Games

Showing posts with label budidaya lele masamo. Show all posts
Showing posts with label budidaya lele masamo. Show all posts

Monitoring dan Manajemen Kualitas air Pada Kolam Lele : Penting !!!


Setiap pembudidaya ikan berharap mendapati kelangsungan hidup yang tinggi atas ikannya dan pertumbuhan yang lebih baik dalam waktu singkat di kolam, mereka harus berusaha untuk memperhatikan baik untuk kualitas air tambak.

Memahami dan memprediksi kinerja ikan di kolam dapat relatif sulit tanpa pengetahuan tentang bagaimana parameter air mempengaruhi perilaku ikan.

Dalam beberapa tahun terakhir, kami mengamati bahwa sebagian besar petambak memiliki kolam yang baik, menempatkan jumlah benih ikan yang tepat, masih tercatat kerugian besar meskipun ikan mereka makan sangat baik.
Hal ini disebabkan minimnya pengetahuan kimia air ikan.

Ikan, tidak seperti hewan lainnya, pakan dan kotoran dalam air yang sama dan kualitas air di mana mereka tinggal secara langsung mempengaruhi efisiensi pakan, laju pertumbuhan, kelangsungan hidup dan kondisi kesehatan ikan.

Ketika kualitas air terdepresiasi, pakan yang dikonsumsi tidak benar berubah menjadi limbah amonia. Pertumbuhan yang buruk pada ikan, kelangsungan hidup ikan dipengaruhi dan akhirnya membunuh ikan.

Dalam produksi ikan, parameter kualitas air yang perlu terus dipantau adalah suhu, oksigen terlarut, pH, dan amonia.

Karena dinamika dalam kolam, parameter ini bisa berubah pemberitahuan singkat. Kami ingin berbagi pengalaman kami dan pengamatan dengan pembudidaya ikan mengenai berbagai cara di mana fluktuasi parameter air tersebut dapat mempengaruhi kesehatan ikan, pertumbuhan ikan dan kelangsungan hidup ikan.

Oksigen Terlarut (DO/ Dissolved Oxygen)

Relevansi memantau tingkat oksigen terlarut di kolam sangat penting. Untuk lele sangkuriang, nasamo dan piton, pembudidaya harus mencoba sebisa mungkin untuk mempertahankan kadar oksigen terlarut di antara 4mg / liter untuk tingkat kejenuhan di kolam.

Penyakit gelembung gas bisa terjadi pada ikan ketika tingkat DO secara konsisten terlalu tinggi dan air super-jenuh jauh di atas 300 persen. Ketika level DO secara konsisten antara 1.5mg / liter untuk 5mg / liter, ikan akan hidup, tapi konsumsi pakan akan kurang.

Tingkat pertumbuhan juga akan mengurangi Pakan (FCR). Ketika DO tingkat lebih rendah dari 1.5mg / liter, ikan akan stres dan mereka akan mati. Periode untuk mencapai bobot yang diinginkan pada ikan akan diperpanjang dan kerugian utama investasi akan terjadi.

Faktanya, kami menekankan bahwa dengan tingkat konsisten DO rendah di kolam, penggunaan pakan berkualitas rendah bahkan mungkin membuang-buang uang.

Hal ini hanya karena fakta bahwa ikan menghirup oksigen untuk metabolisme tubuh secara umum. DO diperlukan untuk membantu kerusakan sisa metabolisme yang berpotensi berbahaya apapun ke dalam bentuk yang kurang berbahaya, misalnya amonia (NH3) dipecah menjadi nitrit (NO2) dan kemudian menjadi nitrat (NO3).

Temperatur/ Suhu

Tidak seperti manusia yang berdarah panas, ikan berdarah dingin. Metabolisme yang terjadi dalam tubuh mereka sangat dipengaruhi oleh suhu air.

Untuk Lele, rentang suhu yang dapat diterima adalah antara 26ºC ke 32ºC.

Ketika suhu air di kolam secara konsisten tetap antara 16ºC dan 26ºC, konsumsi pakan sedikit dan laju pertumbuhan ikan juga sangat buruk.

Stres berkepanjangan dapat membuka peluang ikan terhadap infeksi oportunistik. Ketika ikan secara konsisten terkena suhu di bawah 15ºC, pertumbuhan ikan pada akhirnya akan berhenti dan kematian hanya menunggu waktu.

Suhu rendah negatif mempengaruhi tingkat di mana limbah dikonversi di dalam air. Namun, ketika suhu air di atas 32ºC, efek yang dihasilkan pada Lele tidak baik sama sekali. Hal ini karena fakta bahwa oksigen tidak mudah larut dalam air yang sangat hangat. Suhu tinggi di kolam akan menekankan ikan dan akhirnya menyebabkan kematian.

pH

pH adalah tingkat ion hidrogen hadir dalam air. Untuk ikan di kolam, nilai pH yang diterima antara 6,5-7,5. Ketika berada di bawah 4, ikan akan mati karena keasaman air.

Kami secara pribadi telah mengalami hal ini dan itu tidak menyenangkan.

Ketika pH terus-menerus antara 4 sampai 6, ikan akan hidup, namun, karena stres, akan mengalami pertumbuhan yang lambat. Asupan pakan akan sangat sedikit dan berkurang. FCR juga akan sangat tinggi.

Bahkan, bagi pebudidaya ikan jeli, pH rendah dalam air tambak merupakan indikasi CO2 yang tinggi, (karbon dioksida) di dalam air.

PH tinggi antara 9 sampai 11 dalam air kolam juga akan menghambat pertumbuhan ikan. Ikan pada akhirnya akan mati ketika tingkat pH naik di atas 11.  pH rendah membantu proporsi yang lebih tinggi dari amonia terionisasi menjadi kurang beracun untuk ikan. Sebaliknya adalah kasus dengan pH tinggi dalam air.

Tidak ada yang menyakitkan ketika tahu tentang fakta-fakta ini. Parameter air ini memainkan peran utama dalam bisnis secara keseluruhan pada budidaya ikan yang menguntungkan.

Membuat keuntungan dari budidaya ikan benar-benar lebih dari sekedar memberikan makanan kepada ikan. Parameter Kualitas air harus dipantau dan rentang yang dapat diterima harus dipertahankan.

.

Cara Budidaya Ikan Dengan Jaring Tancap

Salah satu upaya budidaya yang dikembangkan yaitu budidaya ikan dengan jaring tancap (pen culture). Budidaya ikan dengan model pen culture merupakan sIstem budidaya ikan dalam bentuk kandang yang terbuat dari jaring yang ditunjang oleh patok kayu atau bambu.

Sistem budidaya ikan ini bisa diterapkan pada lahan-lahan tergenang akibat adanya intrusi air laut. Pengembangan pen culture diprioritaskan pada lahan yang tergenang dan sulit untuk digunakan untuk tambak.


Kelebihan-kelebihan jaring tancap:

    1. Dapat diterapkan pada lahan yang tergenang (tidak produktif).
    2. Biaya yang digunakan relative sedikit.
    3. Pengelolaan lebih mudah dan praktis.

Tujuan budidaya ikan dengan model pen culture.

    1. Untuk memanfaatkan lahan-lahan tergenang yang tidak produktif akibat interusi air laut.
    2. Meningkatkan produksi ikan dan produktivitas lahan.
    3. Meningkatkan pendapatan masyarakat.

Persyaratan Lokasi

Pemilihan lokasi yang digunakan untuk budidaya dengan jaring tancap antara lain:

    1. Lahan tergenang yang tidak bisa dimanfaatkan (lahan sawah yang tergenang atau terintrusi air laut dengan kadar garam 0 – 30 ppt)
    2. Tinggi genangan 50-80 cm
    3. Lokasi tidak tercemar bahan yang membahayakan ikan.

Pembuatan jaring tancap

Bahan yang digunakan :

    1. Jaring (mesh size 0,75 – 1 cm)
    2. Bambu
    3. Paku
    4. Tali plastik

Cara Pembuatan

    1. Lokasi dipetakan untuk ukuran jaring tancap misalnya untuk 1 unit jaring tancap berukuran 50 m x 50 m dibutuhkan 2 piece jaring.
    2. Patok bambu ditancapkan pada batas keliling dengan jarak 1 m, dengan ketinggian 100 cm.
    3. Pasang jaring dengan cara mengikat pada patok dengan tali dan dipaku. Benamkan jaring pada tanah dasar (diusahakan tidak terjadi kebocoran)
    4. Pemasangan jaring dicek lagi untuk memastikan tidak terjadi kebocoran.
Pengelolaan budidaya

Sebelum ditebar benih, sebaiknya dipupuk dengan pupuk organik. Tujuannya untuk menumbuhkan pakan alami berupa plankton, klekap, lumut dan ganggang.

Jenis ikan yang dibudidayakan dengan cara pen culture adalah ikan-ikan yang dapat beradaptasi pada air tawar dan air payau dan mampu memanfaatkan potensi pakan alami di lahan. Beberapa jenis ikan diantaranya yaitu ikan nila dan bandeng. Benih yang ditebar ukuran gelondongan agar tidak lolos jaring.

Kepadatan ikan yang ditebar disesuaikan dengan ketersediaan pakan alami dan jenis ikan. Untuk jaring tancap ukuran 50 m x 50 m ditebar benih ikan bandeng sebanyak 2.500 ekor. Penebaran dilakukan pada saat suhu udara rendah yaitu pagi hari atau sore hari. Penebaran dilakukan dengan aklimatisasi (penyesuaian dengan kondisi lingkungan air yang baru).

Kualitas air pemeliharaan  :

Salinitas                   : 0 – 30 ppt
pH                           : 7,2 – 8,5
Oksigen terlarut        : 3 – 7 ppm
Suhu                        : 28o – 33oC
NH3                         :
H2S                          :


Pemeliharaan

Selama pemeliharaan tidak diberi pakan pellet karena mengandalkan ketersediaan pakan alami. Namun bila pakan alami berkurang, perlu diberi pakan tambahan berupa lumut, ganggang, mata lele (Azollae sp), dan lain-lain.

Pemberian pakan tambahan diusahakan tidak berlebihan karena dapat menimbulkan pembusukan dan untuk efisiensi biaya. Untuk mempertahankan makanan alami dapat dilakukan pemupukan susulan dengan jumlah ½ dari dosis pemupukan pertama.

Pengontrolan selama pemeliharaan antara lain sebagai berikut :

    1. Mengontrol jaring agar tidak terjadi kebocoran
    2. Mengontrol kualitas air (kadar garam, suhu, pH dan lain-lain).
    3. Mengontrol air dari pencemaran.
    4. Mengontrol keamanan jaring tancap.

Panen

Lama pemeliharaan untuk budidaya bandeng sekitar 4 – 5 bulan atau apabila ikan sudah mencapai berat sekitar 100-150 gram. Panen dilakukan dengan menggunakan jaring tarik.

Analisa Usaha

BIAYA TETAP:

    Biaya pembuatan jaring tancap :


        1. Jaring 2 piece @Rp 400.000,-     :   Rp     800.000,-
        2. Bambu 10 buah @Rp 15.000,-    :   Rp     150.000,-
        3. Paku 4 kg @ Rp 15.000,-            :   Rp       60.000,-
        4. Tali plastik 2 kg @ Rp 40.000,-    :   Rp       80.000,-
        5. Tenaga 3 orang @ Rp 40.000,-     :   Rp     120.000,-
                                                                     Rp 1.210. 000,-

    Penyusutan jaring tancap (10%): Rp   121.000,-

    BIAYA TIDAK TETAP:

    Benih ikan bandeng 2.500 ekor
      @ Rp 200,-                                         : Rp     500.000,-
          1. Pupuk organik 40 kg @Rp 1000,-: Rp      40.000,-
          2. Tenaga kerja 1 orang 4 bulan         : Rp 1.000.000,-
                                                                     Rp 1.540.000,-

      TOTAL BIAYA

      Biaya tetap                                   :Rp     121.000,-
      Biaya tidak tetap                          : Rp 1.540.000,-
                                                               RP 1.661.000,-

      Pendapatan

      Estimasi produksi dan pendapatan

      -        Ukuran panen 8 ekor/kg
      -        Tingkat kehidupan 80%
      -        Produksi = 90% x 2.500 : 8 = 250 kg
      -        Pendapatan : 250kg x Rp14.000,- = Rp 3.500.000,-

      Keuntungan

      Keuntungan         = Pendapatan – Biaya
                                    =Rp 3.500.000,- -Rp 1.661.000,-
                                    = Rp 1.839.000,-


      Cara Budidaya Lele Dengan Media Jaring Apung

      A. Persiapan Jaring :

      http://www.azolla.web.id/2015/01/cara-budidaya-lele-dengan-media-jaring.html
          1. Pembuatan jaring apung dengan menggunakan waring yang dijahit dengan  ukuran 10 m3.
          2. Kolam dipasang pada sawah yang tergenang dengan menggunakan bambu sebagai tiang panjangnya
          3. Kolam terpal sebaiknya diberi naungan sekitar 25-50% dari luas jaring untuk mengurangi suhu panas pada siang hari.

      B. Penebaran Benih :

      Syarat benih :

          1. Gerakannya lincah, berkualitas
          2. Tidak cacat atau luka di tubuhnya.
          3. Tidak ada tanda-tanda terserang penyakit.
          4. Besarnya kurang lebih seragam.

      Cara penebaran benih :

          1. Waktu penebaran yang baik yaitu pagi atau sore hari (suhu rendah).
          2. Setelah benih sampai lokasi, segera dilakukan aklimatisasi (penyesuaian dengan air kolam). Caranya wadah diapungkan dalam kolam selam sekitar 15 menit. Setelah itu air kolam dimasukkan sedikit demi sedikit dalam wadah benih.
          3. Setelah kondisinya sama maka benih dibiarkan keluar sendiri.
          4. Padat penebaran lele 100-200 ekor/m2.

      C. Pemeliharaan

          1. Ikan lele  dapat diberikan pakan berupa pellet yang mempunyai kadar protein tinggi    ( + 30 %). Bila menggunakan pakan pellet buatan pabrik biaya yang dikeluarkan akan tinggi, sehingga keuntungan rendah, maka dapat diberikan pellet buatan atau pakan alternatif lainnya misal : ikan rucah, keong/bekicot, limbah peternakan, dan lain-lain.
          2. Waktu pemberian pakan sebaiknya selalu tepat setiap harinya. Pakan dapat diberikan        2-3 kali sehari atau lebih.
          3. Jumlah pakan yang diberikan per hari 5-10 % ukuran kecil dan 3-5 % untuk ukuran  remaja sampai panen.
      http://www.azolla.web.id/2015/01/cara-budidaya-lele-dengan-media-jaring.html

      Contoh jumlah pakan yang diberikan :

      Misalnya jumlah ikan 2000 ekor dan berat rata-rata 20 gram, pemberian pakan 5 % maka jumlah pakan per hari adalah : 2000 ekor X 20 X 5% = 2 kg
      (diberikan 3 kali : pagi, siang, malam).

      Sortir ikan juga dilakukan pada saat ikan berumur 1 bulan agar pertumbuhan ikan bisa maksimal dengan cara memisahkan ikan yang berukuran besar ke kolam lain.

      Contoh jumlah pakan yang diberikan :

      Misalnya jumlah ikan 2000 ekor dan berat rata-rata 20 gram, pemberian pakan 5 % maka jumlah pakan per hari adalah : 2000 ekor X 20 X 5% = 2 kg
      (diberikan 3 kali : pagi, siang, malam).

      D. Pengendalian Hama dan Penyakit

      Dalam pengendalian hama dan penyakit, maka cara pencegahan (preventif) adalah yang terbaik yaitu mengantisipasi terjangkitnya penyakit dan serangan hama.

      Hama :

      Jenis hama yang sering memangsa lele diantaranya : ular, lingsang, burung, dan lain-lain.

      Cara pengendaliannya dengan memberi pagar pengaman di sekeliling kolam atau memasang jaring pada bagian atas dan samping kolam.

      Penyakit :Penyebab penyakit disebabkan oleh :

          1. Lingkungan yang jelek.
          2. Parasit (sumber penyakit ) yang memungkinkan menyerang ikan.
          3. Kondisi ikan yang tidak sehat atau kurang daya tahan tubuhnya.

      Sumber penyakit antara lain : bakteri, virus, parasit, jamur dan parasit lainnya.

      Cara mencegah penyakit antara lain dengan menjaga kualitas air tetap baik, memberi pakan yang cukup dan penebaran benih unggul.
      Karena lingkungan sekitar merupakan sentra produksi batik tentu rawan sekali perairan ini akan tercemar oleh limbah sehingga kelompok membuat komitmen dengan warga sekitar untuk tidak mengalirkan limbahnya kesawah yang dibudidayakan lele ini sebagai pencegahan masuknya sumber penyakit.

      E. Panen

          1. Dilakukan setelah ikan mencapai ukuran 8-12 ekor/kg (berat 80-120 gram)
          2. Cara panen dengan mengangkat jaring dengan bambu yang digeser sehingga ikan lele terkumpul dan kemudida diserok dengan seser.
          3. Panen dapat dilakukan panen sebagian(  parsial ) atau panen total.

      F. Analisa Usaha

      1. BIAYA TETAP :

      a. Penyusutan kolam                            :      Rp       25.000
      b. Penyusutan peralatan                              :           Rp       20.000
                                                                              Rp       45.000

      2. BIAYA TIDAK TETAP :
      a. Benih lele 4-6, 2.000 e @ Rp 125     :      Rp.       250.000
      b. Pakan pelet 180 kg @ Rp 9.000,-    :      Rp.    1.620.000
      c.  Biaya lain-lain                                   :      Rp.      50.000
                                                                           Rp.    1.920.000      

      3. PENDAPATAN :
      a. Lele ukuran 10 ekor/kg ( SR 90%)
      90% X 2.000 : 10  X Rp. 15.000        :      Rp      2.700.000

      4. KEUNTUNGAN :
      Keuntungan =  Pendapatan–( Biaya Tetap+Biaya Tidak Tetap)
                     = Rp  2.700.000  – ( Rp 45.000 + Rp 1.920.000 )
                     = Rp 735.000,-                    

      5. KELAYAKAN USAHA

          R/C     =  Rp. 2.700.000 / Rp. 1.920.000

                     =  1,4   ( layak )


      Apa Penyebab Alga Berlimpah Dan Bagaimana Cara Mengendalikannya ?





      Alga yang berlebihan adalah masalah yang paling umum pemilik tambak dari tahun ke tahun. Hal ini dapat muncul dalam waktu singkat, bahkan bisa dalam semalam dan menyebabkan mimpi buruk selama berbulan-bulan jika tidak diobati. Artikel ini akan membantu pemilik tambak untuk lebih memahami ganggang dan menawarkan metode yang aman untuk jangka pendek dan mengendalikan alga jangka panjang.

      Jenis Alga

      Dua bentuk yang paling umum dari alga yang tambak adalah alga planktonik dan lumut.

      Alga planktonik (atau dikenal sebagai ganggang air hijau) yang mikroskopis, ganggang mengambang bebas, membuat tambak warna hijau. Sebuah populasi alga planktonik yang nirmal adalah wajib untuk kolam yang sehat, karena mereka adalah dasar dari rantai makanan dan penting bagi kesehatan kehidupan air lainnya. Ketika ganggang plankton mulai mekar atau biasa di sebut blooming alga dan menjadi terlalu banyak, mereka akan menjadikan kolam berwarna hijau pekat. Hal ini biasanya terjadi pada bulan-bulan musim panas atau pada saat kemarau panjang.

      Alga serabut atau Lumut, sering disebut sampah kolam, kolam lumut, alga tali atau ganggang rambut, mulai tumbuh di dasar tambak pada permukaan seperti batu dan kayu dan menyerupai bulu hijau. Sebagai rumpun yang tumbuh, mereka membebaskan diri dari bawah dan mengapung ke atas, sehingga menyerupai tikar hijau jelek di permukaan kolam. Lumut mulai tumbuh di awal musim kemarau dan pertama kali terlihat di sekitar tepi kolam di air dangkal. Memiliki nilai positif bagi kolam, tapi dapat merusak kolam selama musim panas.

      Masalah alga

      Keluhan utama sebagian besar pemilik kolam atas ganggang adalah mengotori penampilan kolam mereka. Semua orang ingin melihat kolam tampak jernih dan sehat, air hijau keruh bahkan berbau akan membuat sebuah kekecewaan besar. Namun, apa yang harus Anda lakukan untuk menjaga kualitas air haruslah menjadi perhatian besar.


      " Alga di moderasi sangatlah baik untuk kolam, tetapi ketika itu berlimpah, hal ini dapat menyebabkan masalah kualitas air yang parah. Seperti tanaman lain, ganggang tumbuh melalui fotosintesis menggunakan sinar matahari dan karbon dioksida dan melepaskan oksigen. Tapi di malam hari, ganggang membalikkan proses ini dan mengkonsumsi oksigen untuk terus tumbuh. Inilah sebabnya mengapa ketika Anda bangun tidur dan melihat kolam penuh dengan ganggang. Ini pertumbuhan yang cepat dan pemanfaatan terus oksigen di malam hari dapat menyebabkan kadar oksigen terlarut sangat rendah, terutama di awal pagi hari, yang dapat mengakibatkan kematian ikan".

      Pertumbuhan alga yang berlimpah juga akan negatif mempengaruhi irigasi, karena kandungan air yang tidak sehat dan lumut yang tebal, terutama dalam kasus pertumbuhan alga serabut (filamen). Karena akan membuat penyumbatan pada irigasi.

      Apa Penyebab Berlimpahnya Alga ?

      Alga disebabkan oleh tiga faktor yakni:
      1. kelebihan gizi,
      2. terlalu banyak sinar matahari,
      3. tingkat oksigen yang rendah.

      Jadi di mana nutrisi berasal? 
      Nutrisi berasal dari berbagai sumber, dari semua jenis kotoran ikan dan kotoran hewan lainnya, sisa makanan ikan dan sayuran yang membusuk. Sumber-sumber lain akan mencakup pupuk kandang dari pertanian dan rumput di sekitanya. Semua sumber-sumber ini membutuhkan banyak nitrogen dan fosfor yang membuat ganggang mudah mekar dan tumbuh berlimpah.

      Kolam yang ditempatkan di bawah sinar matahari langsung atau sedikit tanaman air juga berisiko menderita masalah ganggang. Seperti disebutkan sebelumnya, alga berfotosintesis memerlukan makanan dan sinar matahari. Inilah sebabnya mengapa umumnya yang paling terburuk masalah ganggang terjadi di musim panas/ kemarau ketika hari-hari panas teramat panjang.

      Akhirnya, kolam yang mengalami kadar oksigen yang buruk juga akan menderita masalah kontrol alga. Ketika ada tingkat tinggi limbah di kolam yang stagnan dan masih, kadar oksigen bisa habis karena jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk memecah sampah. Ganggang mekar datang dan pergi, tetapi ketika ada sedikit oksigen terlarut dalam air, ganggang akan tumbuh sangat cepat.

      Cara Pengendalian Alga

      "Pertama-tama, ganggang tidak harus dipandang sebagai masalah. Ini hanyalah gejala dan tanda bahwa ada masalah lain dan bahwa kolam Anda tidak seimbang. Artinya adalah bahwa satu atau lebih penyebabnya adalah masalah yang sebenarnya".


      Ada dua pendekatan jangka pendek dan jangka panjang untuk mengontrol alga. Pendekatan jangka pendek melibatkan semacam pembasmi alga, yang dalam banyak kasus bekerja dengan baik. Namun, hal ini dengan sendirinya dapat menyebabkan masalah. Beberapa pembasmi alga seperti yang berbasis tembaga bisa berbahaya untuk ikan jika aturan tidak diikuti dengan tepat. Namun ada pembasmi alga yang non-tembaga juga dapat membasmi dengan cepat dan aman. Seperti disebutkan sebelumnya, sayuran mati atau membusuk merupakan sumber nutrisi bagi ganggang. Jadi, ketika Anda hanya membunuh ganggang dan biarkan untuk menurunkan sendiri, kemungkinan itu hanya akan menjadi bahan pertumbuhan kembali. Masalah lain dengan membunuh cepat dengan pembasmi alga adalah bahwa Anda menjalankan risiko membunuh ikan. Membunuh terlalu banyak ganggang terlalu cepat dapat menyebabkan deplesi oksigen sebagai kolam harus bekerja ekstra keras untuk memecah semua limbah mati. Dalam skenario di mana kolam memiliki masalah ganggang ekstrim dianjurkan untuk membunuh alga secara bertahap sehingga tidak ada terlalu banyak bersaing dengan tanaman membusuk di kolam.

      Pendekatan jangka panjang memanfaatkan metode pengawasan sumber nutrisi alga, sinar matahari dan oksigen terlarut yang rendah. Cara ini memang tidak bekerja dengan cepat, tetapi dalam jangka panjang lebih aman dan lebih hemat biaya.... ( perhatikan kutipan dibawah )


      Pengawasan  sumber nutrisi alga

      Ada beberapa cara untuk mengontrol beban nutrisi, salah satunya adalah secara manual membuang alga yang mengambang dengan berbagai alat, jaring, kuas dan skimmer.  Ganggang rambut dapat ditarik dari kolam dengan hanya memutar-mutar menyapu atau menyikat di tengah rumpun ganggang besar. Selain itu, bisa menarik daun, potongan rumput dan yang mengambang lainnya di permukaan juga akan membantu.

      Dalam kasus kolam kecil seperti kolam koi, kolam taman dan kolam halaman belakang, filtrasi menjadi sangat penting dalam mengelola nutrisi. Sebuah kolam filter yang baik akan menawarkan filtrasi mekanis yang baik dan biologis untuk membantu menangani dan membuang sampah ikan. Beberapa filter kolam yang lebih besar juga akan akan sangat efektif dalam membunuh ganggang plankton, tetapi tidak akan membantu dalam mengatasi ganggang rambut. Umumnya, filter kolam yang lebih besar akan memungkinkan Anda untuk menahan kolam ikan lebih banyak, namun hal ini tidak harus menjadi beban terbuka untuk kolam dengan banyaknya ikan. pengendalian nutrisi yang efektif untuk kolam ikan kecil dimulai dengan tidak over populasi dalam kolam. Banyak orang menggunakan aturan satu ikan 6 "per 100 galon.

      "Macam-macam cara pengendalian gizi tidak boleh dipandang sebagai solusi yang berdiri sendiri. Bila mungkin mereka harus dikombinasikan untuk saling melengkapi, dalam upaya pendekatan secara menyeluruh pengelolaan hara".

      Pengurangan sinar matahari

      Ada hanya sedikit pilihan untuk mengurangi sinar matahari ke dalam kolam Anda, terutama jika Anda memiliki kolam besar di tengah lapangan atau padang rumput, tetapi ada beberapa yang efektif. Mungkin yang paling umum adalah dengan menambahkan pewarna ke air. Produk-produk ini biasanya mewarnai biru air dan membantu dengan membatasi jumlah penetrasi cahaya sinar matahari, sehingga membantu untuk membatasi kemampuan ganggang untuk berfotosintesis. Tentu saja produk ini, sementara yang efektif, juga sangat tergantung pada preferensi pribadi, karena banyak orang memilih untuk tidak memiliki air berwarna biru.

      Pilihan lain untuk menghalangi sinar matahari adalah dengan menambahkan tanaman air lainnya untuk membuat teduh permukaan kolam. Tanaman seperti bunga lili air atau teratai bisa ditanam dan melakukan pekerjaan yang baik shading permukaan, sementara spesies tanaman apung lainnya juga dapat menawarkan keteduhan dan juga akan menyerap nutrisi dari air. Menambahkan tanaman air untuk kolam kecil dan taman air yang lebih mudah daripada menambah kolam besar. Biasanya di kolam kecil, tanaman dapat dibiarkan tumbuh dengan lebih mudah sehingga mudah untuk mengelola dan mengendalikan. Sebenarnya menanam tanaman air di kolam tanah besar bisa menjadi proposisi berisiko karena alga bisa tumbuh dengan cepat jika tidak dikelola dengan baik. Umumnya mencapai 50% -70% tingkat cakupan.

      Oksigenasi

      "Menambahkan aerasi untuk kolam Bisa menjadi alat yang paling signifikan dan berdampak untuk mengendalikan alga. Oksigen inilah yang membuat kolam berkembang dan ketika kehilangan, itu bisa mengakibatkan kerugian fatal ... dan waktu panjang".

      Alga membenci oksigen yang baik, sirkulasi air dan kolam aerator yang tepat dapat memberikan keduanya. Ada berbagai jenis aerator untuk berbagai jenis kolam. Kedalaman kolam biasanya akan memberitahu Anda apa jenis yang Anda butuhkan. Kolam yang lebih dalam biasanya akan memerlukan aerator celup, sementara kolam dangkal biasanya akan menggunakan aerator mengambang.

      Oksigenasi yang baik akan membantu memecah sampah organik lebih cepat dengan menyegarkan bakteri kolam menguntungkan seperti yang disebutkan di atas. Aerasi juga membuat penggunaan pembasmi alga lebih aman karena melindungi terhadap ikan jika terlalu banyak ganggang mati terlalu cepat. Untuk sebagian kecil, aerator bahkan dapat membantu dengan penetrasi cahaya sebagai aerator permukaan menciptakan turbulensi tersebut pada permukaan air, sehingga sinar matahari tidak dapat dengan mudah menembus.

      Ringkasan

      Pengendalian alga yang efektif dimulai dengan pengetahuan dan pemahaman tentang jenis ganggang yang Anda miliki dan apa yang menyebabkan ganggang mudah tumbuh. Setelah Anda dipersenjatai diri dengan informasi yang tepat, mengobati penyebab dan mengendalikan sumber-sumber menjadi lebih mudah dikelola. Kemudian, tahun demi tahun, perawatan pencegahan menjadi sifat kedua dan mekar ganggang berat menjadi kurang dan kurang perhatian.



      Garam Untuk Penanganan Penyakit Ikan

      GARAM IKAN

      Benda berupa kristal berwarna putih ini sudah sangat lama dikenal oleh para akuaris. Keberadaannya bukan merupakan hal yang asing, bahkan boleh dikatakan kehadiran benda ini seolah sudah menjadi bagian terintegrasi dengan hobi ikan hias.

      Garam yang dimaksud adalah garam NaCl, yaitu garam seperti yang kita kenal pada umumnya sebagai garam dapur dalam kehidupan sehari-hari. Rupa dan rasanya sama. 

      Perbedaan utama antara garam ikan dengan garam dapur atau garam meja adalah pada kemurniannya. Garam ikan diharapkan hanya mengandung NaCl saja, karena kehadiran bahan lain pada garam ini dikhawatirkan akan mempunyai dampak yang tidak diinginkan pada ikan yang bersangkutan.

      Sedangkan garam dapur sering telah mengalami pengkayaan dengan berbagai bahan lain yang diperlukan oleh manusia, seperti Iodium, atau bahan lainnya. Oleh karena itu sering kali secara umum disebutkan bahwa garam yang digunakan untuk ikan adalah garam tidak beriodium. Iodium sendiri tentu saja diperlukan oleh ikan, akan tetapi kehadiran bahan lain yang tidak diketahui dengan pastilah yang menimbulkan kekhawatiran akan menyebabkan dampak yang tidak diinginkan. Apabila tidak terlalu mendesak maka penggunaan garam yang memang sudah dikhususkan untuk ikan akan lebih aman. Meskipun demikian banyak dilaporkan bahwa penggunaan garam beriodiumpun tidak menyebabkan dampak merugikan pada ikan-ikan yang diberi perlakuan tersebut.



      Fungsi Garam

      Ikan, dalam hal ini ikan air tawar, di dalam air ibarat sekantung garam. Ikan harus selalu menjaga dirinya agar garam tersebut tidak melarut, atau lolos kedalam air. Apabila hal ini terjadi maka ikan yang bersangkutan akan mengalami masalah. Secara umum kulit ikan merupakan lapisan kedap, sehingga garam didalam tubuhya tidak mudah “bocor” kedalam air.

      Satu-satunya bagian ikan yang berinteraksi dengan air adalah insang. Air secara terus-menerus masuk kedalam tubuh ikan melalui insang. Proses ini secara pasif berlangsung melalui suatu proses osmosis yaitu,terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan yang lebih tinggidibandingkan dengan lingkungannya. Sebaliknya garam akan cenderung keluar. Dalam keadaan normal proses ini berlangsung secara seimbang. Peristiwa pengaturan proses osmosis dalam tubuh ikan ini dikenal dengan sebutan osmoregulasi.

      Tujuan utama osmoregulasi adalah untuk mengontrol konsentrasi larutan dalam tubuh ikan. Apabila ikan tidak mampu mengontrol proses osmosis yang terjadi, ikan yang bersangkutan akan mati., karena akan terjadi ketidak seimbangan. Konsentrasi larutan tubuh, yang akan berada diluar batas toleransinya.
      Pada saat ikan sakit, luka, atau stress proses osmosis akan terganggu sehingga air akan lebih banyak masuk kedalam tubuh ikan, dan garam lebih banyak keluar dari Tubuh, akibatnya beban kerja ginjal ikan untuk memompa air keluar dari dalam tubuhnya meningkat.

      Bila hal ini terus berlangsung, bisa sampai menyebabkan ginjal menjadi rusak (gagal ginjal) sehingga ikan tersebut tewas. Selain itu, hal ini juga akan diperparah oleh luka dan atau penyakitnya itu sendiri. Dalam keadaan normal ikan mampu memompa keluar air kurang lebih 1/3 dari berat total tubuhnya setiap hari.

      Penambahan garam ke dalam air diharapkan dapat membantu menjaga ketidak seimbangan ini, sehingga ikan dapat tetap bertahan hidup dan mempunyai kesempatan untuk memulihkan dirinya dari luka, atau penyakitnya. Tentu saja dosisnya harus diatur sedemikan rupa sehingga kadar garamnya tidak lebih tinggi dari pada kadar garam dalam darah ikan.

      Apabila kadar garam dalam air lebih tinggi dari kadar garam darah, efek sebaliknya akan terjadi, air akan keluar dari tubuh ikan, dan garam masuk kedalam darah, akibatnya ikan menjadi terdehidrasi dan akhirnya mati. Pada kadar yang tinggi garam sendiri dapat berfungsi untuk mematikan penyakit terutama yang diakibatkan oleh jamur dan bakteri. Meskipun demikian lama pemberiannya harus diperhatikan dengan seksama agar jangan sampai ikan mengalami dehidrasi.

      Beberapa Keunggulan Garam Ikan

      Pemberian garam termasuk aman bagi ikan, asal diberikan dengan dosis yang sesuai. Selain itu juga aman bagi manusia. Seperti disebutkan sebelumnya, garam akan membantu menyeimbangkan kembali proses osmoregulasi dan memicu daya tahan tubuh ikan terhadap penyakit yang dideritanya. Sampai tahap tertentu diketahui garam mampu memblokir efek nitrit. Nitrit dalam air dapat terserap kedalam system peredaran darah ikan, sehingga darah berubah menjadi kecoklatan. Kehadiran nitrit akan menyebabkan kemampuannya untuk membawa oksigen menjadi menurun, sehingga pada kondisi kelebihan nitrit sering terjadi “penyakit darah coklat”. Dengan adanya garam kejadian demikian bisa dihindari. Garam mampu membunuh parasit-parasit bersel tunggal seperti Ich (white spot), jamur dan bakteri lainnya. Terakhir garam mudah didapat dan mudah dibeli, sehingga bisa tersedia setiap saat pada waktu diperlukan.


      Dosis dan Cara Pemberian

      Garam sudah lama digunakan sebagai antiseptik pada akuarium, selain itu juga kerap digunakan sebagai anti jamur (fungisida). Meskipun demikian akhir-akhir ini penggunaan garam sebagai fungisida relatif jarang dilakukan karena banyaknya anti jamur lain yang telah dibuat khusus untuk ikan.


      Beberapa Dosis Penggunaan Garam

      Sebagai profilaktik
      Sebagai profilaktik, atau sebagai tonik, atau dalam bahasa umum sebagai “jamu” dianjurkan untuk menggunakan garam sebanyak 1 – 2 sendok teh garam per 4 liter air, atau sebanyak 1 – 2 gram per liter. Atau dengan kata lain sebanyak 0.1 – 0.2 persen. Sebelumnya garam disiapkan di suatu wadah. Kemudian dibuat larutan dalam wadah tersebut sesuai dengan dosis. Setelah garam melarut baru dimasukan kedalam akuarium. Sebagai “jamu” ini digunakan apabila kita belum tahu persis penyakit apa yang sebenarnya menjangkiti ikan, atau bisa juga digunakan apabila ikan terluka, stress dan sejenisnya. Dengan demikian sistem osmoregulasi ikan tetap prima sehingga ikan mudah melakukan pemulihan.


      Sebagai perlakuan pengobatan infeksi jamur dan atau bakteri
      Untuk keperluan ini diperlukan larutan garam dengan konsentrasi 1%, atau larutan 10 g garam dan 1 liter air. Pemberian larutan ini hendaknya diberikan secara sedikit demi sedikit sehingga konsentrasi tersebut akan tercapai setelah 24-48 jam. Jadi jangan diberikan sekaligus sebanyak 1%, tapi diberikan secara perlahan-lahan. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kejutan osmotic, atau stress pada ikan yang bersangkutan. Pada awalnya konsentrasi larutan dapat dimulai pada tingkat 0.1 – 0.2 %. Kemudian secara teratur garam ditambahkan pada selang waktu tertentu,misalnya setiap 3-4 jam sekali.Apabila pada saat peningkatan konsentrasi garam ini ikan mengalami stress, hentikan segera perlakuan, kemudian ganti air sebagian sehingga konsentrasi garam turun ketingkat semula.

      Untuk mengurangi pengaruh racun dari nitrit.
      Untuk mengurangi pengaruh nitrit dosis yang dianjurkan adalah 1 gram per liter air.


      Untuk melepaskan lintah pada ikan
      Dapat dilakukan dengan merendam ikan yang bersangkutan secara singkat dalam larutan garam 2.5 %. Perendaman pada dosis demikian akan menyebabkan lintah melepaskan diri dari tubuh ikan. Meskipun demikian larutan ini tidak akan membunuh lintah itu sendiri.


      Sebagai obat infeksi Piscinoodinium (Velvet)
      Pengobatan terhadap infeksi Piscinoodinium dapat dilakukan dengan perendaman jangka panjang dalam larutan garam dengan konsentrasi 10 gram per 45 liter air. Atau 1 sendok teh per 4 liter air.

      SOP Budidaya Lele Dengan Sistem Bioflok/ Bioflok

      Manajemen Air


      1. Persiapan Media

      a. Desinfektan (suci hama) KolamDisinfeksi dg menggunakan chlorine (kaporit)

      Kolam diisi penuh, larutkan chlorine 30 ppm diamkan selama 3 hari agar efek chlorine bisa teroksidasi, untuk mempercepat oksidasi gunakan aerasi yang kuat atau bila kolam full terkena sinar matahari dalam waktu 3 hari efek chlorine akan hilang..Tujuan disinfektan adalah mensterilkan organisme di kolam terutama bakteri pathogen dan parasit yang mengganggu pertumbuhan ikan.

      b. Ketinggian air minimal 80-100 cm

      Rentang perubahan suhu rendah, sehingga suhu relatif stabil
      Toleransi tingkat kejenuhan media tinggi (air tidak mudah jenuh oleh sampah organik)
      Ruang yang lebih luas memungkinkan ikan bergerak lebih bebas

      c. Penggaraman dengan garam krosok

      Menstabilkan komposisi kimia air/reaksi kimia air sudah selesai
      Penggaraman 3 kg/m³ (maksimal 5 promill), untuk menghambat pertumbuhan parasit dan bakteri pathogen
      Stabilisasi kimia air dan pH air
      Mineral yang terkandung di garam sangat berguna untuk pertumbuhan bakteri
      Mineral garam juga sangat berguna untuk mengikat ion nitrit

      Pemberian molase

      ~ Pemberian molase di awal sebanyak 50-100ml/m3 di awal bertujuan:
      ~ Menghambat pertumbuhan plankton (Blue Green Algae) sehingga tidak mendominasi media (menghindari air hijau)
      ~ Pemberian molase diawal juga bertujuan menaikkan kompisisi C:N ratio menjadi tinggi sehingga memungkinkan untuk bakteri heterotroof untuk segera mendominasi media.

      Catatan kasus kematian benih pada awal tebar:

      Penyebab bisa macam2. misal, beberapa hari setelah tebar kena hujan, planktonnya goncang, amonia naik juga biosa menyebabkan kematian spt itu. serangan parasit protozoa (trichodina, ichthyopthirius, dll), cacing (dactilogyrus, gyrodactilus ) juga bisa menyebabkan kematian spt itu, yg biasanya semakin ganas saat cuaca dingin. dan kemungkinan masih banyak lagi. Serbetul. biasanya, saat cuaca dingin atau hbs hujan dimana plankton mati (amonia tinggi) nafsu makan ikan turun dan ikan menjadi lemah. saat inilah trichodina menyerang. ikan menggantung selanjutnya banyak makmum yang mengikuti.

      2. Aplikasi Probiotik

      a. Probiotik
      Beberapa bakteri dalam bentuk konsorsium diberikan dengan maksud koloni bakteri yang akan tumbuh di kolam kita yang mengatur, sesuai dengan fungsi yang kita harapkan.

      b. Bakteri yang diaplikasikan :
      - Bacilus substilis
      - Bacilus polymixa
      - Bacilus megaterium
      - Bacilus plantarum
      - Bacilus thermopillic

      c. Air dikondisikan 5-7 hari
      Populasi bakteri pendukung (dekomposer) mendominasi media

      d. Intensitas dan dosis aplikasi probiotik
      - Persiapan media 5 cc/m³
      - Pada saat tebar benih 2 cc/m³
      - Selanjutnya pada hari ke-7, 14, 19, 24, 28, 32, 36, 40, 43, 46, 49, 52, 54, 56, 58, 60 masing-masing 2 cc/m³

      Fermentasi pakan dengan probiotik 2 cc/ kg pakan, selama 2-3 hari, ditutup untuk menghindari kontaminator
      Fermentasi pakan dilakukan dengan cara:

      Mencampur 1 kg pakan dengan 300ml air yang dicampur probiotik 2 cc, diaduk-aduk kemudian diperam selama 2hari maksimal 7 hari.

      Tujuan fermentasi pakan:

      ~ Memotong rantai peptide protein dari rantai panjang protein
      ~ Bakteri akan memanfaatkan protein, sehingga bakteri akan berkembang di pakan (substrat)
      ~ Pemanfaatan serat oleh bakteri selulolitik dan diubah menjadi protein

      3. Kontrol Kualitas Air

      a. Dominasi plankton dan zooplankton
      - Warna : hijau muda cerah – hijau tua pekat
      - Bau : tidak berbau – bau lumut

      Pada saat dominasi plankton ada kondisi dimana pada saat siang oksigen terlarut di air sangat tinggi (DO) yang dihasilkan oleh fotosintesis dari fitoplankton, akan tetapi pada saat malam plankton akan menggunakan oksigen sehingga DO turun, bahkan DO dikolom terbawah air mendekati Nol

      Kondisi perbedaan DO yang ekstrim akan membuat ikan bekerja keras untuk aklimatisasi dan menguras banyak energi ikan, sehingga pakan yang dimakan ikan tidak sepenuhnya untuk pertumbuhan, sehingga pertumbuhan lambat

      Pada masa dominasi ini banyak tedapat algae yang termasuk plankton (phytoplankton = plankton yang bersifat tumbuhan dan bisa berfotosintesis). kalo plankton yang bersifat hewan = zooplankton, plankton yang hidup dari sampah (bhn organik disebut saproplankton (termasuk bakteri dan jamur). plankton sendiri didefinisikan sebagai jasad renik yg hidup melayang-layang dalam air, bergerak sedikit/tidak bergerak dan selalu mengikuti arus.

      Pada fase ini kita perlu berhati-hati terhadap Blue Green Algae (BGA), yang muncul dan dominan karena lingkungan mendukungnya. Dalam hal ini jenis fitoplankton lain tidak tumbuh. Misalnya N/P ratio rendah (miskin mineral), BGA tetap tumbuh krn bisa mengikat N dr udara. Sinar matahari cukup. Jadi utk menekan perkembangan BGA (selain ganti air) adalah menambah N (pupuk ZA jangan urea), aplikasi probiotik dan kurangi sinar yg masuk ke kolam dengan menutup sebagian atau seluruh atas kolam

      Cirinya, air akan berwarna hijau gelap/tua, kadang permukaan berlendir, bisa mempengaruhi nafsu makan (nafsu makan turun) dan muncul kotoran putih yang mengambang di permukaan (untuk lele ukuran pendederan - besar). karena terjadi infeksi pada pencernaan (hemocytic enteristik)

      Bila terjadi overbloom (terlalu pekat) bisa digunakan bhn kimia perusi (copper sulfat) 0,1 - 0,5 g/m3. atau bahan yg mengandung bhn aktif copper sulfat, adapun dosis mengikuti petunjuk obat tsb.

      Untuk kolam tanah, bisa menggunakan liat yg diencerkan hingga cair kemudian ditebar secara merata dipermukaan kolam. air spt warna sungai banjir. dgn demikian, BGA akan terikat oleh liat dan mengendap, disamping itu, permukaan yg keruh akan mengurangi/menghalangi sinar matahari shg perkembangan BGA bisa dihambat.

      Plankton tersebut memang bisa tumbuh di perairan sekritis apapun dan semiskin apapun. sifatnya kosmopolitan.. mudah hidup dimana-mana dlm kondisi apapun. plankton lain nggak bisa hidup plankton ini mudah beradaptasi dimana saja. Sungguh tanda kebesaran ILLAHI. asal ada sedikit P, dia bisa hidup krn bisa ambil N dr udara.

      b. Dominasi bakteri pengurai
      - Warna : coklat teh – coklat muda – coklat pekat
      - Bau : tidak berbau – bau asam amino

      Pada masa ini bakteri sudah mendominasi media, pada saat ini komposisi C:N ratio diharapkan berada di atas 15, sehingga bakteri mampu memanfaatkan ammonia.

      c. Dominasi bakteri photosintetic
      - Warna : coklat keruh – merah muda cerah
      - Bau : asam amino atau bau asam (kecut)

      Pada masa dominasi bakteri fotosintetik, air cenderung berwarna merah-ungu, pada masa ini bakteri PSB tidak banyak mengkonsumsi oksigen (microaerofil) sehingga penambahan unsure carbon bisa dikurangi

      Rumus kimia dominasi bakteri fotosintetik
      6 CO2 + 12 H2S -- C6H12O6 + 6 H2O + 12 S + energi (kalor)
      Jadi bakteri fotosintetik dapat menetralkan racun karena bisa menggunakan Amonia (NH3, NH4+), menghilangkan H2S yang ada dalam air.
      Makanya air yang warnanya merah ungu – merah coklat ikan cenderung sehat

      Jenis plankton ini, bisa menyerap amonia dan H2S, masalah utama dalam akuakultur yang sering menimbulkan kematian. maka bila warna air ini sudah terbentuk tinggal menjaga kestabilannya, Inilah yang disebut bakteri fotosintetik (PSB) yaitu jenis bakteri yang bisa berfotosintesis tetapi tidak menghasilkan oksigen.

      Perhatian :

      Hati-hati pada saat pergantian warna air/pergantian dominasi, pada masa ini porsi makan dikurangi 30-50 % dari porsi biasanya, untuk mengurangi tumpukan limbah organic.
      Disamping dibaca dari perubahan warna dan kekeruhan, kualitas air dibaca dari perilaku ikan:
      Media baik : ikan aktif bergerak, cenderung dibawah, nafsu makan tinggi
      Media jelek: ikan lamban, nafsu makan turun, ikan cenderung menggantung di permukaan
      Bila media sudah tidak nyaman, segera lakukan pergantian air maksimal 30%, atau dengan penambahan dekomposer

      4. Indikator Kualitas Air

      a. Air Sehat
      - Warna cerah, tidak terlalu pekat, tidak berminyak
      - Perilaku ikan : aktif bergerak, nafsu makan tinggi, pada saat siang hari ikan berada didasar kolam
      - Air tidak berbau → bau asam amino
      - Air tidak sehat - Warna kusam, pekat, permukaan berminyak
      - Akibat dominasi Blue Green Algae
      - Perilaku ikan : gerakan lamban, menggantung dipermukaan atau pinggir kolam, nafsu makan kurang
      - Bau menyengat → amoniak atau anyir

      b. Pergantian air
      - Situasional, selama ikan merasa nyaman sehat air tidak perlu diganti
      - Pergantian air Maks 30%, untuk menghindari goncangan media yang dapat menyebabkan ikan stress dan mengalami penyusutan berat badan
      - Air yang diganti lapisan paling bawah, kualitas air bawah rendah dengan kandungan amonia dan nitrit tinggi
      - Pergantian dengan cara sirkulasi, untuk menghindari perubahan yang ekstreem dan membuat ikan stress

      Manajemen Benih
      - Benih dari induk yang unggul ( bersertifikat pemerintah/swasta )
      - Benih sehat, gerak aktif dan lincah
      - Ukuran sama/seragam
      - Dari satu induk yang sama (kecepatan tumbuh sama)
      - Warna seragam

      perbedaan warna benih menunjukkan tingkat kesehatan benih yg beragam atau dengan kata lain benih sudah terinfeksi sehingga mempengaruhi lender dan pigmen sebagai system immune.

      - Organ lengkap

      Kumis yang tidak lengkap/rontok menandakan ikan pernah terserang penyakit, termasuk sirip yang tidak utuh lagi bentuknya. Patil yang tidak lengkap menunjukkan kualitas induk masih sangat dekat kekerabatannya (inbreed) sehingga dapat dipastikan akan diikuti kelainan organ atau daya tahan ikan.

      - Bentuk proporsional
      - Benih dari pembenih/ hatchery yang terpercaya

      Manajemen Pakan
      Pakan berkualitas kualitas (referensi dari pembudidaya yang sudah mencoba) dan ketersediaan di wilayah sekitar (efisiensi biaya transportasi), pemilihan produk didasarkan pada bukti
      1. Ukuran pakan disesuaikan dengan bukaan mulut ikan, dengan tujuan pertumbuhan ikan rata (racak)
      2. Feeding program (program pakan)

      Dari pakan yang dimakan ikan, dihasilkan C organik, N organik, P organik yang dikeluarkan oleh ikan lewat insang (ekskresi) dan sebagian dibuang dalam bentuk feaces (kotoran). Limbah organik ini yang bereaksi membentuk amonia, nitrit dan zat lain yang meracuni ikan dan merusak komposisi media dan berpotensi besar merangsang pertumbuhan bakteri pathogen (penyakit)

      - Porsi makan → daya tumbuh optimum perhari (ADG = Average Daily Growth)

      Tabel ini hanya salah salah satu parameter, porsi makan sangat dipengaruhi oleh :
      Kondisi alam sekitar
      Intensitas cahaya matahari yang masuk ke kolam
      Suhu media (air)
      Komposisi kimia dan biologi air
      Jenis benih
      Teknologi budidaya yang digunakan

      - Porsi makan 80% dari daya kenyang, disediakan ruang dilambung untuk produksi enzym-enzym pencernaan. Diharapkan efisiensi pakan 100% terserap sempurna
      - ikan lele memiliki kodrat mulutnya lebar selebar badan / kepalanya. filosofinya ikan ini rakus makan. ikan akan makan sampai lambungnya penuh. nah bayangkan kalo lambung sudah penuh kemudian pakan mengembang.. apa jadinya?
      - perut/pencernaan akan membengkak, mungkin juga luka. selanjutnya bakteri dalam pencernaan menyerang. biasanya penyakit perut bengkak/kembung karena infeksi bakteri Edwardsiella sp. bakteri ini susah diberantas tuntas karena membentuk cysta
      - efek lain kalau kekenyangan ikan akan terdiam, hati-hati bila terjadi sesuatu yg mengejutkan ikan akan muntah, efeknya air akan rusak dan ikan akan keracunan
      - efek yang lain lagi kalau ikan diam menggantung parasit akan mudah menyerang (hati-hati bila timbul bintik putih, atau bintik merah) maka akan terjadi kematian yang lumayan banyak. cegahlah selagi bisa dgn menerapkan pemberian pakan yg secukupnya saja (80% dari kekenyangan ikan). disamping efisien pakan juga hemat
      - Frekuensi pakan sesuai dengan metabolisme ikan 2 x sehari, metabolisme ikan berkisar 8 jam, bila waktu pemberian pakan 7 pagi dan 5 sore. Maka ada rentang waktu 2 jam untuk istirahat organ-organ pencernaan, dengan tujuan organ pencernaan tetap sehat, ikan pun sehat.
      - Pakan difermentasi menggunakan probiotik EBS Pro untuk menghasilkan enzim : protease, amilase, lipase dan cellulose. Sistem ini meringankan kerja dari organ pencernaan 30%, dan membantu pemotongan rantai panjang pada protein dan lemak.
      - Rutinitas sesuai jam biologis/ naluri (tepat waktu), pemberian pakan yang berubah-ubah jelas mengganggu/merusak jam biologis makan ikan
      - Teknik pergantian pakan, pergantian pakan sangat berpengaruh pada tingkat keseragaman ukuran ikan. Pada saat pergantian pakan sebaiknya di mix/campur dengan ukuran pakan pengganti.
      - Program puasa 1 x makan setiap minggu, bertujuan untuk memberikan kesempatan pada organ pencernaan untuk istirahat. Teknik ini terbukti efektif dan tidak menganggu daya tumbuh ikan
      - Pengurangan porsi makan hingga 30%, bila sudah terbentuk substrat/ polymer/ biofloc yang terjadi bila porsi pakan mencapai 500 kg/ hari/ hektar
      - Target pakan untuk menghindari over size, Setiap siklus target pakan dihitung/disesuaikan dengan jumlah benih yang ditebar dan teknik budidaya yang diterapkan

      Pemberian pakan merata dipermukaan
      Penebaran pakan merata dipermukaan, untuk pemerataan pertumbuhan, sebab pada benih kecil yang baru ditebar daya jelajah ikan belum luas sehingga ,asing-masing ikan diharapkan mendapatkan porsi makan yang sama

      Manajemen Sampah Organik
      pemberian kapur. kapur dapat meningkatkan pH, alkalinitas, mengikat CO2 dan menekan munculnya H2S. Disamping itu juga dapat mempercepat penguraian bahan organik oleh mikroba (probiotik). dosis bervariasi 100 - 200 gr/m3. maksimal 500 gr/m3 bila sangat diperlukan.

      Hindarkan penumpukan sampah organik (sirkulasi, shypon), Bila endapan sudah terlalu banyak, sebaiknya endapan dibuang untuk menghindari resiko terbentuknya racun yang langsung meracuni ikan ataupu yang merusak media

      Keseimbangan sampah organik (C : N Ratio), C:N ratio dihitung dari jumlah pakan yang masuk dan asumsi FCR yang diperoleh, C:N ratio yang seimbang ada di kisaran 15-20
      3. Penambahan bahan penyeimbang
      - Probiotik
      - Tetes/ Gula/ Terigu
      4. Pengadukan bahan organik untuk menghasilkan substrat

      Pengadukan Dalam Teknologi Biofloc Berfungsi :
      - Mengaduk bhn organik agar tdk mengendap, jadi teraduk dan dirombak oleh baklteri sehingga lebih aman/baik bagi lingkungan
      - Tentu kecepatan pengadukan ada pengaruhnya. Terlalu kencang juga berpengaruh pada ikan, terlalu lemah akan terjadi pengendapan di daerah arus lemah. Jadi semburan pompa terlalu kuat, hrs dibuatkan cabang-cabang shg lbh rata.

      sementara penambahan karbon ke dalam air cukup dari tetes atau tepung terigu/kanji saja. Yang fungsinya adalah :
      - Merangsang perkembangan bakteri pembentuk floc dalam air.
      - Mengurangi kandungan ammonia dan didaur ulang menjadi protein dlm sel mikroba

      5. Pembuangan endapan didasar kolam untuk menghindari amoniak dan nitrat, H2S dan CO2

      Manajemen Budidaya

      1. Rotasi Panen
      Pengelolaan mudah, panen terjadwal dan kontinuitas produksi terjaga
      Penghematan cash how, dengan sistim rotasi cashflow bisa dihemat sampai dengan 35% sedangkan profit margin/keuntungan masih tetap
      Rutinitas panen dan tebar benih, membantu kontinuitas supply konsumsi dan ketersediaan benih
      Hindari panen raya ( harga stabil ), waktu tebar yang bersamaan memungkinkan terjadinya panen raya yang menyebabkan harga jatuh
      Rotasi panen kawasan, waktu panen dalam satu kawasan hendaknya tidak seragam, diperlukan komunikasi dengan sesama pembudidaya

      2. Target Panen Ideal
      - Waktu : sesuai rencana dan sistem rotasi
      - Ukuran : sesuai dengan ukuran pasar ( size, volume )

      3. Pengelolahan Panen
      - Waktu panen : pagi/ sore ( hindarkan suhu eksteem )
      - Penanganan cepat dan tepat ( grading akurat )

      Catatan :

      1. Kontrol harian/ siklus,
      sangat berguna untuk bahan evaluasi siklus budidaya selanjutnya dan untuk perbandingan dengan sistem yang berbeda, kontrol harian ini membutuhkan checklist yang harus diisi oleh pembudidaya atau oleh operator

      2. Fluktuasi pasar,
      untuk mengetahui fluktuasi harga dan trend permintaan pasar untuk menghindari harga jatuh akibat over suply produksi

      Fluktuasi kendala/ penyakit ,
      Berguna untuk antisipasi terhadap ancaman penyakit yang berbeda pada setiap musim ( pancaroba, hujan, kemarau )

      Keuangan dan harga panen,
      Sebagai evaluasi kelayakan bisnis, untuk mempertimbangkan perluasan usaha dan permodalan

      Bioscurity
      Kawasan kolam steril, aman dari gangguan manusia (anak-anak) dan predator (hewan pemangsa)
      Aman dari gangguan suara, fisik dan cahaya, temperatur, gangguan ini sangat berpengaruh langsung terhadap menurunnya sistim kekebalan tubuh ikan sehingga ikan dalam waktu yang singkat mudah stress dan terserang penyakit

      Peralatan digunakan hanya untuk perkolam
      Untuk menghindari penyebaran penyakit. Untuk menghindari penyebaran dan penularan penyakit

      Beberapa jenis bakteri (misal: Edwardsiela sp.) dalam bentuk spora bisa bertahan selama 6 bulan dalam kondisi kering, beberapa jenis lagi (flagelata) bahkan bisa bertahan sampai lebih dari 1 tahun dalam bentuk cysta. Jadi menjadi sangat penting proses disinfektan kolam dan peralatan un tuk menghindari penularan dan berkembangbya penyakit


      Cara Mengkonfigurasi Sebuah Sistem Aquaponik




      Pernah terfikirkah oleh anda, bahwa anda tinggal di lokasi perumahan yang sempit, tetapi anda ingin sekali bercocok tanam sambil berbudidaya ikan ?! Jika hal ini yang masih anda cari solusinya, maka pola aquaponik adalah jawabannya.

      Di berbagai negara maju, sistem ini sudah berkembang pesat, bukan saja karena sempitnya lahan, tapi kebutuhan akan sayuran segar tanpa kimia berbahaya serta kebutuhan gizi dari mengkonsumsi ikan yang semakin pesat.

      Dalam artikel kali ini kami akan ulas lebih jauh tentang aquaponik dan kami akan berbagi 6 langkah sederhana untuk membangun sebuah ekosistem di  pekarangan rumah anda.

      6 tips sederhana untuk mengkonfigurasi sistem aquaponik:

      1 Dasar-dasar
      Dapatkan beberapa tanaman starter dan tanam dengan media tanam pelet leca, biasanya tersedia di toko pertanian, yang akan menggantikan tanah konvensional Anda.

      Tanaman Starter: Beli dari pembibitan, atau cari benih tanaman yang sesuai keinginan anda.

      Pot: Daur Ulang gelas plastik dengan melubangi/ disodok di bagian bawah. Pelet leca/ pelet media akuaponik. Idealnya, pelet seharusnya sudah diatur di air kolam - seperti pelet kami yang nyaman dengan bakteri.

      2. Media tanam
      Pasang tempat tanaman anda ke pipa PVC putih dan pastikan untuk mengebor lubang dengan diameter 10mm.

      Dapatkan pipa PVC putih, dan tabung L yang menghubungkan pipa di toko bangunan.


      3  Hal-hal yang baik dari bakteri
      Bakteri dalam pelet mengubah amonia menjadi nitrat, menciptakan tanaman pangan dan pupuk/ amonia yang di proses kembali menjadi nitrat yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan ikan.

      4. Kondisi air
      Air di dasar kolam sangat banyak mengandung amonia dari sisa makanan atau kotoran ikan. Air dasar ini akan menjadi masalah bagi ikan, karenanya ini harus dibuang, dan dalam pola aquaponik amonia ini dialirkan ke tanaman melalui pipa pvc dengan mesin pompa. Dan Tanaman akan merubah air yang mengandung amonia menjadi nitrat.

      5. Kolam/ aqua kultur

      Gunakan kolam ikan yang sudah ada, atau aquarium kaca. Atau kolam plastik/ terpal.

      Ikan budidaya : Ikan Nila adalah ujicoba yang mudah. Boleh juga ikan lele, tapi anda harus rajin sortir.

      6. Aerasi

      Aerasi yang baik bisa anda ciptakan sekaligus dalam pola aquaponik, dalam hal ini anda harus pandai memodifikasi agar air yang mengucur dari tanaman mampu mengantarkan oksigen yang memenuhi kebutuhan ikan anda ( Kata kuncinya : Ikan yang sehat tergantung dari aerasi yang baik ). 

      Gunakan pompa air ( bisa pompa air celup ) untuk mengatur aerasi.






       

      Cara Jitu Budidaya Lele ( Panen Cepat Hasil Berlipat ) -- bag. 1



      Budidaya lele yang berhasil tergantung pada ikan yang sehat dan pengelolaan kualitas air yang tepat. Kualitas air yang buruk mengurangi pertumbuhan dan mempengaruhi kesehatan ikan. Penyakit ikan biasanya terjadi setelah stres dari gangguan kualitas air. Masalah kualitas air dapat berkembang tiba-tiba dari fenomena lingkungan (hujan lebat, kolam meluap), atau salah dalam cara budidaya secara terus-menerus. Pengelolaan kualitas air sangat penting jika air terbatas dan aliran air menjadi sumber utama untuk budidaya.





      Tiga masalah kualitas air utama terjadi pada tambak budidaya ikan:
      1. produksi fitoplankton berlebihan
      2. oksigen yang terlarut sangat rendah
      3. akumulasi metabolit racun

      PRODUKSI FITOPLANKTON BERLEBIHAN

      Fitoplankton alga mikroskopis yang mengambang bebas. Kegiatan fotosintesis oleh populasi plankton yang berlebihan dapat menghasilkan  menyebabkan jenuh oksigen dalam air selama sore hari pada hari yang diterangi matahari cerah.

      Pertumbuhan fitoplankton dirangsang oleh penambahan nitrogen, fosfor dan kalium. Populasi dapat "berkembang" 7 sampai 10 hari setelah input besar nutrisi, atau "tabrakan" ketika ketersediaan nutrisi menipis, atau jika bahan kimia beracun ditambahkan ke air. Fitoplankton bernafas mungkin membutuhkan hampir 80% dari konsumsi oksigen dalam air, dan pernapasan oleh populasi fitoplankton yang besar dapat menguras oksigen di kolam selama periode berkelanjutan dari cuaca mendung atau di malam hari.

      SUMBER NUTRISI

      Pakan ikan merupakan sumber utama nutrisi fitoplankton di kolam budaya. Pemberian pakan tidak boleh berlebihan, kecuali oksigen terlarut dipantau setiap hari dan peralatan aerasi tersedia. Memberi pakan dalam jumlah banyak akan memerlukan aerasi tambahan untuk menghindari penurunan oksigen terlarut.

      Aliran air dari lahan pertanian mungkin berisi jumlah nutrisi berlebihan dari pupuk atau tanaman yang mengandung residu.

      Nutrisi dalam kotoran ternak dapat masuk kolam langsung jika hewan diizinkan untuk masuk kolam, maupun tidak langsung mengalir ke kolam, jika kolam budaya berada dibawah fasilitas ternak.

      ASPEK POPULASI FITOPLANKTON BERLEBIHAN

      Fitoplankton sering mewarnai air menjadi hijau, tetapi juga dapat menyebabkan air menjadi biru-hijau, merah atau coklat. Jika populasi plankton adalah sumber utama kekeruhan di kolam, kepadatan fitoplankton dapat ditentukan dengan beberapa metode:

      1. Amati dengan disk Secchi.
      Disk secchi yang datar, berat disk, 8 "(200 mm) diameter, dengan kuadran hitam dan putih alternatif. Kejelasan Air ditentukan dengan cara menurunkan disk ke dalam air sampai tidak lagi terlihat. Pengamatan dengan disk Secchi sebaiknya berjarak 15-20 inci (380-500 mm). Tampilan yang rendah menunjukkan plankton yang berlebihan dan penetrasi cahaya yang lebih besar mendorong pertumbuhan tanaman air yang berakar. pertumbuhan berlebihan tanaman akuatik yang berakar juga dapat menyebabkan penurunan oksigen.

      2. Fluktuasi oksigen terlarut.
      Oksigen terlarut mungkin konsisten kurang dari 25% saat Cuaca Rawan sebelum fajar, di kolam dengan populasi fitoplankton yang berlebihan, dan tingkat sore hari oksigen terlarut mungkin 125-200% saat Cuaca Rawan. Persentase Cuaca Rawan dapat ditentukan dengan perbandingan oksigen terlarut dengan nilai-nilai Cuaca Rawan.

      3. Penampilan Air
       Pada populasi fitoplankton yang berlebihan ditunjukkan jika air kolam menjadi hijau pekat, biru-hijau, merah atau coklat dalam waktu 7-10 hari. Sampah alga juga menunjukkan populasi berlebihan dan sering terjadi 1-3 hari sebelum ledakan populasi alga.

      Pengendalian Populasi Fitoplankton

      Populasi fitoplankton dapat dikendalikan dengan beberapa metode:

      1. Kuras kolam/ tambak.
      Menguras kolam dengan membersihkan alga dengan melakukan pengeringan dan mengisi dengan air bersih.Ganti air dengan air bersih lain yang sebaiknya sudah anda perseapkan sebelumnya, yakni air yang telah dilengkapi dengan nutrisi yang baik, atau air sumur/ sungai dan lengkapi dengan nutrisi sesuai aturan budidaya.

      2 Panen 
      Beberapa atau semua ikan, tapi pastikan ikan tidak "lepas-aroma" dari alga sebelum Anda panen, jika ikan akan dijual untuk makanan. Populasi Plankton berkurang ketika jumlah kecil dari pakan ditambahkan ke kolam.

      3. Populasi 
      Pengobatan Kimia Fitoplankton dapat dikurangi dengan memperlakukan dengan tembaga sulfat (CUS04) atau Aquathol untuk membunuh alga. Jangan lebih dari 25% saat kolam harus diobati sekaligus. Tambahkan bahan kimia di dekat pantai bawah angin selama sore hari. Oksigen terlarut harus dipantau secara hati-hati selama 3-5 hari sebelum kimia lebih ditambahkan. Peluruhan saat ganggang mati dapat menyebabkan deplesi oksigen, dan membunuh ikan dan ganggang lainnya. Sangat hati-hati harus dilakukan ketika mengobati dengan CuSO4. Tingkat pengobatan yang dianjurkan untuk CUS04 adalah:

      PPM CUS04 = alkalinitas total (ppm).
                                           100

      Alkalinitas harus diukur sebelum setiap pengobatan dengan CUS04 Jika alkalinitas total di bawah 60 ppm, Uji kesehatan ikan harus dilakukan sebelum pengobatan dengan CUS04.


      bersambung ..............

      Tehnik Pembenihan Lele

      Perkembangan budidaya pembesaran  lele yang semakin pesat, memerlukan pasokan benih lele yang terjamin pula. Selain dari aspek kuantitas, perlu diperhatikan juga aspek kualitasnya, oleh karena itu diperlukan adanya peningkatan pengetahuan para pembenih lele untuk dapat meningkatkan produksi benih lele dan juga menjaga kualitas benihnya.




      A.Syarat-syarat induk Lele :


      Betina:
      • 1. Sehat
      • 2. Berat minimal 1kg
      • 3. Umur lebih dari 1 tahun

      Jantan :
      • 1. Sehat
      • 2. Berat minimal 800 gram
      • 3. Umur lebih dari 10 bulan

      B. Ciri-Ciri induk matang gonad /siap pijah :

      Betina :
      • 1. Perut besar
      • 2. Gerakan lamban
      • 3. kelamin berwarna kemerahan
        Jantan :
        • 1. Bentuk tubuh langsing proporsional
        • 2. Gerakan Lincah
        • 3. Kelamin kemerahan
          Induk-induk yang sudah matang gonad ditempatkan dalam bak penampungan untuk dipuasakan 1 malam, agar kotoran dapat dikeluarkan terlebih dahulu sebelum dipijahkan. Pemijahan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu alami dan  buatan/suntik.

          C. Pemijahan 

          Persiapan bahan :
          • -Bak pemijahan
          • -Happa/kelambu
          • -kakaban/injuk tempat telur menempel
          • -air dengan kualitas yang baik


          Metode Pemijahan :
          • 1. Alami
            Satukan antara induk betina dan jantan dalam bak pemijahan dengan perbandingan       1 jantan : 2 betina
            Lele betina akan memijah antara 4 sampai 6 jam setelah disatukan dalam bak pemijahan
            selesai memijah, induk jantan dan betina dikembalikan masing-masing ke dalam kolam pemeliharaan induk.

            • 2.Buatan
            Timbang induk betina dan jantan
            perbandingan 1 : 1 menurut beratnya
            suntik larutan ovaprim dengan dosis 0,2 cc untuk tiap ekor jantan dan betina
            penyuntikan dilakukan di punggung ikan dengan kemiringan 45 derajat, usahakan penyuntikan dilakukan sore hari sehingga dini hari ikan sudah dapat memijah.

            D. Pemeliharaan Larva 


            Setelah dipijahkan, telur akan menetas dalam waktu 18 sampai 24 jam. Larva dapat dirawat di dalam happa pemijahan atau dipindah ke dalam bak fiber atau aquarium. Pemeliharaan larva selama 5 hari,  1-2 hari pertama larva belum perlu diberi makan karena masih ada cadangan makanan di dalam tubuhnya. Hari ke-2 larva mulai diberi pakan kuning telur yang telah dihaluskan atau artemia.

            Setelah 5 hari, larva sudah dapat dipindahkan ke kolam pendederan, pemberian pakan sudah bisa dengan tepung pellet, pemeliharaan dalam kolam pendederan selama 25 hari sampai dengan ukuran larva 3 cm sampai 5 cm. Setelah pemeliharaan dalam kolam pendederan maka bibit lele sudah bisa dijual atau dipindah ke kolam pembesaran.


            "Kenali Sistem Teknologi Bioflok Secara Lengkap..!"


            Biofloc berasal dari dua kata yaitu Bio “kehidupan” dan Floc “gumpalan”. Sehingga biofloc dapat diartikan sebagai bahan organik hidup yang menyatu menjadi gumpalan-gumpalan. Gumpalan tersebut terdiri dari berbagai mikroorganisme air termasuk bakteri, algae, fungi, protozoa, metazoa, rotifera, nematoda, gastrotricha dan organisme lain yang tersuspensi dengan detritus. Ada yang bilang bahwa biofloc adalah suatu bentuk ikatan oleh mikroorganisme pada saat tumbuh dimana aktivitas pengikatan ini tergantung pada jenis mikroorganismenya.

            Biofloc merupakan flok atau gumpalan-gumpalan kecil yang tersusun dari sekumpulan mikroorganisme hidup yang melayang-layang di air. Teknologi biofloc adalah teknologi yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme yang membentuk flok. Aplikasi BFT (Bio Floc Technology) banyak diaplikasikan disistem pengolahan air limbah industri dan mulai diterapkan di sistem pengolahan air media aquakultur.
            Biofloc merupakan flok atau gumpalan-gumpalan kecil yang tersusun dari sekumpulan mikroorganisme hidup yang melayang-layang di air. Teknologi biofloc adalah teknologi yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme yang membentuk flok. Aplikasi BFT (Bio Floc Technology) banyak diaplikasikan disistem pengolahan air limbah industri dan mulai diterapkan di sistem pengolahan air media aquakultur.

            Prinsi Dasar Bioflok

            Mengubah senyawa organik dan anorganik yang mengandung senyawa kabon (C), hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dengan sedikit available posfor (P) menjadi massa sludge berupa bioflocs dengan menggunakan bakteri pembentuk flocs (flocs forming bacteria) yang mensintesis biopolimer poli hidroksi alkanoat sebagai ikatan bioflocs. Bakteri pembentuk flocs dipilih dari genera bakteri yang non pathogen, memiliki kemampuan mensintesis PHA, memproduksi enzim ekstraselular, memproduksi bakteriosin terhadap bakteri pathogen, mengeluarkan metabolit sekunder yang menekan pertumbuhan dan menetralkan toksin dari plankton merugikan dan mudah dibiakkan di lapangan. Tidak semua bakteri dapat membentuk biofloc dalam air, seperti dari generaBacillus sp hanya dua spesies yang mampu membentuk biofloc.

            Salah satu ciri khas bakteri pembentuk bioflocs adalah kemampuannya untuk mensintesa senyawa Poli hidroksi alkanoat (PHA), terutama yang spesifik seperti poli β‐hidroksi butirat. Senyawa ini diperlukan sebagai bahan polimer untuk pembentukan ikatan polimer antara substansi substansi pembentuk biofloc. Biofloc terdiri atas partikel serat organik yang kaya akan selulosa, partikel anorganik berupa kristal garam kalsium karbonat hidrat, biopolymer (PHA), bakteri, protozoa, detritus (dead body cell), ragi, jamur dan zooplankton. Bakteri yang mampu membentuk bioflocs diantaranya:
              • ~ Bacillus cereus
              • ~ Bacillus subtilis
              • ~ Escherichia intermedia
              • ~ Flavobacterium
              • ~ Paracolobacterium aerogenoids
              • ~ Pseudomonas alcaligenes
              • ~ Sphaerotillus natans
              • ~ Tetrad dan Tricoda
              • ~ Zooglea ramigera
                Beberapa bakteri pembentuk floc yang sudah teruji diaplikasikan dilapangan adalah Achromobacter liquefaciens, Arthrobacter globiformis, Agrobacterium tumefaciensdan Pseudomonas alcaligenes. Bakteri lain dapat ikut membentuk biofloc setelah exopolisakarida dibentuk oleh bakteri pembentuk floc sebagai inti floc-nya. Bakteri yang dapat ikut membentuk biofloc misalnya Bacillus circulans, Bacillus coagulans danBacillus licheniformis. Bakteri yang ikut membentuk floc ini mempunyai fungsi dalam siklus nutrisi didalam sistem biofloc. Bakteri ini disebut sebagai bakteri siklus fungsional, misalnyaBacillus licheniformis yang berperan dalam siklus nitrogen.

                Biofloc di alam umumnya terdiri dari 5 jenis bakteri atau lebih, minimal satu atau lebih merupakan bakteri pembentuk flok (penghasil exopolisakarida) dan bakteri yang lain dapat merupakan bakteri siklus fungsional yang berfungsi dalam siklus bioremediasi dan nutrisi. Formasi bioflok ini terbentuk tidak secara tiba-tiba, tapi terbentuk dalam kondisi lingkungan tertentu.

                Factor yang mempengaruhi system bioflok adalah N/P rasio dan C/N rasio. N/P rasio dan C/N rasio harus diatas 20. Semakin besar N/P rasio dan C/N rasio maka floc yang terbentuk akan semakin baik. Untuk mengatur N/P rasio jalan terbaik adalah memperbesar N atau memperkecil P, untuk memperbesar N dilingkungan tambak tidak mungkin dilakukan karena menambah ammonia dalam tambak akan membahayakan udang, jalan terbaik adalah memperkecil P dengan cara mengikat phosphate. Sedangkan untuk mengatur C/N rasio dilakukan dengan cara memperbesar C dengan penambahan unsure karbon organik, misalnya molasses. Didalam pakan itu sendiri sebenarnya sudah ada unsure C yaitu karbohidrat dan lemak, namun rasionya tidak mencukupi untuk mencapai C/N rasio diatas 20.

                Sistem biofloc dapat meminimalkan ganti air karena dalam bioflok terdapat proses siklus “auto pemurnian air” (self purifier) yang akan merubah sisa pakan dan kotoran, gas beracun seperti ammonia dan nitrit menjadi senyawa yang tidak berbahaya. Dengan meminimalkan ganti air maka peluang masuknya bibit penyakit dari luar dapat diminimalkan. Sistem biofloc lebih stabil dibandingkan dengan system probiotik biasa dikarenakan biofloc merupakan bakteri yang tidak berdiri sendiri, melainkan berbentuk floc atau kumpulan beberapa bakteri pembentuk floc yang saling bersinergi. Sedangkan system probiotik biasa bakteri yang ada ditambak merupakan sel-sel bakteri yang berdiri sendiri secara terpisah di air, sehingga apabila ada gangguan lingkungan atau gangguan bakteri lain maka bakteri akan cepat kolaps.

                Pada System Bio-Flock Technology (BFT) sangat tergantung pada:
                • ~ Mikrobia (terutama bakteri heterotroph)
                • ~ Plankton
                • ~ Oksigen
                • ~ Bahan organic dalam air
                Indikator Keberhasilan Pembentukan Bioflok

                Biofloc terbentuk, jika secara visual di dapat warna air kolam coklat muda (krem) berupa gumpalan yang bergerak bersama arus air. pH air cenderung di kisaran 7 (7,2-7,8) dengan kenaikan pH pagi dan sore yang kecil rentangnya kecil yaitu (0,02-0,2). Mulai terjadi penaikan dan penurunan yang dinamis nilai NH4+, ion NO2 dan ion NO3 sebagai indikasi berlangsungnya proses Nitrifikasi dan Denitrifikasi.

                Untuk 30 hari pertama DOC merupakan masa krusial bagi tahap pembentukan Bioflocs, penerapan “minimal exchange water” pada fase ini sangat menentukan. Lebih baik menghindari penggantian air dalam jumlah besar pada masa ini. Penambahan air hanya untuk penggantian susut karena penguapan dan perembesan saja. Atau menambah secara perlahan ketinggian air dari awal tebar 120 cm menjadi 150 cm secara bertahap selama 30 hari.

                Permasalahan dalam Sistem Biofloc
                Kolam Berbusa.
                Hal ini disebabkan oleh adanya bakteri berfilamen yang menempel pada biofloc. Untuk itu ditebar 10 ppm Kalsium peroksida, ikuti dengan menahan pergantian air selama 5‐6 hari sambil dilakukan penambahan 20 ppm CaCO3/kaptan per harinya, jika pada hari ke 6 busa masih ada, tebar 10 ppm Kalsium Peroksida lagi, pada hari ke 7 air mulai dimasukkan ke dalam kembali, dan ketinggian air dipulihkan ke ketinggian semula.

                Biofloc Tertalu Pekat
                Lakukan pengenceran secara over flow, pipa pengeluaran dipotong sama rata dengan ketinggian air di dalam kolam. Biarkan air yang masuk menyebabkan air tumpah keluar lewat pipa pembuangan yang telah dipotong sama rat dengan ketinggian air di dalam kolam.

                Ketebalan Biofloc Berkurang (normal 10-20 cm sechi disk) dan warna mengarah ke hijau
                Hentikan pengenceran, tahan air selama 5‐6 hari, aplikasikan pupuk ZA 1 ppm setiap harinya untuk menekan pertumbuhan chrollera atau aplikasikan pupuk ZA 5 ppm setiap harinya untuk menekan pertumbuhan blue green algae. Pada hari ke 7 sirkulasi/pengenceran secara over flow dapat dilakukan kembali.

                Biofloc ketebalannya berkurang (normal 10-20 cm sechi disk) dan warna air mengarah ke coklat merah.
                Hentikan pengenceran, tahan air selama 5‐6 hari, aplikasikan CaCO3 / kaptan 20 ppm setiap harinya dan 1‐2 x treatment dengan Kalsium peroksida. Pada hari ke 7 sirkulasi/pengenceran secara over flow dapat dilakukan kembali.

                Warna Hijau Biru (BGA) atau merah (Dinoflagellata) tetap ada setelah 5-6 hari treatment
                Berlakukan pola sistem “minimal exchange water” terhadap kolam tersebut, hindari pengenceran/sirkulasi. Penambahan air hanya dilakukan untuk mengganti air yang hilang/susut akibat penguapan, perembesan dan susut air akibat pembuangan lumpur rutin harian saja.

                Komposisi Mikrobial Biofloc
                Komposisi Kadar Protein Rata-Rata
                31,5% 22,5%
                Bahan Organik 78 % 66% 72 %
                Abu 21 % 32 % 26 %
                Protein 51 % 35 % 43 %
                Lemak 10 % 15 % 12,5 %
                Arginine 2,3 % 1,61 % 1,95 %
                Methionine 0,61 % 0,35 % 0,48 %
                Lysine 2,5 1,7 2,1
                Sumber : (McIntosh, 2000)

                Komposisi Nutrien Microbia Biofloc
                Nutrient Kisaran Mean
                Suspended microbial floc (mg/l) 87,3 – 200,8 157
                Moisture (%) 5,9 – 7,3 6,6
                Crude protein (Nx6,25)(%) 29,2 – 34,3 31,2
                Crude lipid (%) 2,5 – 2,6 2,6
                Cholesterol (mg/kg) 470 – 490 480
                Ash (%) 25,5 – 31,8 28,2
                Gross energy (MJ/kg) 10,3 – 12,8 12
                Sodium (%) 0,41 – 4,31 2,75
                Calcium (%) 0,56 – 2,86 1,70
                Phosphorus (%) 0,36 – 2,12 1,35
                Potassium (%) 0,13 – 0,89 0,64
                Magnesium (%) 0,12 – 0,45 0,26
                Zinc (mg/kg) 78,3 – 577,9 338
                Iron (mg/kg) 170,8 – 521,0 320
                Manganese (mg/kg) 8,9 – 46,8 28,5
                Boron (mg/kg) 8,8 – 45,7 27,3
                Copper (mg/kg) 3,8 – 88,6 22,8
                Sumber : (Tacon, 2002)

                Komposisi Asam Amino Mikrobia Biofloc
                Asam Amino Kisaran Rata-Rata
                Methionine + Cystine (%) 0,86 – 0,93 0,89
                Phenylalanine + Tyrosine (%) 2,41 – 2,54 2,48
                Isoleucine (%) 1,21 – 1,26 1,24
                Leucine (%) 1,78 – 1,97 1,87
                Histidine (%) 0,43 – 0,45 0,44
                Threonine (%) 1,44 – 1,50 1,47
                Lysine (%) 0,90 – 0,96 0,93
                Valine (%) 1,66 – 1,80 1,73
                Arginine (%) 1,46 – 1,63 1,54
                Tryptophan (%) 0,18 – 0,22 0,20
                Total essential amino acids 24,5 – 26,3 25,4
                Sumber: (tacon, 2002)

                Mikroba Biofloc dapat digunakan sebagai pakan, karena:
                • 1. Menangandung nutrient yang cukup tinggi sebagai protein dan mineral
                • 2. Tidak memerlukan pakan yang memiliki protein tinggi
                • 3. Dapat menghemat pakan dan menurunkan FCR pakan
                  Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam system biofloc:
                  • 1. Bahan organic harus cukup (TOC lebih besar 100 mgc/l) dan selalu teraduk
                  • 2. Nitrogen disintesis menjadi mikrobia protein dan dapat dimakan langsung oleh udang dan ikan
                  • 3. Perlu disuplay C organic (molase, tepung terigu, tepung tapioca) secara continue atau sesui dengan amoniak dalam air
                  • 4. Oksigen harus cukup serta alkalinitas dan pH harus dijaga

                     
                    Copyright © 2013. 'Azolla' Fish Farm - All Rights Reserved
                    Template Created by ThemeXpose