuarium hingga berumur 15 hari. Setelah berumur 17-18 hari, benih dijarangkan di kolam pendederan yang lebih luas dengan menjaga kondisi lingkungan, makanan cukup, serta kualitas airnya.

Cara Pemijahan Ikan Patin






Secara umum, pemijahan ikan dapat dibedakan menjadi pemijahan alami dan pemijaha buatan. Pemijahan alami dilakukan terhadap jenis-jenis ikan yang mudah dipijahkan sepanjang tahun, sedangkan pemijahan buatan dilakukan terhadap ikan-ikan yang sulit memijah karena lingkungannya yang tidak sesuai.

Ikan patin termasuk salah satu jenis yang sulit dipijahkan secara alami, karena sulit menciptakan atau memanipulasi lingkungan sesuai dengan habitatnya di alam. Karena itu, pemijahan ikan patin dapat dilakukan secara buatan dengan ransangan menggunakan kelenjar hipofisa.



Persiapan Induk


Induk merupakan salah satu factor penentu keberhasilan usaha pembenihan ikan patin. Induk yang baik dan sehat tentu akan menghasilkan benih yang baik pula. Induk patin yang akan dipijahkan dapat berasal dari alam atau induk-induk yang dipelihara sejak kecil di kolam.

Induk-induk yang berasal dari alam tingkah lakunya masih liar dan kadang –kadang memiliki banyak luka akibat meronta-ronta saat penangkapan. Karenanya, induk yang baik dipijahkan adalah induk yang telah dipelihara di kolam atau di wadah lainnya, seperti sarang dan jaring.

Untuk mendapatkan induk patin yang baik, lama pemeliharaan di kolam, induk diberi makanan tambahan yang cukup mengandung protein. Berdasarkan hasil penenlitian yang dilakukan oleh para peneliti dalam rangka untuk memepercepat kematangan gonad, 2 kali seminggu patin perlu diberi ikan rucah atau ikan-ikan yang tidak layak dikonsumsi oleh manusia.



Seleksi Induk yang Matang Gonad


Induk ikan patin yang akan dipijahkan diseleksi terlebih dahulu, yaitu dengan memeilih induk-induk betina dan jantan yang matang gonad atau siap pijah. Penangkapan induk dilakukan dengan mengurangi volume air sampai ketinggian 20 cm dari dasar kolam. Penangkapan induk dapat dilakukan secara hati-hati untuk menghindari terjadinya stres. Penangkapan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan jaring dan dengan menggunakan tangan.

Ciri-Ciri induk ikan patin yang matang gonad sebagai berikut :

Ø  Indu Betina :

Umur kurang lebih 3 tahun, berat minimal 1,5-2 kg per ekor, perut membesar kearah anus, perut terasa lembek dan halus bila diraba, alat kelamin membengkak dan berwarna merah tua

Ø  Induk Jantan :

      Umur minimal 2 tahun, berat 1,5 - 2 kg per ekor, kulit perut lembek dan tipis, alat kelamin membengkak dan berwarna merah, keluar cairan sperma jika perut diurut kearah anus.



Selain ciri-ciri diatas, induk ikan patin yang akan dipijahkan harus sehat secara fisik yaitu tidak terinfeksi penyakit dan parasit juga tidak memiliki luka akibat benturan, pukulan, goresan/ sayatan. Induk yang baik juga harus memiliki sifat pertumbuhan relatif cepat serta resisten terhadapa penyakit, tetapi toleran atau mudah beradaptasi dan responsive terhadap perubahan lingkungan dan makanan.

Seleksi induk patin tidak memperhatikan bagian luar fisiknya. Pasalnya, yang paling menentukan keberhasilan pemijahan adalah tingkat kematangan telur. Telur yang sudah matang dapat dicek dengan cara sebagai berikut :

-          Ambil 1 ekor induk patin betina, sedot telurnya dengan menggunakan selang kateter. Caranya selang dimasukan kedalam kloakasedalam 3 cm, lalu ujung selang lainnya disedot dengan mulut sampai tampak beberapa butir telur di dalam selang.

-          Telur didalam selang tadi disimpan dicawan, kemudian ditetesi larutan secara ( campuran formalin, alkohol, dan larutan asetid dengan perbandingan 6 : 3 : 1). Larutan tersebut berfungsi untuk mengetahui telur yang telah matang. Telur yang matang memiliki ciri tampak bulat, warnanya putih kekuning - kuningan, inti telurnya terlihat jelas terpisah dari cangkangnya.

-          Induk-induk patin yang telah matang telur disimpan didalam bak atau hapa, jantan dan betina tersimpan terpisah.



Induced Breeding (Kawin suntik)

Ikan patin termasuk salah satu jenis ikan yang sulit memijah secara alami jika tidak berada dihabitat aslinya. Untuk itu perlu dilakukan pemijahan sistem induced breeding (kawin  suntik). Tingkat keberhasilan pemijahan sistem kawin suntik sangat dipengaruhi oleh tingkat kematangan induk patin. Faktor lainnya yang juga cukup berpengaruh adalah kualitas air, penyediaan makanan yang berkualitas dan dalam jumlah yang mencukupi, serta kecermatan didalam penanganan atau pelaksanaan penyuntikan.

Induced breeding dapat dilakukan dengan menggunakan kelenjar hipofisa ikan lain, seperti ikan mas, dapat juga dilkaukn dengan menggunakan semacam kelenjar hipofisa buatan yang mengandung hormon gonadotropin. Dipasaran dikenal dengan merek dagang ovaprim.

a.      Menggunakan Kelenjar hipofisa Ikan Mas

Urutan pekerjaan yang dilakukan jika menggunakan kelenjar hipofisa sebagai berikut : 

-          Siapkan ikan donor atau ikan yang akan diambil kelenjar hipofisanya. Jika induk patain betina yang akan di suntik memiliki berat 3 kg maka donor yang digunakan 9 kg sedangkan untuk induk jantan yang memiliki berat 3 kg donor yang digunakan sebanyak 6 kg

-          Ikan mas yang akan diambil kelenjar hipofisanya dipotong tegak lurus atau vertikal dibagian belakang tutup insang

-          Potongan kepala diletakan dengan posisi mulut menghadap keatas, kemudian dipotong vertical dari permukaan sedikit diatas mulut sehingga akan nampak organ otak yang dilingkapi lendir atau lemak.

-          Otak dilingkar dan lendir dibuang atau dibersihkan dengan kapas atau tissue. Setelah bersih dari lendir, diotak akan nampak butiran putih seperti beras itulah yang dinamakan kelenjar hipofisa.

-          Kelenjar hipofisa diambil dengan menggunakan pinset dan dihancurkan dengan menggunakan gelas penggerus sampai halus. Untuk memudahkan penyuntikan, kelenjar hipofisa tadi dilarutkan kedalam akuabides sebanyak 2 ml. Agar larutan tersebut benar-benar hancur dan tercampur, gunakan sentrifugal atau pemusing.

-          Larutan kelenjar hipofisa selanjutnya diambil atau disedot dengan menggunakan alat suntik. Penyuntikan dapat dilakukan secara intramuskular dibelakang sirip punggung dengan menggunakan jarum suntik berukuran 0,12 ml

b.      Menggunakan Ovaprim

Urutan pekerjaan yang dilakukan jika menggunakan ovaprim sebagai berikut :

-          Untuk mengetahui dosis ovaprim yang akan digunakan, induk betina dan jantan yang akan dipijahkan ditimbang terlebih dahulu.

-          Dosis penyuntikan induk betina berbeda dengan inguk jantan. Untuk induk jantan diperlukab ovaprim 0,3 ml/ kg sedangkan untuk betina sebanyak 0,5 ml/ kg

-          Penyuntikan terhadap induk betina dilakukan 2 kali pada suntikan pertama dosisnya sebanyak 1/3 bagian dosis total, pada penyuntikan kedua dosisnya sebanyak 2/3 bagian dosis total. Penyuntikan kedua dilakukan 8-10 jam setelah penyuntikan pertama

-          Penyuntikan induk jantan dilakukan sekali bersama dengan penyuntikan kedua induk betina.

-          Untuk menghindari induk berontak pada saat penyuntikan sebaiknya, dilakukan 2 orang

-          Penyuntikan secara intramuskular dibelakang sirip punggung dengan memasukan jarum sedalam kurang lebih 2 cm dengan kemiringan 40 derajad.

-          Induk-induk patin yang telah disuntik disimpan dalam bak atau hapa dengan air yang mengalir.



Stripping dan Pembuahan 


Ovulasi adalah tingkat kematangan gonad. Saat ovulasi, telur yang telah masak harus dikeluarkan dengan cara memijit bagian perut patin betina. Urutan pekerjaan stripping sebagai berikut :

-          Sediakan wadah untuk menampung telur, berupa baskom, plastik, yang telah dibersihkan dan dalam keadaan kering.

-          Induk betina yang akan distripping dipegang dengan kedua belah tangan, tangan kiri memegang pangkal ekor dan tangan kanan memegang perut bagian bawah. Ujung kepala induk patin ditopangkan dipangkal paha, selanjutnya perut diurut secara perlahan-lahan dari bagian depan kearah belakang dengan menggunakan jari tengah dan jempol, lalu telur-telur tersebut ditampung didalam baskom.

-          Induk jantan ditangkap untuk diambil spermanya. Sperma ini nanti akan dicampurkan dengan telur-telur didalam baskom

-          Pengurutan induk jantan pada prinsipnya sama saja dengan pengurutan induk betina. Sperma yang keluar dari perut induk jantan langsung disatukan dengan telur yang ditampung diadalam baskom

-          Agar terjadi pembuahan yaitu telur dan sperma dapat dicampur dengan sempurna, lakukan pengadukan dengan menggunakan bulu ayam kurang lebih selama 0,5 menit. Pengadukan dilakukan berputar perlahan-lahan didalam baskom.

-          Untuk meningkatkan fertilisasi (pembuahan), kedalam campuran telur dan sperma tadi dapat ditambahkan garam dapur sebanyak 4000 rpm. Penambahan dilakukan sambil tetap mengaduk campuran dan disertai dengan memasukan air sedikit demi sedikit. Pengadukan dilakukan kurang lebih selam 2 menit.

-           Untuk membuang kotoran berupa lendir perlu dilakukan penggantiaan air bersih sebanyak 2 – 3 kali. Untuk menghindari terjadinya penggumpalan pada telur perlu dilakukan pencucian dengan menggunakan larutan lumpur. Lumpur dapat membersihkan lendir-lendir yang menempel  dan memisahkan telur-telur yang menggumpal. Lumpur yang digunakan berupa lumpur atau tanah dasar kolam atau tegalan yang dipanaskan pada suhu 100 °C terlebih dahulu guna menghindari penyakit.

-          Telur-telur yang telah dibuahi akan megalami pengembangan. Ukuran telur terlihat lebih besar serta berwarna kuning. Telur-telur yang tidak dibuahi akan berwarna putih dan mengendap dibawah.



Proses Penetasan Telur 


Wadah penetasan telur berupa corong-corong penetasan. Untuk menjamin keberhasilan penetasan corong penetasan dipersiapkan 1 hari sebelum pemijahan. Langkah – langkah persiapan wadah penetasan telur sebagai berikut :

-          Semua wadah di unit pembenihan patin seperti penetasan telur, tempat perawatan larva, bak filter air, bak penampungan air bersih, water Turen, dicuci bersih dan dikeringkan

-          Untuk menghindari kontaminasi jamur atau bakteri corong-corong penetasan telur dapat pula direndam dalam larurtan PK sebanyak 5 ppm selama 30 menit.

-          Setelah semua wadah dipersiapkan langkah selanjutnya adalah memasukan air bersih kesemua wadah. Pompa isap yang berfungsi untuk mengalirkan air dari wadah penempungan air bersih ke water Turen dijalankan, sehingga akan terjadi sirkulasi air diseluruh wadah unit pembersihan patin

Telur-telur ikan patin yang akan ditetaskan dituangkan kedalam corong penetasan lalu disebarkan dengan menggunakan bulu ayam. Air pun harus dialirkan dengan cara mengatur debit air dengan menggunakan keran agar telur selalu terangkat didalam corong tersebut. Jangan samapai telur menumpuk didasar corong. Jika menumpuk telur dapat membusuk kepadatan telur sebanyak 400-500 butir perliter air atau 10.000 – 20.000 butir per corong. Telur yang dibuahi akan berkembang sedikit demi sedikit dan menetas menjadi larva.



Penampungan Larva Sementara 


Benih patin yang baru menetas yang dikenal dengan sebutan larva ditampung sementara ditempat penampungan larva. Tempat penampumngan larva berupa hapa (Trilin) yang dipasang didalam bak penampunagan larva. Hal tersebut dimaksudkan guna memudahkan pemanenan larva saat akan dipindahkan ketempat pemeliharaan. Benih-benih patin atau larva yang baru berumur 1 hari yang terbawah arus air dicorong penetasan diambil atau dipanen dengan menggunakan scop net halus secara hati-hati agar benih-benih patin tidak mengalami stres, kualitas air dan tempat pemeliharaan, khususnya suhu atau temperatur, mendekati sama.



Pemeliharaan Benih 


Larva yang baru menetas belum sempurnah, tetapi benih tersebut masih memiliki cadangan makanan didalam tubuhnya berupa kuning telur (yolk sack) kelangsingan hidup benih sangat ditentukan oleh kandungan kuning telur serta kualitas air ditempat pemeliharaan benih. Benih-benih patin berenang aktif secara vertikal menuju permukaan air.

Benih yang berasal dari tempat penampungan sementara selanjutnya dipelihara ditempat pemelihaeraan benih. Tempat pemeliharaan benih dapat berupa akuarium/fiber glass. Akuarium atau fiber glass yang akan digunakan sebelumnya dibersihkan dan dikeringkan untuk menghindari terjadinya serangan penyakit. Setiap akuarium yang akan digunakan air bersih serta diberi aerasi guna menambah kandungan oksigen yang terlarut kedalam air. Pengisian air dilakukan 1-2 hari sebelum penebaran benih. Untuk setiap akuarium berukuran 60 x 45 x 30 cm dapat dipelihara benih sebanyak 20.000 ekor. Jika ada pembeli yang akan membutuhkan benih-benih patin tersebut dapat dijual langsung untuk dipelihara atau didederkan ketempat lain.

Benih dipelihara di akuarium atau fiber glass selama 2 – 3 minggu. Selama pemeliharaan, dari hari 1 –10, benih patin diberi makanan tambahan berupa Artemia yang telah ditetaskan ditempat terpisah dan pemberiannya dilakukan setiap 3 - 4 jam sekali. Setelah hari ke 10 benih patin dapat diberi makanan berupa kutu air (Dapnia sp) jentik nyamuk, cacing sutra. Jumlah makanan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan benih, Usahakan jangan sampai ada makanan yang tersisa guna menghindari terjadinya penurunan kualitas air yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian benih.

Selam pemeliharaan lakukan penggantian air bersih 1 – 2 hari sekali atau tergantung pada kebutuhan. Penggantian air dapat dilakukan secara hati-hati dengan cara menyipon atau sambil membuang kotoran yang berada di dasar wadah pemeliharaan dengan menggunakan selang kecil. Penambahan air bersih dilakukan secara bertahap sedikit demi sedikit guna menghindari terjadinya stres pada benih yang dipelihara sampai posisi air mendekati ketinggian semula.   
 
Copyright © 2013. 'Azolla' Fish Farm - All Rights Reserved
Template Created by ThemeXpose