Bibit Lele
Banyak dari pembudidaya yang meremehkan tentang bibit lele yang akan di
tebar. Kita kadang “sembarangan” dalam hal memilih dan membeli bibit
lele. Mereka menyediakan bibit lele dari 2 kondisi yaitu dari pembibitan
dengan kolam tanah dan tanpa tanah (Kolam terpal atau tembok). Banyak
yang melakukan pembesaran lele di kolam terpal atau tembok yang tanpa
tanah namun bibit yang digunakan bibit lele dari kolam tanah.
Hmm, pendapat ini tentu saja kurang tepat, karena terdapat dua kondisi
kolam yang berbeda habitat dan kondisinya, yaitu dari kondisi kolam yang
baik ke kondisi kolam yang lebih ekstrem. Hasilnya pertumbuhan lele
lambat, atau banyak lele yang terkena penyakit dan tentusaja
mengakibatkan hasil panen yang merosot tidak sesuai dengan keinginan.
Jadi intinya tidak semua bibit lele itu sama kualitasnya.
Pakan
Banyak pembudidaya dalam mengelola pembesaran lele menggunakan program
pakan sesukanya dengan menghiraukan prosedur yang ada. Sebagian dari
pembdidaya ada yang menggunakan pelet pabrikan standar namun hanya
sebagian atau malah kurang dari 50%. Mereka menambahkan pakan dengan
daging, keong, makanan basi, ayam mati, tikus mati dan limbah lainnya
yang tidak sesuai untuk pakan lele. Sepintas kalau dilihat memang
ekonomis dari biaya pakan yang saat ini cukup mahal. Akan tetapi
sebenarnya hal tersebut jusru akan merugikan petani budidaya. Aanda bisa
cek sendiri lele yang menggunakan pakan tambahan tersebut diatas pasti
mengalami kerugian total. Hasil panen pasti akan menurun secara drastis
misalnya yang harusnya menghasilkan 200 kg, tetapi dengan
tambahan-tambahan yang kurang tepat yang ada hanya 20 – 40 kg plus
tambahan lele berukuran super besar 3 – 5 ekor. Hmmm, apakah Benar atau
tidak? silahkan di buktikan sendiri jika tidak percaya hehe. Setelah itu
biasanya pembudidaya akan bingung kenapa bisa terjadi. Padahal lele
sudah kasih pakan tambahan yang kalau dilihat “Lebih bergizi dan
berprotein”(menurut perasaan kita).
Padat Tebar
Untuk jumlah padat tebar lele, sebagian besar petani budidaya lele
jarang yang menghitung berapa jumlah yang sesuai dengan kolam yang
dipunyai. Tidak jarang untuk kolam dengan luas kolam 3 x 5 meter
pembudidaya menanam bibit lele lebih dari 10.000 ekor. Hasilnya tentu
banyak ikan yang tidak tumbuh. Lalu muncul pertanyaan “kok lele saya
tidak besar-besar ya?” Kemudian pada saat dipanen hasil panen
mengecewakan.
Intinya, lele juga makhluk hidup yang membutuhkan ruang untuk hidup,
jadi perhatikan dan sesuaikan padat tebar dengan teknik yang dipakai.
Kolam
Pemilihan kolam yang dipakai untuk budidaya jarang sekali diperhatikan.
Terkadang terlihat sepele. Padahal justru itu sangat menentukan
keberhasilan dan kelangsungan budidaya lele itu sendiri. Banyak
pembudidaya yang bangkrut atau rugi terus menerus karena salah memilih
jenis kolam. Ada beberapa jenis kolam yang bisa digunakan dalam budidaya
lele. Diantaranya adalah kolam batako (beton/tembok), kolam tanah,
kolam terpal atau kolam Hibrida (perpaduan dua kolam tersebut).
Areal Kolam
Yang dimaksud dengan areal kolam adalah tanah atau lahan yang akan
digunakan untuk budidaya lele. Kadang kita menggunakan areal luas yang
seharusnya bisa menghasilkan 8 juta – 10 juta rupiah Tetapi banyak yang
hanya mendapatkan untung ratusan ribu bahkan merugi yang akhirnya
terbengkalai menjadi lahan yang tidak efektif.
Lele membutuhkan lahan terbuka yang terkena sinar matahari agar kualitas kolam (Air) dan lele terjaga dengan baik
Blogger Comment
Facebook Comment