Games

Showing posts with label pakan ikan. Show all posts
Showing posts with label pakan ikan. Show all posts

Tips Dan Trik Budidaya Daphnia Untuk Pakan Ikan Tambahan

Siapkan pengganti selama 10 sampai 14 hari di bak di atas bak daphnia. Air akan berubah menjadi hijau dengan ganggang dan memberikan beberapa makanan untuk daphnia ketika kita melakukan perubahan air.
Daphnia sangatlah bergizi, makanan hidup yang Anda dapat dengan mudah membudidayakannya sebagai makan ikan tambahan. Daphnia juga dikenal sebagai "kutu air" karena cara mereka bergerak saat berenang dalam air tampak kecil dan lincah. Daphnia dapat ditemukan di seluruh dunia di danau air tawar, sungai dan kolam. Mereka adalah sumber yang sangat baik untuk makanan ikan karena kandungan protein yang tinggi.

Tips Dan Trik Budidaya Daphnia

1. Anda dapat membudidayakan daphnia di hampir semua jenis wadah. Kami membudidayakannya dalam bak beton di rumah kaca kami. Jika Anda membutuhkan banyak daphnia yang terbaik, gunakan wadah yang memiliki luas permukaan yang besar (bak plastik besar, galon akuarium atau bak mandi). Jika Anda tidak memerlukan banyak daphnia, Anda juga dapat membudidayakannya dalam botol galon air mineral, botol soda 3 liter atau galon akuarium.

2. Selalu isi air dalam wadah Anda sebelum menambahkan daphnia hidup. Daphnia tidak mentolerir klorin. Ini biasanya akan mati jika Anda menambahkan air ledeng langsung ke dalam wadah Anda ketika membuat perubahan air.

3. PH air berkisar 6,0-8,2. Kami biasanya menjaga pH air kami di sekitar 7,8.

4. Mengubah 20% dari air setidaknya setiap 2 minggu. Ingatlah untuk menggunakan air yang sudah didiamkan beberapa hari sebagai air pengganti. Anda bahkan dapat menggunakan air akuarium lama Anda, ketika Anda melakukan perubahan air/ mengganti air. Jika budaya daphnia Anda tidak mereproduksi dengan cepat dan berkembang, Anda mungkin perlu melakukan perubahan air lebih sering.

5. Suhu ideal untuk budidaya daphnia biasanya 72-85 derajat. Ketika air terlalu hangat, budaya daphnia akan berhenti bereproduksi.

6. Budidaya daphnia tidak memerlukan banyak oksigen. Wadah disimpan di luar dengan area permukaan besar tidak perlu aerasi sama sekali. Wadah disimpan di dalam harus memiliki aerasi sangat ringan (hanya cukup untuk memecah permukaan air). Terlalu banyak aerasi (gelembung) dapat membunuh budaya daphnia anda.

7. Ini adalah ide yang baik untuk memiliki beberapa wadah untuk budidaya daphnia pada waktu bersamaan. Memiliki wadah cadangan yang telah diisi air adalah asuransi besar jika budidaya daphnia berjalan buruk dan mati.

8. Simpan wadah daphnia Anda di bawah sinar matahari. 6-8 jam pencahayaan yang terbaik. Anda harus memiliki cahaya pada daphnia Anda untuk setidaknya 10 jam jika Anda membudidayakan di dalam ruangan. Tempatkan wadahnya di jendela yang cerah juga merupakan ide yang baik selama air tidak terlalu panas.

9. Daphnia akan memakan ganggang (air hijau), ragi dan bakteri. Kami menaruh bubuk ragi ke dalam ember dengan air dan campuran. Kami kemudian menambahkan cukup campuran ragi untuk wadah daphnia kami sehingga air sedikit berbuih. Daphnia akan makan ragi dalam air.

10. Kami menggunakan jaring halus untuk menangkap daphnia kami. Kami kemudian menyaring daphnia melalui beberapa saringan ukuran yang berbeda. Semakin besar ukuran daphnia diumpankan ke ikan ukuran besar. Daphnia terkecil diumpankan ke ikan kecil.

11. Sangat penting untuk panen daphnia Anda secara teratur. Jika jarang melakukannya dapat menyebabkan budaya buruk karena berdesak-desakan.

Daphnia yang dipanen dari bak kami.
Daphnia merupakan sumber makanan bagi ikan Anda. Kami sangat menyarankan jika Anda membesarkan ikan kecil. Ini sangat mudah tumbuh jika Anda mengikuti tips di atas. Ikan Anda akan menyukai makanan itu.

Artikel disrankan : Infusoria - Makanan transparan Untuk Larva Ikan

Cara Budidaya Cacing Sutera/ Rambut (Tubifex, sp)


Klasifikasi cacing sutra/cacing rambut :

Filum  : Annelida
Kelas   : Oligochaeta
Ordo    : Haplotaxida
Famili  : Tubifisidae
Genus  : Tubifex
Spesies : Tubifex sp.

Syarat Hidup Cacing Sutra/ cacing rambut

           Cacing ini memiliki bentuk dan ukuran yang kecil serta ramping dengan panjangnya 1-2 cm, sepintas tampak seperti koloni merah yang melambai-lambai karena warna tubuhnya kemerah-merahan, sehingga sering juga disebut dengan cacing rambut. Cacing ini merupakan salah satu jenis benthos yang hidup di dasar perairan tawar daerah tropis dan subtropis, tubuhnya beruas-ruas dan mempunyai saluran pencernaan, termasuk kelompok Nematoda. Cacing sutera hidup diperairan tawar yang jernih dan sedikit mengalir. Dasar perairan yang disukai adalah berlumpur dan mengandung bahan organik. Makanan utamanya adalah bagian-bagian organik yang telah terurai dan mengendap di dasar perairan tersebut (Djarijah 1996).

          Cacing sutera merupakan organisme hermaprodit yang memiliki dua alat kelamin jantan dan betina sekaligus dalam satu tubuh. Berkembangbiak dengan bertelur, proses peneluran terjadi di dalam kokon yaitu suatu segmen yang berbentuk bulat telur yang terdiri dari kelenjaar epidermis dari salah satu segmen tubuhnya. Telur tersebut mengalami pembelahan, kemudian berkembang membentuk segmen-segmen. Setelah beberapa hari embrio dari cacing ini akan keluar dari kokon. Cacing sutera ini mulai berkembangbiak setelah 7-11 hari (Lukito dan Surip 2007).

           Induk yang dapat menghasilkan kokon dan mengeluarkan telur yang menetas menjadi tubifex mempunyai usia sekitar 40-45 hari. Jumlah telur dalam setiap kokon berkisar antara 4-5 butir. Waktu yang dibutuhkan untuk proses perkembangbiakan telur di dalam kokon sampai menetas menjadi embrio tubifex membutuhkan waktu sekitar 10-12 hari. Jadi daur hidup cacing sutera dari telur, menetas hingga menjadi dewasa serta mengeluarkan kokon dibutuhkan waktu sekitar 50-57 hari (Gusrina, 2008).



Manfaat Cacing sutra

           Cacing sutra/rambut merupakan salah satu alternatif pakan alami yang dapat dipilih untuk memberi makan ikan yang anda pelihara, terutama pada saat fase larva hingga benih ataupun untuk ikan hias anda karena memiliki kandungan nutrisi yang baik dan cenderung seimbang dan sangat bagus untuk pertumbuhan ikan.

Cara mudah budidaya cacing sutra sebagai berikut :

1. Persiapan Bibit
Bibit bisa dibeli dari toko ikan hias atau diambil dari alam. Catatan : Sebaiknya bibit cacing di karantina dahulu karena ditakutkan membawa bakteri patogen.

2. Persiapan Media
Media perkembangan dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter yang dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Tiap tiap kubangan dibuat petakan petakan kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi bedengan atau tanggul 10 cm, antar bedengan diberi lubang dengan diameter 1 cm.

3. Pemupukan
Lahan di pupuk dengan dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/M2 atau dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/ M2.

Cara pembuatan pupuk :

a. Siapkan kotoran ayam, jemur 6 jam.
b. Siapkan bakteri EM4 untuk fermentasi kotoran ayam tersebut. Cari di toko pertanian atau toko peternakan atau balai peternakan.
c. Aktifkan/Kembangkan bakterinya dengan cara ¼ sendok makan gula pasir  + 4ml EM4 + da lam 300ml air terus diamkan kurang lebih 2   jam.
d. Campur cairan itu ke 10kg kotoran ayamyang dah di jemur tadi, aduk hingga rata.
e. Selanjutnyamasukkan ke wadah yang tertutuprapat selama 5 hari

4. Fermentasi
Bertujuan untuk menaikkan kandungan N-organik dan C-organik hingga 2 kali lipat. Caranya adalah lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.

5. Penebaran Bibit
Selama Proses Budidaya lahan dialiri air dengan debit 2-5 Liter / detik

6. Pemeliharaan Cacing Sutra
a.  Lahan uji coba berupa kolam tanah berukuran 8 x 1,5 m dengan kedalaman 30 cm.
b. Dasar kolam uji coba ini hanya diisi dengan sedikit lumpur.
Apabila matahari cukup terik, jemur kolam minimum sehari. Bersamaan dengan itu, kolam diber sihkan dari rumput atau hewan lain yang berpotensi menjadi hama bagi cacing sutra, seperti ke ong mas atau kijing.
c. Pipa Air Keluar (Pipa Pengeluaran/Outlet)dicek kekuatannya dan pastikan berfungsi dengan baik.Pipa Pengeluaran ini sebaiknya terbuat dari bahan paralon berdiameter 2 inci dengan pan jangsekitar 15 cm.
d. Usai pengeringan dan penjemuran, usahakan kondisi dasar kolam bebas dari bebatuan dan ben da-benda keras lainnya. Hendaknya konstruksi tanah dasar kolam relatif datar atau tidak berge -lombang.
e. Dasar kolam diisi dengan lumpur halus yang berasal dari saluran atau kolam yang dianggap banyak mengandung bahan organik hingga ketebalan dasar lumpur mencapai 10 cm.
f. Tanah dasar yang sudah ditambahi lumpur diratakan, sehingga benar-benar terlihat rata dan tidak terdapat lumpur yang keras.
g. Untuk memastikannya, gunakan aliran air sebagai pengukur kedataran permukaan lumpur ter sebut. Jika kondisinya benar-benar rata, berarti kedalaman air akan terlihat sama di semuabagian.
h. Masukkan kotoran ayam kering sebanyak tiga karung ukuran kemasan pakan ikan, kemudian sebar secara merata dan selanjutnya bisa diaduk-aduk dengan kaki.
i.  Setelah dianggap datar, genangi kolam tersebut hingga kedalaman air maksimum 5 cm, sesuai panjang pipa pembuangan.
j.  Pasang atap peneduh untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam.
k. Kolam yang sudah tergenang air tersebut dibiarkan selama satu minggu agar gas yang dihasil kan dari kotoran ayam hilang. Cirinya, media sudah tidak beraroma busuk lagi.
l. Tebarkan 0,5 liter gumpalan cacing sutra dengan cara menyiramnya terlebih dahulu di dalam baskom agar gumpalannya buyar.
m. Cacing sutra yang sudah terurai ini kemudian ditebarkan di kolam budi daya ke seluruh per mukaan kolam secara merata.
n. Seterusnya atur aliran air dengan pipa paralon berukuran 2/3 inci.

7. Makanan Cacing Sutra
           Karena cacing sutra termasuk makhluk hidup, tentunya cacing sutra tersebut juga butuh makan. Makanannya adalah bahan organik yang bercampur dengan lumpur atau sedimen di da sar iran. Cara makan cacing sutra adalah dengan cara menelan makanan bersama sedi mennya dan karena cacing sutra mempunyai mekanisme yang dapat memisahkan sedimen dan makanan yang mereka butuhkan. Jadi kita juga harus menyediakan makanannya tersebut.

8.Panen
           Panen cacing sutera dilakukan setelah budidaya berlangsung beberapa minggu dan ber turut-turut bisa dipanen setiap dua minggu sekali. Cara pemanenan cacing suteradengan meng gunakan sero khalus/lembut. Cacing sutera yang didapat dan masih bercampur dengan media budidaya dima sukkan kedalam ember atau bak yang diisi air, kira –kira 1 cm diatas media bu didaya agar cacing rambut naik ke permukaan media budidaya. Ember ditutup hingga bagian dalam menjadi gelap dan dibiarkan selama enam jam. Setelah enam jam, cacing rambut yang menggerombol diatas media diambil dengan tangan. Dengan cara ini didapat cacing sutera se banyak 30 – 50 gram/m2 per dua minggu. Untuk mendapatkan cacing rambut yang cukup dan berkesinambungan, panjang parit perlu dirancang sesuai dengan keperluan setiap harinya.



Budidaya Cacing Sutra Dengan Memanfaatkan Limbah Lele

Cacing sutra dikenal memiliki kandungan gizi yang tinggi untuk ikan benih, sehingga mampu mempercepat pertumbuhan pada ikan. Namun sayang pasokan cacing sutra lebih banyak mengandalkan tangkapan dari alam sehingga sangat tergantung musim dan tidak bisa diandalkan. Budidaya cacing sutra telah banyak dilakukan para peternak ikan ,namun itu hanya untuk konsumsi sendiri, sehingga peluang usaha bisnis budidaya cacing sutra ini lumayan bagus. Ada satu cara unik dan menarik dalam budidaya cacing sutra yaitu dengan memanfaatkan limbah organik dari kolam lele konsumsi.

Jika anda berminat untuk menekuni budidaya cacing sutra ini, beberapa tahapan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Persiapan Kolam Untuk Budidaya Cacing Sutra
Kolam yang kurang produktif (tidak dipakai untuk budidaya lele) di areal usaha pembesaran ikan lele dapat diperuntukan untuk budidaya cacing sutera dengan luas 60 – 100 m2 (disesuaikan dengan areal yang ada). Air limbah kolam pembesaran lele diaduk-aduk untuk selanjutnya dimasukkan dengan pompa (dengan menyedot) ke kolam budidaya cacing sutera.

2. Pengendapan Air
Air yang masuk di endapkan selama 3-5 hari, selanjutnya bagian atas endapkan air dibuang/diturunkan mencapai 5 – 10 cm dari permukaan lumpur. Lumpur diratakan dengan sorok/kayu untuk selanjutnya dibiarkan selama beberapa hari. Proses ini di ulangi 2 – 3 kali hingga lumpur halus yang ada di kolam cukup banyak.

3. Penebaran Benih
Indukan cacing sutra sebanyak 10 gelas (2-3 liter) ditaburkan kedalam lahan yang sudah siap dan diisi dengan air setinggi 5-7cm.

4. Perawatan Cacing Sutra
Selama masa pemeliharaan cacing sutra , air di usahakan tetap mengalir kecil dengan ketinggian air pada 5-10 cm. Setelah 10 hari biasanya bibit cacing sutra mulai tumbuh halus dan merata di seluruh permukaan lumpur dalam kolam. Ulangi lagi proses penambahan air buangan panen ikan lele ke dalam kolam budidaya cacing sutra maka setelah 2-3 bulan cacing mulai dapat dipanen.

Proses Panen Cacing Sutra

Cacing sutra akan tumbuh setelah 2 minggu biang cacing sutera ditebar atau > 2 bulan apabila tanpa penebaran biang cacing sutera. Panen pertama dapat dilakukan setelah cacing berumur > 75 hari. Untuk selanjutnya dapt dipanen setiap 15 hari. Ciri kolam budidaya cacing sutra yang siap untuk di panen adalah apabila lumpur sebagai media pemeliharaan terasa kental bila dipegang.

Waktu panen cacing sutera dilakukan pada pagi/sore hari dengan cara menaikkan ketinggian air sampai 50-60 cm agar cacing naik sehingga mudah dipanen. Cacing dan lumpur di keruk/aduk dengan caduk/garu dimasukkan dalam baskom kemudian dicuci dalam saringan.

 Cacing yang terangkat masih bercampur lumpur, selanjutnya dimasukkan dalam ember/bak yang berisi air dengan ketinggian lebih kurang 1(satu) cm diatas media lumpur. Ember ditutup agar bagian dalam menjadi gelap dan dibiarkan selama 1 – 2 jam.

Cacing akan bergerombol diatas media dan dapat diambil dengan tangan untuk dipisahkan dari media/lumpur. Cacing tersebut dimasukkan dalam bak pemberokan selama 10-12 jam. Cacing siap di berikan kepada benih ikan ataupun dijual.



Cara Memberi Makan Ikan Nila Yang Benar

Biaya pakan merupakan satu perhitungan terpenting di budidaya ikan, terhitung sekitar 40% dari harga jual.

Pakan nila Komersial yang diformulasikan, biasanya mengandung 32% sampai 40% protein dapat dijadikan makanan ikan pilihan atau protein berbasis kedelai, dengan mantan yang lebih cocok untuk ikan. Palatabilitas/ kelezatan sangat penting, agar ikan dapat lahap menyantapnya - dan satu yang sering diabaikan oleh ahli gizi, produsen pakan dan pembudidaya ikan sendiri.

Pelet apung lebih dianjurkan, agar tetap di permukaan sampai dikonsumsi. Meski harganya lebih mahal. Pelet tenggelam lebih mudah untuk memproduksinya dan lebih murah. Tapi bisa terbenam dalam lumpur dasar tambak. Ini bisa diatasi dengan membuat penahan buatan seperti penggunaan waring dan lain-lain, agar ikan dapat menemukan pelet yang telah tenggelam dasar kolam.

Dalam prakteknya, banyak pelet yang dirancang untuk mengapung akhirnya tenggelam dengan cepat, Vitamin C merupakan unsur penting dan tidak boleh dihilangkan dari formulasi pelet. Jika ya, itu harus disediakan dalam beberapa bentuk oleh pemberian makanan tambahan. Dalam setiap sistem re-sirkulasi, air tidak boleh dipupuk secara langsung saat ada ikan di dalam kolam. Proses ini sering disalahpahami. Air kolam dipupuk menggunakan pupuk kandang untuk meningkatkan produktivitas alami organisme makanan. Tentu cara ini sama halnya dengan meracuni ikan di kolam dengan amonia! Wah, bisa-bisa ikan malah pada ngapung alias mati.

Ikan tidak makan pupuk. Sebaliknya itu merusak air, dan populasi alami zooplankton (hewan mikroskopis) dan fitoplankton (ganggang mikro) yang didorong untuk menyediakan makanan berlimpah bagi ikan. Lakukan ini dalam sistem tertutup, namun Anda menanggung risiko penipisan oksigen dan pengayaan amonia - kombinasi berpotensi mematikan dalam ruang tertutup dari sistem re-sirkulasi.

Pakan nila yang tersedia secara komersial (4mm dan pelet 5mm juga tersedia).

Sejumlah Pakan tambahan dapat - dan harus - diberi makan untuk nila. Mereka menurunkan biaya dan meningkatkan kesehatan ikan. Gulma/ rerumputan sering disebutkan dalam konteks ini, karena relatif tinggi protein, kaya vitamin C dan serat memberikan. Masalah dengan rumput adalah bahwa ia bersaing dengan ikan untuk ruang tangki. Selain itu, tidak diizinkan untuk pola perairan alami, atau bahkan tambak ikan, karena merupakan tanaman asing invasif yang dapat dengan cepat menurunkan atau bahkan sama sekali menutupi badan air.

Cacing tanah dan alfalfa

Hanya satu jenis ikan tidak akan makan cacing tanah: yang mati! Cacing tanah merupakan pakan tambahan yang sangat baik, dengan kandungan protein diperkirakan 60%. Budidaya cacing tanah relatif mudah, terutama jika ada pasokan kotoran kering. Sayangnya, Anda akan perlu untuk memanen banyak cacing setiap hari untuk memberikan ikan Anda dengan cukup, sehingga budaya cacing skala kecil hampir tidak berharga.


Ikan nila, tidak seperti hewan darat, bisa mencerna baru dipotong Alfalfa hijau dapat membantu nila mengatasi kembung yang menyebabkan nila tidak mau makan. Tanaman ini tinggi protein, vitamin dan mineral, juga ekonomis karena dapat dipotong berulang kali. Ini terutama disukai oleh ikan nila. Peternak ayam sering bertanya apakah mereka bisa memberi makan ikan diengan belatung dan di produk-produk limbah. Saya memiliki keberatan tentang hal ini, karena belatung putih memiliki kandungan lemak yang sangat tinggi, sesuatu yang sistem pencernaan ikan nila mungkin berjuang untuk mengatasi. Hal ini akan membentuk topik penelitian yang menarik.

Fermentasi Dedak Untuk Pakan Ikan



Fermentasi untuk dedak ini saya buat menjadi 2 jenis fermentasi

Fermentasi Asam Laktat

Cara pembuatannya adalah sebagai berikut :


  • ~ Layukan kubis atau kol, kangkung, genjer, sawi dan sayuran lain semalaman
  • ~ Biar lebih murah, bahan-bahan tersebut bisa didapat dengan cara mengumpulkan limbah pasar pagi yang bisa diambil ketika pasar sudah mulai sepi.
  • ~ Sayuran tersbut bisa diiris-iris kecil- kecil, ditepungkan atau di blander untuk mengambil saripati dari sayur tersebut.
  • ~ Semakin kecil butir sayur, semakin bagus proses fermentasi berjalan.
  • ~ Sayuran yang telah diiris-iris kecil dicampur dengan air tajin yang sudah diberi garam +- 5% dari pelarutnya.
  • ~ kadar air yang digunakan +- 90% dari berat sayuran.
  • air tajin digunakan sebagi medium tumbuh bakteri asam laktat
  • ~ simpan dalam tempat tertutup dan gelap selama +-3 hari dalam suhu kamar
  • ~ Usahakan tempat yang digunakan steril dari kuman dan bakteri patogen
  • ~ Campur dengan dedak, perbandingan 1 :10. yakni 10% bahan fermentasi dari berat dedak
  • ~ simpan ditempat tertutup dan jangan sampai terkena udara +- 1 minggu
  • ~ Keringkan dedak, dan siap di campur dengan bahan-bahan lain sesuai dengan kebutuhan nutrisi ikan.

Fermentasi Alkohol

Pada dasarnya prinsipnya sama dengan ferrmentasi asam laktat, namun bahan yang digunakan adalah ragi khamir. Penggunaan ragi +- 1% dari berat kering dedak. Caranya adalah ragi dihancurkan dan dicampur kedalam air yang memiliki berat sampai dengan 60% dari berat kering dedak. kemudian aduk secara homogen dan ditutup rapat pada kondisi suhu kamar. Simpan selama 3 hari. Setelah disimpan, jemur dedak, dan kemudian campur bahan dedak dengan bahan lain untuk meramu pakan ikan. Hasil fermentasi alkohol ini biasanya lebih baik dari pada fermentasi asam laktat, namun biaya yang dikeluarkan cendrung mahal.


Cara Budidaya Daphnia Sp (Kutu Air) Cepat Dan Efektif


Kutu air salah satu hewan kecil yang menjadi makanan favorit bagi anak ikan atau benih ikan. itulah salah satu alasan mengapa sekara banyak yang melakukan budidaya kutu air. Kutu air merupakan jenis udang renik, ada beberapaka macam kutu air seperti Daphnia dan Moina yang termasuk dalam family Depphnidae dan kutu air termasuk udang renik yang paling primitif.

Tempat hidup Dephnia dan Moina sebagian besar berkembang di air tawar, tetapi ada juga yang berkembang biak di laut namun tidak sebanyak yang berkembang di air tawar.

Cara makan kutu air cukup unik, karena mereka mencari makanannya hanya dengan menggerak-gerakan kaki-kakinya yang pipih, dari gerakan tersebut dapat menimbulkan arus air yang membawa makanan sampai makanan tersebur mendekat ke mulutnya.

Makanan kutu air yaitu tumbuh-tumbuhan renik dan sisa-sisa bahan organic yang sedang membusuk. Ciri khas dari hewan yang satu ini yaitu bentuk tubuhnya yang gepeng, bila kita lihat dari atas seperti sebuah cangkang kerang-kerangan.

Di atas tubuh bagiannya cangkang tersebut membentuk sebuah kantong yang berguna sebagai tempat penampungan dan tempat penyimpan telurnya. Di dalam kantung tersebut telur-telur berkembang menjadi embrio ketika lahir embrio tersenbut sudah tumbuh dewasa.

Kutu air berkembang tanpa proses perkawinan antara induk jantan dan betina atau secara patenogenetik. Perkembangan pada daphia dan moina terjadi perbedaan, baik pada suhu, keasaman, dan banyaknya anak yang dihasilkan.

Daphnia biasanya kan hidup pada suhu 22°C-30°C. anak daphnia sudah menjadi dewasa ketika sudah berumur 4 hari, umur daphnia dapat mencapai 12 hari dan setiap dua dua hari sekali beranak sebanyak 28 ekor.

Selama hidupnya daphnia dapat beranak sebanyak 7 kali, sedangkan apabila anak moina akan menjadi dewasa setelah umur 5 hari dan umurnya mencapai 30 hari, setiap dua hari sekali moina beranak sebanyak 32 ekor, jadai kalau moina selama hidupnya dapat beranak sebanyak 15 kali.

Perkembangbiakan dengan cara tidak kawin ini biasanya terjadi pada musim panas, sedangkan pada musim dingin perkembang biakan akan menghasilkan individu janta. Dan setelah dewasa jantan tersebut akan mengawini sang induk dan dariperkawinan itu bisa menghasilkan telur yang lebih besar dibanding telur yang tidak melalui proses perkawinan.

Persyaratan Hidup

Daphnia hidup pada selang suhu 18-24 C. Daphnia membutuhkan pH yang sedikit alkali yaitu pH 6,7 – 9,2. Sepertii makluk hidup akuatik lainnya pH tinggi dan kandungan amonia tinggi dapat bersifat mematikan bagi Daphnia.

Daphnia merupakan filter feeder yang berarti mendapat pakan melalui cara menyaring organisme yang lebih kecil atau bersel tunggal seperti algae dan jenis protozoa lainnya. Selain itu membutuhkan vitamin dan mineral dari air. Mineral yang harus ada dalam air adalah kalsium. Unsur ini sangat dibutuhkan untuk pembentukan cangkangnya. Oleh karena itu, dalam wadah pembiakan akan lebih baik jika ditambahkan potongan batu kapur, batu apung dan sejenisnya. Selain meningkatkan pH, bahan tersebut dapat mensuplai kalsium untuk Daphnia.

Daphnia membutuhkan suplay oksigen untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Jika oksigen dalam perairan kurang mencukupi Daphnia akan membentuk hemoglobin. Pada kondisi tersebut Daphnia akan berwarna merah. Kurangnya supay oksigen dapat menyebabkan kematian pada Daphnia.

Cara Pembibitan Kutu Air

Untuk mendapatkan bibit pertama-tama kita harus menyediakan tempat atau wadah, setelah tempat siap baru kita bisa mencari bibit kutu air yang masih liar untuk dimasukan ke tempat yang telah kita sediakan, kita bisa mendapatkan bibitnya di rawa-rawa , telaga, danau, waduk, dan tempat-tempat yang terdapat genangan air. 

Cara untuk menyediakan tempat untuk pembibitan:

1. Sediakan bak yang telah diisi air tawar
2. Kemudian masukan potongan jerami dan pupuk kandang sebanyak 0,2 kg/m²
3. Berilah bantuan oksigen kedalam air
4. Selanjutnya masukan bibit kutu air yang sudah kita dapat dari alam
5. Setelah bibit berumur 2 minggu dan warna air sudah berubah menjadi kecokelatan, hal tersebut tandanya sudah ditumbuhi oleh fitoplankton

Cara budidaya Kutu air dalam Jumlah Besar

Cara yang pertama:

1. Sediakan bak-bak dengan ukuran 1 m²
2. Sediakan kotoran ayam sebanyak 10 kg dan larutkan pada 90 liter air
3. Kemudian laritan direndam selama 5-10 hari dan usahan diberi udara
4. Sediakan bungkil kelapa yang halus dan sudah diayak
5. Pemupukan pertama yang terdiri dari campuran kotoran ayam dan bubuk bungkil kelapa kemudian kita larutkan di dalam kantong gandum atau kantong lainnya, lalu gantung kantong tersebut di atas tempat atau wadah peliharaan dan kita peras supaya cairan keluar samapai benar-benar habis. Pemberian pupuk seperti itu bisa kita lakukan lagi sebanyak dua kali selama pemelihraan berlangsung dengan dosis yang lebih sedikit, sekitar ¼ – ½ dari dosis pemupukan pertama.

Cara budidaya kutu air yang kedua:

Kultur Daphnia di bak
Daphnia bisa di kultur dalam bak baik bak tembok. Caranya,
1. siapkan sebuah bak tembok berukuran panjang 4 m, lebar 3 m dan tinggi 0,5 m
2. keringkan selama 3 hari;
3. isi air setinggi 30 – 35 cm dan hentikan bila sudah penuh;
4. masukan 2 ember kecil kotoran ayam atau puyuh yang sudah kering;
5. tebarkan 0,5 liter induk Daphnia;
6. biarkan berkembang sendiri; panen pada hari ke 7 – 12 dari penebaran;
7. Panen dilakukan dengan sekup net halus.
8. Hasilnya ditampung dalam ember atau baskom.

Setiap bak dengan ukuran di atas dapat menghasilkan Daphnia senanyak 10 kg dan puncaknya bisa menghasilkan 2 kg sehari. Agar bisa berkembang lagi, maka dilakukan pemupukan ulang selama 1 minggu sekali dan panen bisa dilakukan pada hari ke 5 atau tergantung populasinya.

Catatan : Induk Daphnia bisa diperoleh di perairan yang banyak mengandung bahan organik, misalnya sawah dan solokan yang airnya tergenang.

Cara budidaya kutu ait yang ke tiga:

Kultur Daphnia di kolam tanah
Daphnia bisa juga dikultur di kolam tanah. Bahkan hasilnya bisa melebihi Dapnia yang dikultur di bak. Caranya, 1. siapkan kolam tanah ukuran 100 m2; 2. keringkan selama 4 – 5 hari; 3. isi air setinggi 40 – 60m dan hentikan bila sudah penuh; 4. tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh yang sudah kering; 5. tebarkan induk 2 liter induk Daphnia; 6. biarkan berkembang sendiri; 7. panen pada hari ke 7 – 12 dari penebaran induk.

Seperti di bak, panen dilakukan dengan sekup net halus. Namun sekup net itu telah diberi tangkai dari bambu atau kayu. Hasilnya ditampung dalam ember atau baskom. Sebuah kolam seukuran di atas dapat menghasilkan Daphnia senanyak 40 kg dan puncaknya bisa menghasilkan 5 kg sehari. Agar bisa berkembang lagi, maka dilakukan pemupukan ulang dan panen bisa dilakukan pada hari ke 5 atau tergantung populasinya.

Pengawetan
Budidaya pakan alami seperti halnya Daphnia kadang dipanen pada waktu yang kurang tepat dengan budidaya yang dilakukan. Untuk menyingkapi hal tersebut maka Daphnia yang di panen dapat diawetkan terlebih dahulu hingga menunggu waktu yang tepat untuk diberikan pada ikan. Pengawetan yang dilakukan untuk Daphnia yaitu pengawetan dengan cara dibekukan. Pembekuan tersebut tidak akan mengurangi kandungan gizi pada Daphnia dan tidak menggunakan bahan kimia berbahaya sehingga dapat diberikan pada ikan sewaktu-waktu.

Cara pengawetannya sebagai berikut :

1. siapkan kantong plastik bening untuk tempat Daphnia;
2. ambil Daphnia yang telah siap panen dengan sekop halus;
3. biarkan hingga air yang ikut terbawa pada sekop keluar (tiriskan);
4. masukkan Daphnia tersebut dalam kantong plastik yang sudah disiapkan;
5. lipat plastik hingga tidak terjadi kebocoran atau dapat digunakan plaster;
6. masukkan pada frezer;
7. berikan Daphnia yang sudah diawetkan tersebut pada waktu yang tepat.

Sebelum diberikan pada ikan, Daphnia yang masih beku direndam dalam baskom yang berisi air agar meleleh. Setelah itu baru diberikan pada ikan. Pengawetan tersebut dapat bertahan 1 minggu. jika terlalu lama kandungan gizi daphnia akan rusak

Cara Perawatan dan Pemeliharaan

Ada beberapa langkah untuk mengecek kepadatan atau perkemabangan kutu air dalam sebuah wadah atau tempat :

- Air yang ada di dalam tempat atau wah kida aduk terlebih dahulu
- Kemudian air kita ambil sebanyak 3 kali dengan gelas kecil
- Setelah air yang ada dalam gelas didapat kemudian kita tuangkan kedalam Petridis supaya kelihatan jelas dan kita hitung dengan menggunakan pipet, nilai rata-rata hasil perhitungan tersebut kita gunakan untuk mencari kepadatan rata-rata/milliliter

Untuk mengetahui kesehatan kutu air kita bisa melihatnya dari warna tubuh kutu air tersebut. Warna cokelat kemerahan pertanda kutu air sehat, sedangkan berwarna pucat berarti kutu air tidak sehat.
Apabila dalam proses pemeliharaan ini terdapat jumlah jamur yang cukup banyak maka proses pemeliharaan jangan diteruskan, dan biasanya jamur muncul pada hari ketiga.

Dengan pemeliharaan yang baik maka dapat dipastikan puncak perkemabangan kutu air akan kelihatan setelah 7-10 hari, dengan kepadatan berkisar 3500-5000 ekor/liter, namun apabila kepadatan tersebut kita dapat dalam waktu 10 lebih, maka bisa dikatakan pemeliharaan kurang maksimal, lebih baik segera dipanen dan lakukan budidaya yang baru.

baca juga : Tips Dan Trik Budidaya Daphnia Untuk Pakan Ikan Tambahan

Penting, Tips Pemberian Rumput Azolla Sebagai Pakan Lele Sangkuriang

Dalam postingan yang lalu, sudah diposting mengenai Rumput Azolla yang ternyata dapat digunakan sebagai pakan alternatif lele sangkuriang. Namun yang lebih mengejutkan, Rumput Azolla yang disebut-sebut ini ternyata banyak tumbuh liar di sekitar pesawahan yang biasanya di anggap sebagai hama. Waah ketinggalan informasi yah hehe.
Tapi jika akan memnggunakan rumput azolla sebagai pakan alternatif lele sangkuriang, berikut ini kutipan menarik yang dapat digunakan sebagai referensi dalam menggunakannya.
Singkatnya, Rumput Azolla sebaiknya diberikan dalam bentuk kering. kenapa? silahkan baca alasannya dibawah ini.
Pemberian azolla kepada ikan lele sebaiknya dalam bentuk kering. Jangan diberikan dalam bentuk basah. Hal ini penting dilakukan mengingat kadar air yang tinggi pada azolla yang jika dimakan ikan lele hanya akan mengeyangkan saja tetapi azolla yang dimakan proteinnya rendah.
Alhasil ikan lele justru akan mengalami keterlambatan pertumbuhan.Mengapa hal ini bisa terjadi?? karena azolla yang basah dengan kandungan protein rendah jika dimakan oleh ikan, maka ikan akan merasa kenyang dengan cepat dan lama untuk lapar.Hal ini karena adanya serat seperti mekanisme kita jika memakan sayuran. Sehingga pakan pelet yang kita berikan justru akan sedikit dimakan oleh ikan lele. 

Kemudian pemberian azolla secara terus menerus juga kurang baik untuk pertumbuhan ikan. Walaupun ikan akan sehat tapi terkait dengan tinggkat perkembangan justru akan memperlambat. Mengapa hal ini bisa terjadi?? pemberian azolla secara terus menerus dalam keadaan basah menyebabkan ikan lele setiap saat akan terpenuhi kebutuhan pakannya. Saat ikan lele lapar sedikit saja maka azolla akan dimakan sedikit demi sedikit. Dan kita tau azolla basah kandungan proteinnya rendah. Jika ikan lele sudah kenyang hanya dari azolla. Sehingga jika kita memberikan pakan pelet dengan protein tinggi, alhasil pakan pelet kita tidak dimakan. Namun jika kita tangkap dan kita seser ikan kita. Kita akan mendapatkan ikan lele dengan perut yang gendut tapi miskin protein.

Sehingga disimpulkan pemberian azolla dalam bentuk basah kurang baik untuk pertumbuhan,sebaiknya diberikan dalam bentuk kering dengan protein yang tinggi. Namun diberikan ke dalam kolam klinik untuk menampung ikan yang sakit justru bisa sebagai diet yang baik untuk ikan lele. Ikan yang sakit memerlukan hijauan untuk memulihkan pencernaannya. Disinilah peran azolla sebagai pakan ikan yang sedang sakit.

Kesimpulan selanjutnya yaitu pemberian azolla baiknya dilakukan sebelum lele masuk atau perlakuan air kolam ikan selama 3-4 hari. Tujuannya yaitu untuk menetralkan air kolam ikan, menyerap polutan, dan menciptakan pakan alami didalam kolam. Setelah 4 hari dan dirasa air kolam sudah siap, angkat azolla dan pindahkan ke kolam lain, barulah ikan lele kita masukkan ke dalam kolam bekas azolla.

TIPS (dikumpulkan dari berbagai sumber) :

Sebagai pakan, Azolla sebaiknya diberikan kering (contoh kasus untuk lele-randifarm) terutama untuk ikan omnivora, tetapi pada contoh kasus yang lain, ikan herbivora(Gurame, Tawes, dll), ikan lebih menyukai bila azolla diberikan dalam kondisi segar dan itu boleh saja.

Pengeringan Azolla cukup diangin2kan, bila dijemur akan merusak nutrisi sejauh ini pemakaian azolla kering sudah terpakai sebagai campuran pellet dan pakan ternak (terbukti), pada ikan hanya pada ikan lele (data akan diupdate setelah ada info dr praktisi), Mantap Kan (contoh kasus/subyektif) penempatan Azolla di kolam LELE tdk membuat LELE memakan Azolla, malah dimakan saat diberikan terpisah (dicampur pakan biasanya/pelet). Tp kalau di kolam GURAMI, Azolla Tidak Bisa Panjang Umur,karena bisa habis dalam sekejap :)

Penempatan Azolla dalam kolam ikan mampu meningkatkan kualitas air, karena kemampuan Azolla menyerap bahan berbahaya dalam air. AIR SEHAT=IKAN SEHAT=KANTONG SEHAT (Hehe)

Kompos Azolla bisa digunakan sebagai media untuk media cacing lumbricus, dan azolla segarnya bisa untuk pakan. Cacing lumbricus sangat cepat dan mudah dibudidayakan, dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani ikan (dalam bentuk tepung atau hidup).
 
Copyright © 2013. 'Azolla' Fish Farm - All Rights Reserved
Template Created by ThemeXpose